Cara Berinternet Gratis dengan Bantuan Wajan Penggorengan (Bagian 2)


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Cara Berinternet Gratis dengan Bantuan Wajan Penggorengan - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Sehingga, bila contohnya diameter wajan 40 cm dan kedalaman wajan 7 cm, maka titik fokusnya adalah 14,28 cm. Ingat, kita bekerja pada bidang teknis yang memerlukan ketelitian. Dua angka di belakang koma masih sangat berarti.

Catat hasil perhitungan Anda, ini nantinya kita gunakan sebagai acuan untuk titik masuk gelombang di paralon. Di bagian titik fokus itu, paralon mulai kita lapisi alumunium foil. Tapi itu urusan berikut. Pokoknya kita siapkan wajan.

Sekarang, lubangi bagian tengah (usahakan benar-benar tepat di tengah; triknya letakkan kelereng dalam wajan, di sanalah titik tengahnya). Bautkan dengan tutup paralon. Ingatlah bahwa titik dasarnya tetap diukur di wajan, bukan dari dasar pralon.

Kalau perlu, wajan Anda lubangi sehingga tidak goyah ditiup angin. Ini tidak mengurangi tangkapan gelombang. Kalau mau terlihat cantik juga bisa dicat.

Bila sudah, kita lanjut ke bagian paralon.

2. Mempersiapkan bagian Tabung Sensitif Antena

Ini adalah bagian terpenting dari antena wajan, perlu Anda kerjakan dengan teliti, dan di sinilah nanti kemungkinan kegagalan Anda.

Bagian ini nanti kita isi dengan USB WLAN. Secara teoritis, Anda perlu berhitung kembali untuk menentukan di mana persisnya kita harus menentukan letak USB WLAN. Karena gelombang yang dipantulkan wajan akan dikumpulkan di dalam tabung, dan ditangkap oleh USB WLAN pada jarak tertentu.

Sebagai Tabel Pembanding, Anda bisa memakai tabel berikut.

D (mm): L (mm)
76: 96.177
77: 86.819
78: 79.989
79: 74.738
80: 70.551
81: 67.117
82: 64.243
83: 61.794
84: 59.679
85: 57.832
86: 56.202
87: 54.752
88: 53.453
89: 52.281
90: 51.219
91: 50.25
92: 49.364
93: 48.549
94: 47.797
95: 47.101
96: 46.455
97: 45.853
98: 45.292
99: 44.767

D = diameter tabung paralon (diameter paralon kita adalah 3 inci = 90 mm)

L = jarak antara tutup tabung paralon di atas dengan penempatan USB WLAN.

Sehingga bila 90 mm atau 9 cm, jaraknya 51,219 mm atau 5 cm.

Dengan menggunakan perhitungan di atas, lubangi paralonnya di jarak tersebut, untuk memasukkan USB WLAN sehingga hanya ujung koneksi USB yang terlihat di luar.

Ganjal USB WLAN dengan busa atau gabus, sehingga tepat berdiri tegak lurus di dalam tabung dan tidak bergerak lagi.

Tutup paralon yang satunya, yang hendak kita tutupkan di tabung paralon, dan lapisi alumunium foil pada bagian dalamnya. Kemudian tutuplah tabung paralon.

Sekarang kita lapisi bagian luar tabung paralon dengan alumunium foil. Ingat, bukan semua bagian tabung, hanya 2/3 bagian tabung dari tutup atas, 1/3 bagian bawah tidak ditutup. 

Berapa panjang bagian dari tutup atas yang kita lapisi alumunium foil? Ingatlah panjang titik fokus wajan. Panjang tabung dikurangi panjang titik fokus, hasilnya itulah panjang bagian yang dilapisi

Ini ada tambahan persyaratan: Ingat, panjang lapisan alumunium foil minimal 3 kali panjang jarak perletakan USB WLAN. Sehingga bila jarak letak USB WLAN Anda 5,1219 cm, maka jarak minimal yang dilapisi adalah 15,366 cm. Bila jarak itu kurang dengan jarak titik fokus, maka artinya wajan Anda terlalu kecil. Makanya, wajan minimal 40 cm, dan jangan terlalu dalam cekungannya.

Setelah itu, jadikan satu bagian sensitif tabung dengan wajan, yang sudah terpasang tutup bagian bawahnya. 

3. Urusan perkabelan

Sekarang kita akan menyambung kabel USB dan UTP, sehingga antena wajan bisa kita pasang di atas genteng. Putuskan kabel USB sehingga menjadi 2 bagian, dan sambung dengan kabel UTP.

Ingatlah aturan nomer 3 di atas, semakin panjang kabel Anda maka risiko hilangnya sinyal dalam perjalanan dari antena ke komputer juga semakin besar. Sehingga lebih baik untuk amannya Anda beli USB active extention cable, bila Anda mengulur kabel lebih dari 10 meter.

Sekarang urusan kabel sudah siap. Berlanjut ke tahap pencarian sinyal terbaik di komputer.

4. Pencarian sinyal

Ingatlah aturan nomer satu, bahwa kita harus bebas hambatan atau istilah teknisnya LOS (Line of Sight), benar-benar tidak terhalang untuk kesempurnaan tangkapan sinyal. Maka dari itu, masuk akal juga bila orang-orang desa pasang antena TV-nya tinggi-tinggi pakai galah bambu. Gunakan kompas Anda untuk benar-benar menentukan arah hotspot secara tepat.

Agar Anda mengetahui kekuatan sinyal dengan baik, Anda bisa menggunakan software pencari sinyal wifi, seperti netTumbler atau Vistumbler. 

Selanjutnya adalah kegigihan Anda untuk mencari sinyal terbaik. Dan bila Anda gagal, maka pikirkanlah, bagian mana yang salah. Sekali lagi, ilmu itu absolut, dan kesalahan ada pada diri Anda dan alat Anda, bukan pada ilmunya. 

Serta ingatlah bahwa antena ini hanya menangkap sinyal dalam jurusan 90 derajat, bukan 360 derajat seperti pada wifi laptop. Sehingga hotspot di belakang, kanan, dan kiri, antena Anda tidak akan ikut terlacak. Jadi, Anda perlu memutar-mutar antena Anda untuk mencari hotspot terbaik, bila ada hotspot lebih dari 1 di sekeliling rumah Anda.

Semoga sukses, dan selamat berinternet gratis!

Related

Tips 500232956200822526

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item