Kisah Tragis Sara Baartman dan Sejarah Gelap Eropa yang Tak Terlupakan (Bagian 1)


Naviri Magazine - Dalam banyak sirkus, kita kadang menyaksikan orang-orang memiliki penampilan fisik yang aneh, semisal bertubuh sangat kecil, memiliki organ tubuh yang tidak umum, dan lain-lain. Pertunjukan sirkus dengan menampilkan orang-orang yang memiliki penampilan fisik aneh semacam itu disebut freakshow.

Di masa sekarang, orang-orang aneh yang tampil dalam sirkus umumnya memang menyetujui dirinya menjadi objek tontonan sirkus. Artinya, mereka memang menyadari menjadi bagian dari sirkus, dan untuk hal itu mereka mendapatkan kompensasi, dari uang sampai fasilitas hidup seperti makan dan tempat tidur yang layak. 

Namun, di masa lalu, orang-orang aneh semacam itu kadang dibawa ke pertunjukan sirkus, namun tanpa persetujuan orang bersangkutan, sehingga terjadi ekspolitasi, bahkan perbudakan. Salah satu kisah terkait hal ini, dan yang sangat miris, adalah cerita nyata seorang wanita Afrika bernama Sara Baartman.

Pada 1789, ada seorang perempuan Afrika keturunan suku Khoikhoi, yang disebut Sara “Saartjie” Baartman oleh penjajah Belanda. Ia lahir di Eastern Cape. Sejak muda, ia telah menjadi budak orang Eropa dan mengalami kekejian demi kekejian. 

Pada usia 16, tunangan Sara dibunuh oleh orang Belanda. Selanjutnya, ia tidak ubahnya sebagai properti yang dengan mudah dipindahtangankan dari satu orang Eropa ke orang Eropa lainnya.

Sekitar tahun 1810, seorang berkebangsaan Inggris, William Dunlop, dan temannya, Hendrik Cesars, memiliki ide membawa Sara ke Eropa. Mereka berpikir, dengan fitur tubuh perempuan Khoikhoi yang “unik”: berbokong superbesar dan bentuk alat kelamin memanjang, Sara akan menjadi daya tarik bagi warga Eropa. Hal ini potensial mendatangkan keuntungan. Sara pun diboyong ke London dengan kapal. 

Kisah hidup Sara di Eropa kemudian disampaikan oleh sutradara Zola Maseko lewat dokumenter The Life and Times of Sara Baartman (1998). Di sana diceritakan, Sara yang kemudian bernama panggung Hottentot Venus dijanjikan ketenaran dan uang, suatu hal yang jauh lebih baik dibanding tetap hidup sebagai budak di benua kelahirannya sendiri.

Narasi-narasi yang mengindikasikan Sara dengan sukarela mengiyakan pergi ke Eropa serta memiliki kehidupan layak di Eropa terus disuarakan oleh Dunlop dan Cesars. Sementara menurut pendapat sejumlah sejarawan, yang dikutip dalam dokumenter tersebut, kenyataan yang ada justru berkebalikan dengan klaim dua orang Eropa itu.    

Sara hidup menderita. Sejak freakshow yang menampilkannya digelar, ia dipaksa-paksa dan mendapat ancaman bila tidak mau berlaku sesuai perintah tuannya. Sara bahkan ditempatkan di kandang dalam freakshow tersebut. 

Ia mesti “bekerja” sejak jam 1 siang hingga 5 sore di Piccadily Circus, mempertontonkan tubuhnya yang tidak tertutupi pakaian di hadapan orang-orang kulit putih yang bertanya-tanya, “Apakah orang-orang Khoikhoi benar-benar manusia?”  

Sementara sebagian orang kulit putih terkesima dan terhibur dengan penampilan Sara, sekelompok orang lainnya melihat freakshow Sara sebagai bentuk degradasi kemanusiaan. Tahun 1807, Inggris sebenarnya sudah menghapuskan perdagangan budak. Namun pada praktiknya, masih terlihat orang-orang kulit hitam yang melayani elit-elit Inggris. 

Freakshow Sara pun dipandang sebagai bagian dari perbudakan yang semestinya tidak lagi terjadi. Maka, orang-orang dari African Institute dan kelompok abolisionis—orang yang pro-penghapusan perbudakan—mencoba mengadvokasi Sara dengan membawa kasusnya ke pengadilan.

Advokasi terhadap Sara juga dilakukan lewat pemberitaan The Times. Menurut The Life and Times of Sara Baartman, surat kabar itu melaporkan bahwa Sara dipertontonkan seperti binatang buas, diperintah-perintah dari luar kandang, lebih serupa beruang yang dirantai daripada manusia. 

Ketika Sara menolak perintah “pawangnya”, sang pawang menutup tirai lalu mengancam Sara di baliknya. Bahkan saat Sara sakit, ia tetap dipaksa menari demi memuaskan rasa penasaran orang-orang Eropa.

Baca lanjutannya: Kisah Tragis Sara Baartman dan Sejarah Gelap Eropa yang Tak Terlupakan (Bagian 2)

Related

International 2520653238519044815

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item