Kisah Jeff Bezos Mendirikan Amazon, Toko Online Terbesar di Dunia
https://www.naviri.org/2021/04/kisah-jeff-bezos-mendirikan-amazon-toko.html
Naviri Magazine - Kemunculan dan keberadaan internet bukan hanya mengubah kehidupan kita, namun juga melahirkan orang-orang kaya baru. Salah satunya adalah Jeff Bezos. Dia mendirikan toko online bernama Amazon.com, yang kemudian mengantarkannya menjadi salah satu orang terkaya di dunia.
Jeff Bezos lahir di Albuquerque, New Mexico, pada 12 Januari 1964, dengan nama Jeffrey Preston. Dua tahun setelah Jeff Bezos lahir, orang tuanya bercerai, dan Jeff Bezos dibawa ibunya, Jackie. Ketika Jeff Bezos berusia 5 tahun, ibunya menikah lagi dengan seorang insinyur bernama Miguel Bezos. Setelah itu, Jeff Bezos pindah ke Houston, Texas, mengikuti tempat kerja ayah tirinya.
Ketika masih remaja, Jeff Bezos tertarik pada dunia elektronik, juga fisika. Karenanya, setelah lulus SMA, dia sempat kuliah jurusan fisika di Princeton University, namun kemudian pindah ke jurusan komputer elektro, hingga mendapat gelar di bidang Computer Science and Electrical Engineering.
Lulus dari Princeton, Jeff Bezos bekerja di Wall Street dalam bidang ilmu komputer, sambil kuliah pascasarjana. Setelah mendapat gelar pascasarjana, dia bekerja di perusahaan bernama Fitel, dan bertugas membangun jaringan perdagangan internasional.
Dua tahun ia bekerja di Fitel, lalu pindah ke Banker Trust, dan bekerja mengembangkan aplikasi software untuk nasabah dana pensiun. Dari Banker Trust, ia pindah lagi ke perusahaan finansial DE Shaw Company. Di perusahaan terakhir itulah dia mulai mengimpikan membangun perusahaan sendiri.
Sebenarnya, karir Jeff Bezos di DE Shaw Company bisa dibilang bagus. Dia dekat dengan David Shaw, pendiri perusahaan tersebut, dan di sana dia dipercaya menjadi Senior Vice President. David Shaw bahkan menyukai keberadaan Jeff Bezos di perusahaannya.
Namun, keinginan Jeff Bezos untuk memiliki usaha sendiri tak bisa dibendung. Jadi, pada 1994, Jeff Bezos pun memutuskan untuk mengundurkan diri dari DE Shaw Company, dan mulai merintis usaha sendiri.
Ide usaha Jeff Bezos adalah mendirikan toko online yang berbasis di internet. Pada waktu itu, dia melihat potensi pada usaha ritel buku di Amerika Serikat. Meskipun telah cukup banyak perusahaan percetakan dan ritel buku, namun rata-rata usaha ritel itu memiliki kekurangan yang sama, yaitu tidak bisa memberikan katalog lengkap dari semua buku yang mereka miliki.
Pada waktu itu, seiring makin berkembangnya internet, promosi lewat e-mail memang telah dijalankan oleh banyak bisnis, termasuk peritel buku, tetapi belum bisa mengakomodasi promosi produk-produk buku secara keseluruhan.
Jeff Bezos tahu, dia bisa mengatasi masalah itu dengan sebuah website. Melalui website, dia dapat membuat katalog lengkap untuk memperkenalkan semua produk buku dengan mudah dan praktis.
Jeff Bezos pun mulai melakukan riset pasar dan menemui banyak produsen serta pengusaha ritel buku yang ada di AS. Satu tahun kemudian, pada 1995, dia mulai mendirikan Amazon.com, sebagai toko buku online yang dijalankan dari rumahnya di Seattle, Washington. Orang tua Jeff Bezos membantunya, dengan menginvestasikan tabungan pensiun mereka sebesar 300 ribu dollar.
Dalam waktu relatif singkat, toko buku Amazon meraih kesuksesan, karena pada masa itu bisa dibilang belum ada pesaing. Amazon pun segera melayani pelanggan dari seluruh negara bagian AS, dan Jeff Bezos akhirnya memiliki kantor operasional dan 6 gudang untuk inventaris buku.
Ketika diwawancarai media mengenai kesuksesannya, Jeff Bezos menyatakan, “Dalam beberapa hari pertama setelah Amazon.com diluncurkan, saya tahu itu akan menjadi besar.”
Ramalannya terbukti benar. Sejak pertama kali diluncurkan, keberadaan Amazon.com menyita perhatian banyak pihak, dan berbagai media memberitakannya. Itu merupakan promosi gratis bagi Amazon.com, hingga toko online itu segera mendapat banyak pelanggan dalam waktu singkat.
Seiring berkembangnya Amazon.com, Jeff Bezos mulai merambah barang dagangan lain. Jika sebelumnya hanya memperdagangkan buku, kini Amazon.com juga menjual barang-barang lain, termasuk produk elektronik, kebutuhan rumah tangga, juga jasa aplikasi penyimpanan data online. Atas kesuksesannya, pada 1999, majalah TIME menobatkan Jeff Bezos sebagai “Man of The Year”.
Ketika Amazon.com mulai go public pada 1998, Jeff Bezos memiliki 41 persen saham perusahaan itu, meski jumlahnya turun menjadi 24,26 persen (sekitar 100 juta lembar saham) pada tahun 2006. Meski begitu, Jeff Bezos tetap menghasilkan miliaran dollar dari perusahaan tersebut, dan menjadi salah satu orang terkaya di dunia.