Sejarah yang Terlupakan: Negara Israel Nyaris Didirikan di Uganda (Bagian 1)


Naviri Magazine - Sejak jurnalis berdarah Yahudi kelahiran Hungaria, Theodor Herzl, menyebarkan pamflet berjudul Der Judenstaat (Negara Yahudi) pada tahun 1896, bayangan akan sebuah negara Yahudi merdeka seketika merebak. 

Herlz tak sedang membual, ia benar-benar menghimpun setiap orang Yahudi Eropa yang merasa tersisih, dikucilkan, dan mengalami diskriminasi. Pada abad ke 20, Herlz ingin sebuah negara Yahudi berdiri di sebuah tanah yang diyakini memiliki ikatan sejarah dan budaya Yahudi terkuat. 

Sejak peluncuran pamflet tersebut, Theodor Herzl menjadi ketua dalam gerakan politik Organisasi Zionis. Mereka mengadakan Kongres Zionis Pertama pada 29 Agustus 1897. Dikutip dari Jewish Virtual Library, kongres Zionis Pertama disebut Herzl sebagai sebuah parlemen simbolis bagi mereka yang bersimpati pada pelaksanaan tujuan-tujuan politik Zionis. 

Awalnya kongres tersebut diadakan di Kota Munich, tapi kenyataannya mendapat tentangan dari oposisi Yahudi lainnya. 

Swiss kemudian dipilih menjadi tempat penyelenggaraan kongres perdana pada 29-30 Agustus 1897. Soal delegasi yang hadir, terdapat perselisihan jumlah dan ditarik kisaran 200 orang dari 17 negara hadir dalam kongres tersebut. 

Di kongres pertama ini, perempuan yang berpartisipasi juga tidak diberi hak suara. Mereka merumuskan Program Basel, yang mengandung 4 butir manifesto dasar-dasar Zionisme dan pengesahan Organisasi Zionis itu sendiri. Salah satu misi gerakan ini adalah mendirikan sebuah rumah bagi orang-orang Yahudi di Eretz Israel (Tanah Israel). 

Hatikvah, yang liriknya ditulis oleh Naftali Herz Imber, ditetapkan sebagai lagu nasional kebangsaan sejak 1878. Kongres Zionis Kedua dan berikutnya terus dilaksanakan. 

Herlz sendiri masih menjadi ketua Organisasi Zionis dan giat melakukan lobi-lobi politik bersama anggota Zionis lainnya untuk menggalang dana dan dukungan merealisasikan migrasi ke tanah Palestina, termasuk mempersiapkan banyak hal untuk tercapainya sebuah negara Yahudi. 

Hingga pada tanggal 26 Agustus 1903 saat Kongres Zionis Keenam di Basel diselenggarakan, Herzl mengusulkan Afrika Timur sebagai tempat yang aman untuk orang-orang Yahudi bermukim. Wilayah itu dulu merupakan teritori Uganda yang kini sudah masuk menjadi bagian dari Kenya. 

Usulan skema ini bergulir menjadi sebuah kontroversi dalam internal Organisasi Zionis sendiri. 

Skema Uganda mengejutkan dan kontroversial. Proposal itu segera disalahpahami sebagai sebuah upaya untuk mengubur impian orang-orang Yahudi mendirikan negara Zionis di wilayah Timur Tengah. Gilanya lagi, ide ini terlontar dari mulut seorang pelopor gerakan Zionisme modern. 

Herzl dalam kongres itu meminta hadirin mempertimbangkan opsi Uganda secara serius. Sementara debat terus berlanjut hingga Zionis Rusia melakukan demonstrasi menentang skema ini, pemungutan suara dalam internal kongres menghasilkan 295 suara delegasi yang mendukung skema Yahudi mendiami Uganda; 178 menentang dan 98 lainnya golput. 

Pada peralihan abad ke-20, kekerasan terhadap komunitas Yahudi Eropa tengah merebak. Salah satunya adalah serangan terhadap Komunitas Yahudi Kishinev pada 6 April 1903. Serangan ini makin menguatkan gelombang pandangan akan perlunya negara Israel modern untuk menghadapi gelombang anti-semit. 

Menurut Alona Ferber dari Center for Religion and Geopolitics, sebenarnya gagasan tentang pemukiman Yahudi di Uganda bukanlah murni tercetus dari ide awal Theodor Herzl sendiri. Usulan ini dapat dilacak hingga ke sebuah pertemuan pada tahun 1902 antara Herzl dan Joseph Chamberlain, menteri urusan kolonial Inggris. 

Herzl kala itu mencoba meyakinkan Chamberlain untuk mengizinkan adanya pemukiman Yahudi di Siprus atau daerah Sinai sebagai solusi sementara bagi orang-orang Yahudi. Ketika keduanya bertemu lagi pada April 1903, Chamberlain mengajukan proposal tentang pemukiman Yahudi di Afrika Timur, yang saat itu berada di bawah kekuasaan kolonial Inggris. 

Mulanya Herzl menolak usulan pemberian tanah seluas 15.500 kilometer persegi tersebut. Namun rencana bermukim di Sinai juga tak masuk akal dan tidak direstui Inggris. Selain itu Herz juga menjaga hubungan baik antara gerakan Zionis dengan Inggris yang dipandang bisa membantu memberikan solusi pemukiman. 

Baca lanjutannya: Sejarah yang Terlupakan: Negara Israel Nyaris Didirikan di Uganda (Bagian 2)

Related

History 3841280099497478112

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item