Sejarah dan Asal Usul Uang hingga Digunakan Manusia Sedunia (Bagian 1)


Naviri Magazine - Bagaimana manusia menciptakan konsep uang? Mengapa bentuk fisik uang di berbagai peradaban bisa berbeda-beda? Mengapa uang menjadi alat tukar yang mendunia? 

Uang memang memiliki peran yang sangat besar dalam hampir semua aspek kehidupan manusia, terutama pada peradaban dunia modern. Rasanya tidak terlalu berlebihan kalau uang memiliki kekuatan lebih dari sekadar alat tukar nilai. Dalam bermasyarakat, uang seringkali menjadi indikator status sosial, kekuasaan, dan juga simbol kekayaan. 

Itulah sebabnya manusia berlomba-lomba mencari uang sebanyak-banyaknya dan bermimpi mencapai kebebasan finansial. Uang menjadi sedemikian besar kekuatannya, hingga merasuk menjadi tujuan hidup manusia yang tidak jarang ditanamkan sejak dini pada pelajar.

Sejak kapan manusia begitu bergantung dengan uang? Apa yang melatarbelakangi konsep uang, sampai tiba-tiba saja (hampir) semua orang di dunia bersepakat menerapkan konsep uang? Jangan-jangan kehidupan manusia bisa jadi lebih baik tanpa mengenal uang? Apakah ada alternatif konsep lain selain uang untuk menjembatani transaksi nilai ekonomi?

Jauh sebelum manusia memahami konsep uang, kita akan mundur agak jauh pada periode yang disebut ‘hunter & gatherer‘ (70.000 – 12.000 tahun yang lalu). Dalam periode ini, manusia tak kenal uang. Setiap kelompok manusia berupaya memenuhi semua kebutuhan dasarnya dengan cara berburu (hunting) dan mengumpulkan hasil alam (gathering). 

Hasil buruan dan mengumpulkan hasil alam itu digunakan sebagai bahan makanan, pakaian, senjata, tanaman obat, bahan membuat rumah, dan sebagainya. Selama puluhan ribu tahun, manusia menjalani kehidupan secara berkelompok seperti itu… hingga lambat-laun otak manusia mengalami perkembangan. Proses ini dinamakan revolusi kognisi.

Yuval Harari berpendapat bahwa yang membedakan manusia dengan binatang adalah kemampuan manusia untuk bisa berimajinasi. Manusia adalah satu-satunya makhluk hidup yang bisa berimajinasi dan berkomunikasi tentang suatu gagasan abstrak di luar realita konkrit. 

Pada intinya, kemampuan yang tinggi pada manusia untuk berpikir abstrak meningkatkan kemampuan interaksi antar individu secara kompleks. 

Para ahli antropologi dan sejarah percaya bahwa kemampuan manusia untuk bisa berpikir abstrak inilah yang menyebabkan manusia sanggup menciptakan imajinasi dan melahirkan gagasan kolektif, contohnya seperti konsep hirarki kekuasaan, ideologi politik, perkembangan budaya, konsep negara, koalisi kelompok, dan yang paling sukses dari semuanya adalah konsep uang.

Lahirnya Sistem Barter dan Kelemahannya

Cara barter atau bertukar barang merupakan sistem pertukaran nilai ekonomi yang paling kuno, hasil gagasan abstrak buatan imajinasi manusia. Sistem barter telah diterapkan selama ribuan tahun dalam periode hunter and gatherer (70.000 – 12.000 tahun lalu) sampai periode revolusi agrikultur (12.000 – 5.000 tahun lalu). 

Kemungkinan besar, setiap kelompok manusia di berbagai belahan dunia menciptakan gagasan pertukaran barang ini secara intuitif sebagai bentuk interaksi sosial dan kepraktisan dalam pemenuhan kebutuhan. Itulah sebabnya, para ilmuwan cukup sulit menelusuri sejarah perkembangan awal dari sistem barter ini.

Dalam sistem barter, segala hal ditentukan berdasarkan negosiasi dan kesepakatan bersama. Tapi kenapa manusia sepertinya kurang puas dengan gagasan barter ini? Mengapa manusia perlu beralih dari sistem barter menjadi sistem uang? Apa yang memicu hal tersebut dan mengapa bentuk solusinya haruslah bentuk uang?

Sistem barter yang awalnya terkesan praktis, sebetulnya memiliki banyak kelemahan, terutama jika masyarakat dalam sebuah kelompok semakin besar jumlahnya, dan masing-masing sudah memiliki spesialisasi tersendiri.

Selain itu, perbedaan standar kualitas dari barang yang sama juga menjadi kelemahan dari sistem barter. Karena tentu petani yang menghasilkan kualitas gandum yang bagus tak mau disamakan dengan petani dengan kualitas beras yang jelek. 

Di situlah muncul masalah pertama dalam dunia ekonomi, yaitu fluktuasi barter-rate yang berbeda-beda antar kelompok masyarakat, tergantung persepsi masyarakat terhadap kualitas produk yang dimiliki masing-masing pihak.

Beberapa kelompok masyarakat mencoba mencari solusi dari permasalahan ekonomi pertama di dunia ini dengan membuat “pasar”, yaitu suatu tempat barter yang terpusat pada satu tempat. Dengan terpusat pada satu tempat, diharapkan perbandingan nilai antar produk yang sama bisa diredam. Tapi ternyata hal ini belum cukup meredam ketimpangan barter-rate antar kelompok yang terpisah.

Ada juga yang membuat gagasan untuk bikin penampungan semua jenis produk, untuk kemudian dikelola dan didistribusikan kepada pihak yang membutuhkan. Gagasan ini sempat akan diterapkan lagi pada zaman modern, contoh yang paling dikenal adalah percobaan sistem ekonomi oleh Uni Soviet.

Baca lanjutannya: Sejarah dan Asal Usul Uang hingga Digunakan Manusia Sedunia (Bagian 2)

Related

Money 3679258681988710323

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item