Fakta-fakta Penting di Balik Pertarungan Joe Biden dan Donald Trump dalam Pilpres AS (Bagian 1)

Fakta-fakta Penting di Balik Pertarungan Joe Biden dan Donald Trump dalam Pilpres AS

Naviri Magazine - Joe Biden untuk pertama kalinya unggul atas Donald Trump di Georgia, salah satu dari negara bagian kunci yang tersisa dan menentukan calon yang akan menuju Gedung Putih.

Di Georgia, negara bagian dengan 16 suara elektoral, Biden - menurut badan monitor pemilu dan CNN - unggul dari Trump. Decision Desk menempatkan Biden unggul tipis dengan sekitar 99% persen suara telah dihitung.

Sementara di Pennsylvania (20 suara elektoral), keunggulan besar petahana yang semula sekitar setengah juta, kini hanya lebih dari 18.000.

Sebagian besar dari suara yang masih dihitung adalah suara yang dikirim lewat pos dan sejumlah laporan menyebutkan banyak suara yang memilih Joe Biden.

Biden tetap memegang kunggulan di Nevada (6 suara elektoral) dan Arizona (11 suara elektoral), dan kemenangan di dua negara bagian ini cukup bagi calon dari Partai Demokrat ini untuk mengalahkan petahana dari Partai Republik, Donald Trummp.

Pemilihan presiden di Amerika Serikat ditentukan melalui suara elektoral - dengan masing-masing negara bagian memiliki jumlah elektoral tersendiri berdasarkan jumlah penduduk - dan bukan dari suara pemilih langsung. Calon yang mendapatkan suara terbanyak di satu negara bagian, maka suara elektoral menjadi haknya.

Saat ini Biden memperoleh 253 suara elektoral - hanya kurang 17 suara dari kemenangan - sementara Trump meraih 214 suara.

Di tengah proses penghitungan di sejumlah negara bagian yang masih berlangsung, Dinas Rahasia AS dilaporkan akan meningkatkan pengamanan terhadap Joe Biden mulai Jumat (06/11) untuk mengantisipasi kemungkinan dia mengumumkan klaim kemenangannya, ungkap media AS.

Seperti dilaporkan Washington Post, sejumlah agen intelijen tambahan akan diturunkan setelah tim kampanye Biden mengatakan kepada Dinas Rahasia AS bahwa dia kemungkinan besar akan menyampaikan pidato pentingnya paling cepat Jumat ini.

Kutipan ini didapatkan Washington Post dari orang-orang dari otoritas terkait yang mengetahui rencana tersebut.

Juru bicara Dinas Rahasia AS, Catherine Milhoan menolak berkomentar, dengan mengatakan bahwa badan tersebut tidak membahas pengaturan keamanan terhadap figur-figur senior.

Tim pemenang Joe Biden juga belum berkomentar perihal informasi tersebut.

Apa pernyataan Biden dan Trump terkait proses penghitungan suara?

Sebelumnya, Presiden Donald Trump mencuit 'hentikan penghitungan' dan kembali mengulangi klaim tak berdasar tentang adanya kecurangan suara dan pemilihan.

Tim kampanye Trump menyatakan akan mengajukan gugatan lagi di sejumlah negara bagian penting, namun para pemantau internasional mengatakan tidak ditemukan bukti tuduhan itu.

Sementara, calon presiden dari Demokrat, Joe Biden, tampak mencapai kemajuan di negara-negara bagian penting dalam persaingan menjadi presiden Amerika Serikat.

Joe Biden meminta semua pihak tetap tenang setelah ia mendapat kemajuan di negara-negara bagian penting dalam Pilpres AS.

Sejauh ini gugatan hukum yang dikabulkan adalah di Pennsylvania, dengan menetapkan pengawas pemilihan boleh berdiri lebih dekat dengan titik penghitungan suara.

Namun gugatan di Georgia tentang sekitar 50 kertas suara lewat pos, ditolak oleh otoritas hukum setempat.

Apa klaim tak berdasar adanya kecurangan oleh Trump?

Presiden Trump kembali mengulangi klaim tak terdasar adanya tuduhan kecurangan dalam Pemilu AS. Menurutnya, jajak pendapat media terhadap hasil penghitungan suara yang belum selesai sebagai "politik campur tangan".

Ia menambahkan, "banyak gugatan secara hukum karena betapa tidak adilnya proses ini".

