Mengenal GERD, Penyebab, dan yang Perlu Dilakukan untuk Mengatasinya

Naviri Magazine - GERD atau gastroesophageal reflux disease atau penyakit asam lambung merupakan kondisi dimana asam lambung naik hingga ke kerongkongan, dikarenakan kelemahan pada otot sphincter esophagus bawah. 

Otot ini melingkari jalan masuk ke lambung dari kerongkongan, dan berfungsi sebagai pintu masuk. Ketika ada makanan masuk, maka otot ini akan berelaksasi sehingga makanan dapat masuk ke lambung, dan setelahnya akan berkontraksi untuk mencegah naiknya asam lambung.

Penyebab pasti kelemahan pada otot ini tidak diketahui dengan jelas, namun terdapat beberapa faktor resiko, seperti kondisi kelebihan berat badan atau obesitas. Pada orang-orang dengan berat badan berlebih, tekanan di dalam lambung lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang berberat badan normal, sehingga hal ini beresiko melemahkan otot spinchter esophagus bawah. 

Selain itu juga kebiasaan mengonsumsi makanan berlemak, dimana makanan ini butuh waktu lebih lama untuk dicerna sehingga resiko naiknya asam lambung meningkat. 

Faktor resiko berikutnya adalah kebiasaan mengkonsumsi kopi, cokelat, alkohol, dimana makanan ini dapat melemahkan kondisi otot sehingga beresiko terjadinya kenaikan pada asam lambung. Serta faktor lainnya seperti kehamilan, konsumsi obat-obatan tertentu, dll.

Gejala paling umum yang dialami penderita GERD adalah adanya refluks/kembalinya asam lambung ke kerongkongan, sehingga menyebabkan sensasi asam dan pahit di mulut. 

Selain itu juga ada sensasi rasa terbakar di dada maupun nyeri ulu hati akibat dari naiknya asam lambung ke kerongkongan. Beberapa gejala lainnya juga dapat terjadi seperti batuk kering berkepanjangan, suara parau, sakit dada, sulit dan nyeri saat menelan, kembung, sendawa, bau nafas tidak enak, dll.

Pengobatan pada GERD terdiri dari beberapa macam, mulai dari penanganan pada kondisi pribadi masing-masing penderita, obat-obatan, maupun tindakan operatif apabila kondisi sudah memberat.

Penanganan kondisi yang dapat dilakukan oleh diri-sendiri seperti menghindari faktor-faktor resiko di atas, mengurangi konsumsi makanan berlemak, cokelat, kopi, alkohol dan kebiasaan merokok, mengurangi berat badan, menghindari stres, makan dengan porsi kecil tapi lebih sering, tidak langsung berbaring setelah makan, tidur dengan bantal lebih tinggi untuk mencegah naiknya asam lambung, dll. 

Terdapat beberapa makanan yang disarankan dikonsumsi penderita penyakit asam lambung.

Pengobatan pada GERD pun ada beberapa macam untuk meredakan asam lambung, contohnya antasida untuk menetralisir asam lambung, alginat berfungsi untuk memproteksi dinding perut dari iritasi asam lambung berlebih, penghambat reseptor H2 (H2RA) berfungsi untuk mengurangi produksi asam lambung dengan menghambat efek histamin, penghambat pompa proton (PPI) berfungsi mengurangi produksi asam lambung dalam perut, serta prokinetik yang berfungsi untuk mempercepat proses pengosongan lambung.

Waktu yang dibutuhkan untuk kesembuhan pada masing-masing orang dapat berbeda-beda, karena hal ini bergantung pada kondisi kesehatan masing-masing orang, kebiasaan yang dilakukan selama ini, kepatuhan terhadap pengobatan dan penanganan yang diberikan, serta tingkat keparahan dari kondisi GERD itu sendiri. 

Apabila kondisi asam lambung stabil dan terkontrol setelah menjalani pengobatan dan perawatan, maka keluhan yang dirasakan juga dapat berkurang. Untuk mengetahui kondisi anda lebih jauh, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter penyakit dalam. 

Dokter akan melakukan serangkaian wawancara medis, pemeriksaan fisik dan penunjang yang dapat mengetahui kondisi kesehatan anda dengan lebih tepat. Selain itu, apabila anda telah menjalani pengobatan, ada baiknya untuk melakukan kontrol rutin untuk mengetahui perkembangan kondisi terakhir dan membantu dalam perawatan penyakit yang anda alami.