Sejarah dan Asal Usul Silicon Valley hingga Menjadi Pusat Teknologi Dunia (Bagian 2)


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Sejarah dan Asal Usul Silicon Valley hingga Menjadi Pusat Teknologi Dunia - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Momen Politik dan Kepastian Hukum 

Mengapa episentrum jejaring teknologi bukan pantai timur (New York, misalnya) atau di Florida (bagian tenggara AS)? Salah satu penjelasannya karena lokasi geografi. 

Anak-anak muda hobbyist bermain-main menciptakan gelombang radio, yang ternyata bukan hanya sangat berguna bagi radio komunikasi kapal dagang di perairan Pasifik. Jasa mereka bahkan juga digunakan untuk mengirim kode morse ke pangkalan militer Angkatan Laut Amerika Serikat di Honolulu, Hawaii. 

Di sisi lain, pengembangan teknologi justru pesat karena perasaan terancam oleh kondisi perang. Sejak Perang Dunia I, Amerika Serikat sadar untuk segera mengubah teknologi model komunikasi radio dari kapal ke kapal dan antarkabel ke sistem nirkabel. Teknologi radar (radio detection and ranging) misalnya muncul ketika Perang Dunia II berkecamuk. 

Dalam menghadapi Jepang dan Jerman, AS memerlukan sistem gelombang elektronik dengan transmisi voltase dan frekuensi tinggi sehingga dapat mendeteksi suara pesawat musuh dari kejauhan. Semua alat untuk menjawab kebutuhan ini dikembangkan di Palo Alto oleh Charles Litton dengan kerja sama antara AT&T dan Universitas Stanford. 

Usai Perang Dunia II, para kapitalis ventura mengembangkan Silicon Valley menjadi pusat pengembangan bisnis pertahanan, aerospace, satelit, dan bahkan pusat penyembuhan kanker. Muncul pula divisi industri mikrocip dan mikroprosesor (bahan semikonduktor yang digunakan untuk membuat sirkuit terintegrasi) pendukung komputer seperti Hewlett-Packard. 

Kota-kota kecil seperti Santa Clara, Santa Rosa, dan San Jose tumbuh berkembang menjadi industri mikroprosesor. 

Berbeda dengan firma-firma Pantai Timur yang terpusat di New York, firma-firma di Silicon Valley berukuran kecil, terdesentralisasi, terfragmentasi tapi berjejaring. Hal ini karena undang-undang di negara bagian California membolehkan karyawan yang keluar dari perusahaan mengembangkan bisnis seraya tetap mendapatkan hak intelektual atas penemuan yang diperoleh ketika bekerja di perusahaan sebelumnya. 

Undang-undang ini berbeda sistem kerja perusahaan di Pantai Timur. Undang-undang ini membuat para karyawan di Silicon Valley mudah keluar-masuk dan mendirikan firma-firma kecil. 

Robert Gordon, profesor ekonomi, dalam buku The Rise and Fall American Growth (2016), menyebutkan hak cipta yang benar-benar dilindungi adalah salah satu penyebab berkembangnya ekonomi Amerika. Undang-undang hak cipta sangat kuat ditegakkan karena pesatnya inovasi penemuan di Amerika, seperti mesin ATM, AC, hingga barcode. 

Hak cipta para teknisi radio amatir juga sangat dilindungi. Karena itu ekosistem milik di Silicon Valley adalah kolaborasi yang kuat antara teknologi enterpreneur, firma besar, dan para pengacara yang menangani hak paten. 

Uniknya, Amerika tak mempunyai sistem serikat buruh seperti di Eropa. Yang berlaku adalah sistem bagi hasil atau profit sharing perusahaan. Cara ini dipercaya para teknisi perusahaan bisa membuat karyawan tetap bahagia dan produktif, serta menjaga relasi yang setara. 

Kuatnya kepastian hukum yang melindungi hak cipta teknisi dan ventura kapitalis inilah yang membuat Silicon Valley berkembang pesat. Pada 1960-an, para entrepreneur teknologi mengembangkan sistem semikonduktor AMD dan Intel. Hingga 1970-an, muncul puluhan perusahaan komputer termasuk Apple dan berbagai video game yang dapat dicolokkan ke televisi. 

Medio 1990-an, lahirlah browser internet, Yahoo, Google, yang kemudian diikuti kemunculan perusahaan besar seperti Dropbox, Netflix, eBay, dan PayPal. Meningkatnya jejaring Silicon Valley ini kemudian menyebabkan populasi di California tumbuh pesat dari hanya sekitar 7 juta penduduk pada 1940 menjadi 39 juta jiwa pada 2015. 

Meski demikian, populasinya saat ini stagnan seiring meningkatnya tarif pajak dan biaya hidup di negara bagian California. Banyak teknisi dan perusahaan mulai hengkang, termasuk Tesla milik Elon Musk. 

Silicon Valley berkembang lebih dari 100 tahun karena kolaborasi komunitas hobbyist, entrepreneur teknologi, kapitalisme ventura, serta divisi riset dan pengembangan yang bermarkas di Stanford dan UC Berkeley. Ekosistem inilah yang memunculkan inovasi dari analog ke digital ke big data hingga yang terbaru self-driving data. 

Semua ekosistem industri teknologi ini tidak dibangun dalam semalam. Seperti sebuah restoran besar, ia berawal dari warung kecil kemudian besar menjadi restoran terkenal. 

Related

Technology 2199657381950346123

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item