Para pemantau internasional mengatakan tidak ditemukan bukti tuduhan itu dan Twitter memberikan tanda bahwa komentar Trump menyesatkan.

Apa pernyataan Biden agar masyarakat AS bersikap tenang?

Sebelumnya, Joe Biden meminta semua pihak tetap tenang, di tengah adanya kemajuan perolehan suaranya dalam proses penghitungan di sejumlah negara bagian penentu.

Dalam pidato singkat di televisi, kandidat dari Demokrat ini mengatakan, dia 'tidak ragu' bahwa pada akhirnya akan menang. Dia mengatakan bahwa dia dan pasangannya Kamala Harris "tidak ragu" bahwa ketika penghitungan selesai mereka "akan dinyatakan sebagai pemenang".

Seperti apa hasil penghitungan sementara?

Sampai sekitar pukul 13.45, Jumat (06/11), Biden telah meraih 253 suara elektoral, sementara Presiden Trump sebanyak 214 suara elektoral.

Biden mengungguli Trump di Pennsylvania, dan unggul tipis di Arizona serta Nevada. Penghitungan terus berlanjut di lima negara bagian utama Pennsylvania, Nevada, Arizona, Georgia, dan Carolina Utara.

Apa yang terjadi di Wisconsin?

Sementara di Wisconsin, pejabat pemilu paling senior di sana mengatakan tim kampanye Trump belum meminta penghitungan ulang negara bagian kunci ini, berbeda dengan beberapa laporan.

Tapi Meagan Wolfe mengatakan kepada wartawan bahwa ia tidak mengetahui "komunikasi resmi apapun tentang penghitungan ulang".

"Mereka benar-benar tidak dapat mengajukan permintaan sampai setelah kami memiliki surat bersertifikat dari kabupaten," katanya, menambahkan,"Sekarang bukan waktu yang tepat bagi mereka untuk mengajukan."

Wisconsin sebelumnya diproyeksikan untuk Joe Biden dengan selisih tipis.

Kemenangan hanya di Pennsylvania atau dua dari empat negara bagian lainnya yang tersisa seharusnya cukup untuk mengkonfirmasi Biden sebagai presiden terpilih.

Trump harus memenangkan Pennsylvania dan tiga dari empat negara bagian yang tersisa.

Sinta Penyami Storms, pendukung Partai Demokrat di Pennsylvania - negara bagian penting yang masih ditunggu hasilnya - mengatakan optimistis sekaligus cemas.

"Saat ini kita masih nervous, tapi sangat optimis karena surat suara dari pos, yang katanya sekitar satu juta belum dihitung. Jadi untuk saat ini, walau agak gugup, masih sangat optimistis Biden memenangkan pemilihan ini," kata Sinta yang tergabung dalam dewan kepemimpinan AAPI PA Leadership (Asian Americans and Pacific Islanders).

Optimisme itu, menurut Sinta, didasarkan pada saat ikut berkampanye di seputar tempat tinggalnya di luar kota Philadelphia.

"Ini kami lihat saat kampanye, dan orang-orang yang kami ajak ngobrol, cenderung orang-orang yang kita temui lebih cenderung ke Biden," kata seniman tari dan aktivis sosial yang bermukim di Amerika Serikat sejak 1999 itu kepada BBC News Indonesia.

Terkait tuduhan curang yang dilontarkan Trump saat menyatakan kemenangan, Sinta mengatakan, "Itu klaimnya dia aja. Karena, menurut saya sih, dia suka memecah belah."

Emmanuel Tandean, pendeta di gereja New Life Praise Centre, Philadelphia, juga merasa cemas. Pendukung Trump ini mengatakan mengikuti hasil pemilihan sejak malam sampai pagi.

"Ya, sempat nervous, optimis dan kembali nervous ... karena masih tidak jelas," kata pendeta yang tiba di Amerika pada 1999 itu kepada BBC News Indonesia.

"Saya menilai Trump karena program yang sangat jelas, lebih baik untuk Amerika sesuai nilai moral, juga baik untuk ekonomi, dan aspek-aspek lain. Selain itu, banyak yang Presiden Trump lakukan bagi Amerika," kata Emmanuel tanpa merinci lebih lanjut.

Baca lanjutannya: Fakta-fakta Penting di Balik Pertarungan Joe Biden dan Donald Trump dalam Pilpres AS (Bagian 2)

Related

News 6333581686701514588

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item