Sejarah dan Asal Usul Uang: Konspirasi di Balik Lahirnya Uang Emas (Bagian 2)

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya ( Sejarah dan Asal Usul Uang: Konspirasi di Balik Lahirnya Uang Emas - Bagia...


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Sejarah dan Asal Usul Uang: Konspirasi di Balik Lahirnya Uang Emas - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

1898: 

Paus Leo XIII mengatakan hal ini tentang bunga pinjaman,

“Di satu sisi ada sekelompok orang yang memegang kekuasaan karena mereka memiliki kekayaan besar, yang mengendalikan semua pekerja dan perdagangan, yang memanipulasi untuk kepentingan pribadi semua suplai uang, yang bahkan lebih berpengaruh daripada pemerintah sendiri, di sisi yang lain ada sekelompok besar lainnya yang tidak berdaya dan hidup menderita.

Bunga pinjaman (riba), yang sudah berkali-kali dilarang oleh Gereja, masih dipraktekkan hari ini walaupun dengan bentuk yang berbeda, supaya sekelompok kecil orang kaya bisa mendapatkan keuntungan dari orang miskin yang hidup hanya sedikit lebih baik dibanding seorang budak.”

1907: Di awal tahun 1900-an, para bankir mulai tidak sabar untuk mendirikan sebuah bank sentral pribadi di Amerika. Rothschild, Jacob Schiff, dalam sebuah pidatonya kepada Departemen Perdagangan New York, berkata, atau lebih tepatnya, mengancam:

“Kecuali kami mendapatkan hak pendirian Bank Sentral dengan kendali kredit yang kuat, bila tidak negara ini akan menjalani penderitaan dan kepanikan finansial terbesar dalam sejarahnya.”

Agen dari Rothschild, J.P. Morgan, yang akan melaksanakan misi ini. Ayah J.P. Morgan, Julius Morgan, adalah agen finansial Amerika untuk Inggris, dan setelah kematian ayahnya, J.P. Morgan mulai bermitra dengan Edward Grenville, mantan Direktur Bank of England.

Inilah tahun saat para bankir mulai melancarkan serangan. J.P. Morgan dan beberapa temannya memprakarsai kejatuhan bursa saham. Mereka mengetahui ada banyak bank-bank kecil yang meminjamkan terlalu banyak, sebagian bahkan cuma memiliki cadangan 1% berkat sistem penipuan fractional reserve banking. Dalam beberapa hari, orang-orang yang antre menarik simpanan mereka dari bank menjadi pemandangan biasa.

Morgan kemudian maju ke publik dan mengumumkan bahwa dia akan menalangi bank-bank ini. Namun yang tidak dia katakan adalah, uang untuk melakukannya datang dengan cara mencetak uang baru. Ajaibnya, Kongres mengizinkannya! 

Morgan mencetak $200.000.000 uang kertas nyaris tanpa modal, yang tidak di-backing emas sama sekali, yang bisa digunakan orang-orang untuk membeli barang-barang dan jasa, dan sebagian masuk ke bank cabangnya untuk dipinjamkan ke orang lain dengan mengenakan bunga!

Hasilnya, masyarakat umum kembali percaya kepada uang kertas. Tapi yang terpenting adalah, mulai saat itu kekuasaan perbankan mulai terkonsolidasi ke tangan sekelompok kecil bank skala besar.

1908: 

Dengan berakhirnya kepanikan finansial, J.P. Morgan dipuji sebagai pahlawan oleh Presiden Woodrow Wilson, yang dengan sombongnya berkata,

“Semua kekacauan akan bisa dihindari bila kita mengangkat 6 atau 7 orang seperti J.P. Morgan sebagai komite untuk mengatasi masalah keuangan negara kita. Roosevelt juga menandatangani peraturan pembentukan “Komisi Moneter Nasional”, yang bertujuan mempelajari masalah perbankan dan memberikan rekomendasi kepada Kongres. Tak perlu ditanya, anggota komisi ini dipenuhi oleh J.P. Morgan dan kroni-kroninya.

