Panduan Mudah Memahami Vaksin Covid-19, Fungsi, dan Cara Kerjanya


Naviri Magazine - Vaksin adalah cairan berisi zat yang bisa membuat manusia penerimanya kebal terhadap satu penyakit tertentu. Konsepnya lumayan seru. Cairan vaksin berisi virus yang sudah dilemahkan lewat proses rekayasa genetika para ilmuwan. 

Gara-gara lebih lemah dari virus berkekuatan asli, saat vaksin berisi virus ini dimasukkan ke tubuh, sel imun manusia lebih berpeluang menang saat melakukan perlawanan. Kemenangan sel imun melawan virus lemah dalam vaksin akan menghasilkan apa yang dinamakan antibodi. 

Nah, dengan sudah terbentuknya antibodi, kalau ada virus berkekuatan penuh tiba-tiba masuk badan tanpa diundang di masa depan, tubuh bervaksin berpotensi lebih siap menghadapinya agar tidak menimbulkan efek fatal.

Ada beberapa metode tepercaya yang mampu membuat virus ini “lemah” dan aman dimasukkan ke tubuh. Misalnya, ilmuwan mencabut bagian genetik tertentu sehingga virus cuma berbentuk cangkang tanpa isi. 


Contoh lain, ilmuwan justru memasukkan bagian genetiknya, disebut messenger-RNA (m-RNA), tanpa cangkang. Cara ini dipakai perusahaan vaksin Pfizer dan Moderna. Intinya, ada beberapa rekayasa genetika yang bisa dilakukan dan terbukti aman.

Berarti berkat vaksin, Covid-19 akan segera enyah dari dunia ini?

Pertama, ada konsep bagus bikinan virolog Australia Ian M. Mackay bernama “The Swiss Cheese Model of Pandemic Defense” untuk melihat peran vaksin dalam pandemi. Dia mengibaratkan perlindungan melawan wabah sebagai lapisan keju. Tiap lapis berfungsi melindungi, namun pasti ada bolongnya. 

Nah, vaksin itu ada di urutan terakhir alias prioritas paling bungsu. Sebelum efektif menggunakan vaksin, ada langkah perlindungan penting lain yang sudah biasa kita kenal dengan singkatan 3T (tracing, testing, treatment) dan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak). Ini harus diterapkan.

Kedua, mengingat vaksin adalah langkah awal dari cita-cita mewujudkan kekebalan kelompok atau herd immunity, secara teori dibutuhkan minimal 70 persen orang divaksinasi untuk sampai ke sana. 

Dalam kasus Indonesia, ini berarti 181 juta jiwa. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sendiri bilang  angka segitu baru bisa kita capai paling cepat Maret 2022. Ini versi optimistis penuh harapan, mengingat banyak tantangan vaksinasi menanti giliran muncul di publik.

Epidemiolog dan juru wabah Pandu Riono malah memperkirakan kekebalan populasi tidak akan tercapai tiga sampai empat tahun lagi. 

“Untuk mencapai tahapan itu [kekebalan populasi], kita tidak mungkin mendapatkan vaksin yang cukup dalam satu waktu. Kedua, kita juga akan mengalami kesulitan menjangkau populasi-populasi yang remote [terpencil], yang jauh dari pelayanan kesehatan. Ketiga adalah masalah kemungkinan adanya penduduk yang menolak untuk divaksinasi,” kata Pandu.

Kapan saya bisa divaksinasi dan gimana prosesnya?

Karena keterbatasan kuota, maka harus dibagi-bagi jatahnya. Kalau kamu termasuk tenaga kesehatan, kamu akan divaksinasi di gelombang pertama mulai hari ini sampai April. Kalau kamu petugas pelayanan publik macam polisi, guru, atau penjaga karcis bioskop, kamu akan divaksinasi setelah seluruh nakes. 

Di urutan selanjutnya, ada masyarakat umum berusia 18-59 tahun yang tinggal di zona merah pandemi. Baru setelah itu masyarakat umum yang tak termasuk semua kategori tadi.

Rencananya, pemerintah akan mengirimkan SMS kepada mereka yang sudah dapat giliran. Oh ya, beberapa daerah di Indonesia juga diberitakan sudah mendata warganya yang akan menerima vaksin.

Nah, kalau kamu sudah dapat giliran, silakan datang di posko vaksinasi. Nanti, kamu akan disuntik vaksin dua kali dengan rentang waktu dua minggu antara suntikan pertama dan kedua. 

Pasti kamu bertanya-tanya kan mengapa dua kali? Kalau kata Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain LIPI Wien Kusharyoto sih biar tubuh kita ingat dan lebih familier sama virusnya. 

“Suntikan pertama untuk memicu respons kekebalan awal terhadap vaksin yang diberikan. Suntikan kedua dapat meningkatkan kekuatan respons imun yang sebelumnya sudah terbentuk,” kata Wien.

Saya hamil, apakah boleh menerima vaksin?

Sampai saat ini belum ada penelitian efek vaksin Covid-19 pada ibu hamil. Alasannya simpel, peneliti tak berani coba-coba ke bumil. Menyuntikkan vaksin pada perempuan mengandung dianggap terlalu berisiko untuk kesehatan ibu dan janin. 

Jadi, disarankan banget ibu hamil untuk tidak menyentuh vaksin dulu. Hal sama berlaku juga untuk anak-anak. Ada gosip, vaksin dengan keampuhan segala umur baru akan hadir pada akhir 2021, tapi kita sebaiknya tak berharap pada kabar burung.

Adakah efek samping vaksin?

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) udah mengumumkan hasil uji klinis dan menyebut efek samping yang ditimbulkan berupa penyakit ringan-sedang. 

Nyeri, iritasi, kemerahan, pembengkakan, kelelahan, dan demam adalah beberapa di antaranya. Kepala BPOM Penny K. Lukito meyakinkan masyarakat bahwa efek samping CoronaVac tidak berbahaya dan bisa dipulihkan.

Related

Health 4722567024943759219

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item