Seperti Apa Bau Bulan? Ini Penjelasan Astronot yang Pernah ke Sana


Naviri Magazine - Bulan tersembunyi di ruang vakum selama miliaran tahun, tak punya atmosfer, dan dibombardir meteor sejak penciptaannya. Kita telah mengirim astronot ke sana dan tentunya mereka telah mencium bau Bulan. Lantas, seperti apakah bau bulan?

Astronot menggambarkan bau Bulan sebagai “bubuk mesiu yang tandas terbakar.“ 

Padahal, mereka tidak sengaja mencoba “mengendus” Bulan. Debu bulan sangat halus dan kering. Para astronot mengeluh bahwa debu Bulan menempeli segala sesuatu. Akibatnya, mereka membawa banyak debu Bulan dan partikel ke pendarat, seusai melakukan moonwalk. Hal ini mengakibatkan kasus pertama dalam sejarah: demam luar angkasa. 

Bertahun-tahun kemudian setelah misi, astronot Apollo 17, Jack Schmitt, mengingat, "Ketika saya mencopot helm setelah EVA pertama, saya mendapatkan reaksi signifikan terhadap debu. Sinus dan rongga hidung saya bengkak. " 

Setelah beberapa jam, gejala mereda. "Gejala terjadi lagi setelah EVA kedua dan ketiga, namun dengan tingkat yang jauh lebih rendah. Saya pikir, saya sedang mengembangkan beberapa kekebalan untuk itu," katanya.

Debu Bulan dan mesiu jelas bukan hal yang sama. Mesiu mengandung bahan kimia dan molekul organik yang tidak ditemukan di Bulan. Hampir setengah dari material pembentuk tanah Bulan adalah silicon dioxide glass yang tercipta ketika meteor memukul Bulan. Debu Bulan kaya kalsium, besi dan magnesium, yang terikat dalam mineral, seperti olivin dan piroksen.

Jadi, mengapa berbau seperti mesiu terbakar? Tidak ada yang tahu persis. Ada beberapa teori. Namun, astronot ISS, Don Pettit, menawarkan satu kemungkinan: "Bayangkan diri di padang pasir di bumi," katanya. "Apa yang Anda baui? Tidak ada, sampai hujan datang. Udara tiba-tiba diisi dengan wewangian, aroma turf."

Air yang dari tanah membawa molekul dan bau ke hidung.

"Bulan bagaikan gurun pasir 4 miliar tahun," katanya. "Sangat kering. Ketika debu Bulan melakukan kontak dengan udara lembap dalam modul lunar, Anda akan mendapatkan efek 'hujan padang pasir' dan beberapa aroma yang menarik."

Gary Lofgren memiliki teori serupa. "Gas-gas yang 'menguap' dari debu Bulan mungkin berasal dari angin matahari." Tidak seperti Bumi, ia menjelaskan, "bulan terkena angin panas hidrogen, helium, dan ion lainnya yang ditiupkan matahari. Ion-ion tersebut menghantam permukaan Bulan dan terjebak dalam debu."

Namun, kemungkinan lain adalah debu Bulan “terbakar” dalam oksigen pendarat Bulan. "Oksigen sangat reaktif dan mudah bergabung dengan ikatan-ikatan kimia debu Bulan," kata Lofgren. Proses ini disebut oksidasi yang mirip dengan pembakaran. Meskipun berjalan lambat, oksidasi debu Bulan dapat menghasilkan bau seperti mesiu dibakar.

Ketika berada di bumi, debu Bulan tidak memiliki banyak bau. Ada banyak debu Bulan yang disimpan di Lunar Sample Lab, Houston. Lofgren telah memegang batuan Bulan yang berdebu dengan tangannya sendiri. "Ini tidak berbau seperti mesiu," katanya.

Sampel yang dibawa ke bumi oleh para astronot telah melakukan kontak dengan kelembapan, udara yang kaya oksigen. Setiap reaksi kimia akan berakhir dalam waktu yang lama.

Para astronot Apollo membawa wadah khusus untuk menempatkan debu Bulan dalam ruang hampa. Ujung-ujung tajam debu kemungkinan memotong segel sehingga memungkinkan uap air dan oksigen merembes masuk selama perjalanan kembali ke bumi. Tidak ada yang tahu seberapa banyak debu diubah oleh paparan itu.

Related

Science 1178419900923987596

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item