Pengamat: Yang Ingin Lihat Mahfud MD Didepak Jokowi, Silakan Gigit Jari

Naviri Magazine - Usai serentetan kasus kerumunan Habib Rizieq Shihab, banyak pihak menilai itu adalah tanggung jawab Menko Polhukam.

Itu didasarkan para pernyataan Mahfud MD yang dinilai memberikan ‘restu’ penjemputan Riziq Shihab di Bandara Soekarno-Hatta.

Hal itu pula yang kemudian memicu kerumunan-kerumunan yang lain hingga berujung pada proses hukum di kepolisian.

Banyak pihak lantas mengait-ngaitkan Mahfud MD dengan isu perombaka Kabinet Indonesia Maju.

Akan tetapi, pengamat politik Dedu Kurnia Syah menilai, posisi mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu memiliki hubungan cukup kuat dengan Jokowi.

“Relasi politik Jokowi dan Mahfud MD cukup kuat, sulit memperkirakan pemberhentian Mahfud,” ujarnya.

“Tetapi untuk dirotasi di kementerian lain, mungkin saja,” sambung Dedi.

Hanya saja, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) ini berpendapat, Mahfud sejatinya tidak terlalu signifikan menduduki kursi Menko Polhukam.

Stabilitas hukum dan politik nasional yang seharusnya dijaga, nyatanya tak berjalan dengan baik di bawah kepemimpinan Mahfud MD.

Pro kontra justru mencuat di satu tahun pemerintahan Jokowi-Maruf.

 

“Bahkan sepanjang tahun, kegaduhan politik dan hukum terus berlangsung,” kata dia.

Pendapat senada juga disampaikan pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio.

Menurutnya, Guru Besar Hukum Tata Negara UII itu memiliki banyak kelebihan dan hal positif selama menjabat sebagai Menko Polhukam.

“Kalau terkait statemennya Pak Mahfud, enggak cuman itu juga apa namanya kehebohan, kelebihannya kan ada juga. Hal yang bagus yang dikerjakan oleh Pak Mahfud,” terangnya.

Karena itu, Hensat meyakini, tokoh asal Pamekasan, Madura itu tidak akan terdepak dari Kabinet Indonesia Maju.

“Jadi menurut saya, kalaupun ada pergeseran ya mungkin dia digeser,” tandasnya.