Ketua komisi ini adalah Senator Nelson Aldrich dari Rhode Island, salah satu keluarga bankir terkaya di Amerika. Putrinya menikah dengan John D. Rockefeller Jr., yang kemudian melahirkan 5 anak laki-laki (termasuk Nelson Rockefeller yang menjadi Wakil Presiden tahun 1974 dan David Rockefeller yang menjadi Ketua Council of Foreign Relations)

Senator Aldrich kemudian menghabiskan waktu 2 tahun untuk belajar ke Eropa, dan di sana dia berkonsultasi dengan Bank Sentral Inggris, Prancis, dan Jerman, atau lebih tepatnya berkonsultasi kepada Rothschild, Rothschild, dan Rothschild.

1910: 

Senator Aldrich kembali ke Amerika. Tak lama kemudian dia mengadakan sebuah pertemuan rahasia dengan beberapa keluarga terkaya di Amerika ke Pulau Jekyll, dekat Georgia.

Di grup ini, hadir juga Paul Warburg, yang digaji $500.000 per tahun oleh perusahaan milik Rothschild: Kuhn, Loeb & Company. Uang ini akan digunakan untuk melobi Kongres untuk mendirikan sebuah bank sentral di Amerika. Hadir juga di pertemuan itu Jacob Schiff.

Rothschild, Warburg, dan Schiff, yang keturunannya sudah saling dikawinkan pada dasarnya telah menjadi keluarga yang sama.

Pertemuan itu sedemikian rahasia sehingga pada saat itu hanya nama depan yang boleh digunakan para partisipan untuk mencegah para pelayan mengetahui identitas mereka. Belasan tahun kemudian, salah seorang partisipan, Frank Vanderlip, Presiden National Citibank dan representatif dari keluarga Rockefeller, mengkonfirmasi pertemuan itu. Dia berkata,

“Pertemuan itu harus dirahasiakan, karena bila diketahui orang-orang bahwa kami berkumpul dan merancang sebuah Undang-Undang perbankan, maka Undang-Undang itu dipastikan tidak akan diluluskan oleh Kongres.”

Pada masa itu masalah para bankir elit tersebut adalah ada terlalu banyak bank di Amerika (mendekati 20.000). Pada tahun 1913 hanya 29% bank yang merupakan bank Nasional, dan total deposit yang mereka kumpulkan hanya 57% dari pangsa pasar.

Seperti yang dikatakan oleh John Rockefeller, “Kompetisi itu Dosa!”

Senator Aldrich bertahun-tahun kemudian mengakui di sebuah majalah, “Sebelum Undang-Undang ini disahkan, para Bankir New York cuma bisa mendominasi di kota New York. Sekarang kami mendominasi cadangan uang di seluruh Amerika.”

Jadi salah satu tujuan dari para konspirator itu adalah mengontrol bank-bank kecil menengah. Hal kedua yang perlu diketahui adalah saat itu perekonomian sedemikian kuat, sehingga kebanyakan ekspansi korporasi dibiayai oleh keuntungan usaha mereka, bukan lewat pinjaman bank. Sepuluh tahun pertama di abad itu, 70% sumber pendanaan korporat datang dari keuntungan usaha mereka. Dan para bankir tidak suka dengan hal itu.

Setelah pertemuan selama 9 hari di Pulau Jekyll, akhirnya mereka berhasil merancang sebuah paket Undang-Undang yang mereka sebut “Aldrich Bill”. Mereka segera mengumpulkan 5 juta dolar untuk mendirikan sebuah yayasan pendidikan, dan membiayai para profesor Universitas untuk mendukung Undang-Undang itu.

Bank Sentral baru ini pada dasarnya sama saja dengan Bank of the United States, yang akan mendapatkan hak monopoli atas mata uang Amerika dan bisa menciptakan kredit tanpa modal. Dan untuk memberikan kesan ke publik bahwa bank itu seolah-olah dikendalikan oleh pemerintah, para Dewan Gubernur di Bank Sentral akan ditunjuk oleh Presiden dan disetujui oleh Senat.

Hal ini tidak masalah buat para bankir, karena mereka tahu mereka selalu bisa membeli suara para politisi, hanya orang-orang yang mereka inginkan yang akan duduk di Dewan Gubernur.

Related

History 1069147269123010944

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item