UNPAD Ungkap Proses Uji Klinis Vaksin Sinovac Ternyata Belum Selesai


Naviri Magazine - Ketua Tim Riset Uji Klinis Covid-19 Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Kusnandi Ruswid mengungkap proses uji klinis vaksin Covid-19 buatan China, Sinovac.

Ia mengatakan uji klinis fase ketiga yang dilakukan pihaknya sebenarnya belum selesai. 

Tim masih harus menganalisis perkembangan hingga enam bulan setelah vaksinasi terakhir dilakukan terhadap relawan.

"Sebelum penelitian diambil darah, kemudian disuntik dua kali dengan vaksin ini. Setelah disuntik 14 hari ambil darah, tiga bulan ambil darah dan 6 bulan ambil darah," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan.

"Yang belum kami lakukan pemantauan setelah 6 bulan. Yang 3 bulan setelah penyuntikan sudah selesai," tambahnya.

Pemantauan saat ini baru sampai pada pemeriksaan tiga bulan pasca-vaksinasi. 

Dari tahap ini ditemukan 25 relawan positif Covid-19, di mana 18 orang adalah penerima plasebo dan 7 orang penerima vaksin.

Plasebo adalah vaksin kosong berisi cairan garam. Cairan itu diberikan kepada relawan untuk mengukur efektivitas dan efikasi vaksin.

Kusnadi menjelaskan ada 810 relawan yang mendapat vaksin dan 810 relawan lain mendapat plasebo. 

Lalu, angka efikasi diambil dengan membandingkan jumlah peserta yang sakit dibanding keseluruhan relawan.

"Kemudian dibagi 18 [relawan plasebo yang positif Covid-19] dibagi 810. Kemudian yang divaksin 7 [relawan positif Covid-19] dibagi 810. Itu nanti dibandingkan, hasil perbandingannya itu adalah 65,3 persen," tuturnya.

Ia pun menilai perolehan angka tersebut mengartikan vaksin bisa mencegah penyebaran Covid-19 di kalangan masyarakat. Meskipun ada relawan yang didapati positif.

Menurut hasil penelitian sementara, pihaknya mendapati perbedaan antibodi yang signifikan dari relawan yang menerima vaksin dan plasebo. Ia mengatakan ini artinya vaksin efektif menciptakan antibodi.

Namun begitu, Kusnadi mengaku ini merupakan kali pertama Indonesia memakai vaksin yang belum menyelesaikan tahap uji klinis. Namun ia menegaskan itu diperbolehkan melalui emergency use authorization (EUA).

"EUA itu penelitian belum selesai. Tapi dia harus lebih dua bulan dari injeksi terakhir. Nah, telah kami lakukan itu. Sehingga Badan POM keluarkan EUA," tambah dia.

Sejumlah daerah telah melakukan vaksinasi Covid-19 menggunakan vaksin Sinovac asal China. Dosis pertama vaksin itu juga sudah diterima Presiden Joko Widodo pada Rabu (13/1). 

Related

News 5414297944350034697

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item