Ini Penyebab Cowok Sulit Mengungkapkan Perasaannya (Bagian 2)


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Ini Penyebab Cowok Sulit Mengungkapkan Perasaannya - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Tetapi, meskipun begitu, dia tetap saja memiliki keprihatinan jika kau sakit. Dia tetap saja merasa khawatir jika kau mengalami suatu kesulitan. Dia tetap saja merasa kangen jika lama tak melihatmu. 

Dia merasakan semua perasaan itu, hanya saja tidak setiap cowok dapat mengungkapkan atau menyatakannya secara verbal atau melalui kata-kata. Bukankah terkadang kau juga menjumpai ada cowok yang bahkan sama sekali sulit untuk sekadar menyatakan “I love you”?

Sejumlah pakar, salah satunya John Gray, Ph.D., menyatakan bahwa tubuh cewek akan mengaktifkan hormon oksitosin ketika si cewek berbicara, dan hormon ini berfungsi untuk mengurangi kadar stres. Karenanya, biasanya seorang cewek akan lebih banyak bicara ketika ia mulai dilanda stres, karena semakin banyak ia bicara maka ia pun semakin merasa stresnya terkurangi. 

Tetapi hal yang sebaliknya terjadi pada cowok. Hormon yang berkaitan dengan kondisi stres seorang cowok adalah testosteron, dimana hormon ini akan menurun kadarnya ketika si cowok merasa stres, dan ini membuat seorang cowok akan menjadi “makin pendiam” ketika ingin mengurangi kadar stres yang dirasakannya. 

Di dalam hubungan yang telah terjalin cukup lama, ketika si cewek mulai sadar bahwa dialah selama ini yang lebih banyak berbicara, biasanya si cewek pun mulai “mengerem” dirinya dan hanya akan berbicara apabila ditanya oleh cowoknya. Tetapi sialnya, si cowok tetap saja adem-ayem dan sepertinya tidak ingin menanyakan apa-apa. 

Hal semacam ini terkadang menjadikan si cewek frustrasi. Ia ingin menceritakan kejadian-kejadian yang dialaminya kemarin, ia ingin mengisahkan mimpinya tadi malam, ia ingin mengutarakan betapa kangennya dia setelah satu minggu tak bertemu. Tetapi mengapa cowoknya tak juga mau bertanya—atau setidaknya sekadar pura-pura bertanya…?

Sekali lagi, ini adalah masalah perbedaan dalam memandang arti komunikasi. Mungkin cewek suka dan menyenangi membicarakan hal-hal yang “remeh-temeh” dan persoalan-persoalan “ringan yang sepele” (mungkin soal kawannya yang berganti warna rambut, soal keponakannya yang mulai memakai kawat gigi, atau soal mantan pacar dari seorang kawan dari sepupunya yang memiliki adik yang menyukai kucing milik tetangga sebelah rumahnya), tetapi cowok malas untuk membahas hal-hal semacam itu—setidaknya ia malas untuk bertanya.

Karenanya, bagi cowok, dia tidak akan menganggap hal-hal yang tidak penting sebagai sesuatu yang penting, namun sesungguhnya dia tidak keberatan jika cewek pasangannya membicarakan hal itu dengan dirinya. Jadi, mereka berpikir dalam kerangka, “Kalau mau bercerita, berceritalah—tapi aku tak mau repot-repot bertanya.”

Jadi, hei cewek-cewek, ingatlah selalu rahasia emas ini: Kalau kau ingin bicara atau ingin lebih dekat dengan cowok pasanganmu melalui komunikasi, maka kaulah yang harus mulai berbicara—dan bukannya mengharapkan atau menunggu cowokmu mengawali pembicaraan.

Semenjak kecil, gaya berkomunikasi antar cowok-cewek bahkan sudah mulai menunjukkan perbedaannya. Biasanya, anak-anak cowok bermain secara hirarkis, dimana bahasa mereka gunakan untuk membangun status, menunjukkan apa yang mereka ketahui, melontarkan humor-humor dan menjadikan diri mereka sebagai pusat perhatian. 

Hal semacam ini tentu saja berbeda dengan kaum cewek. Cewek cenderung hanya memilih satu atau beberapa teman dekat saja untuk dapat diajaknya berbicara tentang apa saja. Karenanya, ketika menginjak usia dewasa pun cewek tetap berharap pada setidaknya satu orang, dalam hal ini pasangannya, untuk dapat berbicara apa aja.

Bagaimana menjembatani perbedaan ini agar dapat saling dimengerti? 

Sesungguhnya, jika cinta telah menjadi kesadaran untuk saling mengerti, memahami dan berbagi, perbedaan komunikasi yang semacam itu sudah bukan lagi masalah, kan? Tidak ada apapun yang tidak dapat dikomunikasikan dengan cinta. 

Lebih dari itu, cinta antar cowok dengan cewek yang bersatu dalam satu hubungan pun memang bertujuan untuk saling melengkapi—yang satu berbicara, yang satu mendengarkan—apa yang lebih ideal daripada itu?

Related

Relationship 2773095923850237489

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item