Panduan Mengatur Pengeluaran Bulanan dan Mempersiapkan Masa Depan

Naviri Magazine - Memang, setiap orang memiliki pendapatan dan pengeluaran bulanannya sendiri-sendiri, yang berbeda dengan orang lain, tergantung berapa banyak penghasilan yang ia dapatkan dan tergantung gaya hidup seperti apa yang ia jalani, yang konsekuensinya adalah berapa jumlah pengeluaran setiap bulannya yang harus ia bayar.

Karenanya, tidak ada patokan yang pasti tentang berapa nominal yang harus digunakan untuk belanja, berapa nominal yang harus digunakan untuk menabung atau investasi, dan juga berapa nominal yang harus dianggarkan sebagai biaya lain-lain. 

Karena semuanya terpulang kembali pada individu masing-masing menyangkut berapa yang ia hasilkan, berapa yang ia gunakan, dan berapa yang bisa ia sisakan.

Ada orang-orang yang memiliki penghasilan kecil dan juga kebutuhan bulanan yang kecil, ada pula orang-orang yang memiliki penghasilan bulanan yang besar namun juga mempunyai tingkat pengeluaran yang sama besarnya. 

Namun ada juga orang-orang tertentu yang memiliki penghasilan yang kecil tetapi membutuhkan anggaran pengeluaran yang besar, dan orang-orang semacam ini pun seringkali menyandarkan kebutuhannya pada hutang—dan yang biasanya terjadi dari hal ini adalah sesuatu yang kemudian disebut sebagai ‘gali lubang tutup lubang’.

Memang idealnya kita memiliki pendapatan yang besar namun memiliki kebutuhan pengeluaran yang lebih kecil dari jumlah pendapatan yang kita hasilkan. Namun tentunya tidak setiap orang dapat mengalami hal semacam itu.

Yang sering terjadi adalah, ketika seseorang memiliki penghasilan yang kecil, ia mungkin bisa menjalani hidupnya dengan pengeluaran yang sama kecilnya. Namun ketika ia mulai memperoleh penghasilan yang lebih besar, maka ia pun kemudian menjalani hidup yang juga membutuhkan pengeluaran yang sama besarnya. 

Mungkin ketika masih memiliki gaji pas-pasan orang tak berpikir macam-macam. Namun ketika jumlah gaji atau penghasilan menjadi lebih besar atau semakin besar, maka jumlah kebutuhan dan keinginan pun jadi beragam dan bermacam-macam.

Ketika gaji masih kecil, mungkin yang ada dalam pikiran kita pada umumnya hanyalah kebutuhan sehari-hari yang kita perlukan dalam satu bulan, membayar tagihan rutin seperti listrik, telepon dan air, membayar biaya transport seperti servis kendaraan dan bahan bakar setiap bulan, dan hal-hal lain semacamnya. 

Namun ketika jumlah gaji atau penghasilan yang kita peroleh menjadi lebih besar, maka sepertinya jumlah kebutuhan kita pun jadi ikut meningkat. Kita jadi mulai berpikir tentang kendaraan baru, kredit rumah, investasi, asuransi dan hal-hal lainnya yang mungkin belum terpikirkan ketika jumlah gaji atau penghasilan kita masih kecil.

Yang perlu dicermati dalam hal ini adalah bahwa sebanyak apapun jumlah kebutuhan atau keinginan yang sekiranya dapat kita pikirkan, tetaplah sandarkan itu pada jumlah penghasilan yang bisa kita dapatkan. 

Artinya, kalau jumlah penghasilan total kita dalam satu bulan adalah sebesar Rp. 8 juta, misalnya, maka hindari untuk menumbuhkan kebutuhan atau keinginan di atas angka itu.

Bagaimana aman secara finansial

Kebutuhan bulanan itu seringkali tidak hanya sekedar kebutuhan-kebutuhan pokok semisal biaya hidup sehari-hari, namun juga ada kalanya kebutuhan untuk merasa aman secara finansial, sehingga kita pun membutuhkan anggaran tersendiri untuk menabung atau juga memiliki suatu program asuransi kesehatan yang dapat menjamin biaya apabila sewaktu-waktu kita mengalami sakit (khususnya apabila di tempat kerja kita tidak menyediakan asuransi kesehatan semacam itu).

Kalau kita memang membutuhkan jaminan asuransi semacam itu, maka kita bisa menyesuaikannya dengan jumlah penghasilan yang kita peroleh dan berapa pengeluaran rutin yang biasanya kita keluarkan. 

Kalau memang kita hanya dapat menyisakan jumlah yang kecil dari total penghasilan kita dalam setiap bulannya, kita bisa memilih jenis asuransi yang menetapkan jumlah premi yang kecil.

Ingat, ini adalah jenis asuransi yang memang kita pilih untuk kebutuhan jaminan atas kesehatan kita, dan bukan jenis asuransi yang juga kita harapkan sebagai bagian investasi. 

Karenanya, kalau memang penghasilan kita tidak memungkinkan untuk memiliki sebuah asuransi plus investasi namun kita tetap menginginkan adanya jaminan atas kesehatan kita dengan sebuah program asuransi, maka kita bisa memilih asuransi yang murni.

Setidaknya saat ini ada dua jenis asuransi, yaitu asuransi yang memberikan pengembalian uang (bisa disebut asuransi plus investasi), dan asuransi yang tidak memberikan pengembalian uang (bisa disebut asuransi murni). 

Perbedaannya yang paling mencolok adalah jumlah premi yang harus kita bayarkan dalam setiap bulannya. Asuransi yang memberikan jaminan pengembalian uang biasanya menetapkan jumlah premi yang besar atau cukup besar yang harus kita bayar, sedangkan asuransi yang murni (yang tidak memberikan jaminan pengembalian uang) biasanya menetapkan jumlah angsuran premi yang kecil atau cukup kecil.

Kalau memang tujuan kita dalam hal ini adalah sebatas memiliki asuransi kesehatan yang dapat menjamin biaya sewaktu-waktu ketika kita jatuh sakit, maka pilihlah asuransi yang murni. Tidak perlu memikirkan tentang perasaan rugi jika nantinya tidak ada klaim, karena hal itu tentu saja wajar dalam sebuah program asuransi. Yang penting kita merasa aman dengan adanya jaminan dari asuransi tadi, dan tidak perlu membayar biaya premi yang mahal atau berjumlah besar.

Namun kalau kita memang menginginkan asuransi yang juga bersifat investasi, maka kita tentu saja bisa memilih jenis asuransi yang semacam itu. Hanya saja dengan catatan bahwa kita memiliki tingkat penghasilan yang mencukupi untuk tujuan itu. Karena jika kita terlalu memaksakan diri dalam hal ini, dan tidak terlalu yakin dengan yang kita pilih tersebut, yang seringkali terjadi malah kerepotan. 

Karena berbeda halnya dengan investasi dalam bentuk tabungan yang dapat disetor kapan pun kita mau, investasi dalam bentuk asuransi biasanya mewajibkan kita untuk menyetor secara rutin setiap bulannya, baik premi maupun investasinya.