Mengapa Banyak Orang Mudah Percaya Berita Palsu? Ini Penjelasan Ilmiahnya (Bagian 1)


Naviri Magazine - Keberadaan internet merevolusi cara orang dalam mendapatkan berita dan pengetahuan baru. Hanya dengan mengakses internet, orang bisa mendapatkan pengetahuan atau berita apa pun yang mereka inginkan. Cara itu tentu jauh lebih praktis, daripada membuka-buka buku atau lembaran koran dan majalah. Apalagi internet sekarang sudah terintegrasi dengan ponsel.

Di satu sisi, hal itu menjadikan penyebaran berita dan pengetahuan lebih mudah dan lebih luas menjangkau orang di mana pun. Namun, di sisi lain, muncul masalah berupa berita-berita palsu. 

Di antara banyak berita yang terus muncul di mana-mana, kehadiran berita palsu kadang tidak terdeteksi, dan dipercaya mentah-mentah oleh pembacanya. Lebih buruk lagi, banyak orang yang kemudian ikut membagikan berita palsu yang dibacanya.

Belakangan, fenomena berita palsu atau yang biasa disebut hoax bahkan makin meresahkan, hingga muncul gerakan-gerakan untuk menghilangkan hoax dari internet. Tapi upaya itu pun tampaknya tidak mudah, meski berbagai pihak berusaha keras melakukannya.

Facebook, misalnya, sempat meluncurkan fitur pengunggahan baru yang ditujukan guna mencegah penyebaran fake news (berita palsu). 

Cara kerja fitur itu: sistem Facebook akan memberi label peringatan berwarna merah (red flag) disertai kata "disputed" (disangsikan) untuk menunjukkan tautan berita yang diunggah penggunanya adalah berita palsu. Facebook bekerja sama dengan sejumlah media untuk mengecek kebenaran berita tersebut.

Namun, anggota senior George Washington University Center for Cyber & Homeland Security, Kalev Leetaru, dalam artikelnya di Forbes, meragukan keampuhan fitur baru tersebut. Menurutnya, fitur itu rentan berujung "backfire effect".

"Dampak label peringatan dalam suatu unggahan (berita palsu) di Facebook itu, boleh jadi malah mendorong pengguna untuk lebih setuju dengan isi (berita palsu) tersebut," sebut Leetaru.

A Dictionary of Thought Distortions, yang disusun Morten Tolboll, menyebutkan backfire effect adalah respons ganjil seseorang ketika menemukan fakta yang bertentangan dengan keyakinannya; alih-alih terbuka dengan kemungkinan bahwa fakta itu benar dan mengubah pandangannya, orang itu justru semakin teguh berpegang pada keyakinannya.

Backfire Effect, dari Politik ke Vaksin

Istilah backfire effect digunakan pertama kali oleh Profesor Dartmouth College, Brendan Nyhan, dan Profesor University of Exeter, Jason Reifler. Kerja kolaborasi Nyhan dan Reifler menghasilkan suatu makalah berjudul “When Corrections Fail: The Persistence of Political Misperceptions” yang bermaksud mencari tahu faktor-faktor yang berhubungan dengan backfire effect.

Untuk itu, mereka menyodorkan cuplikan berita mengenai senjata pemusnah massal di Irak kepada subjek penelitiannya. Setelah itu, subjek penelitiannya diberi cuplikan berita lain yang menyebutkan pemerintah AS menyangkal bahwa ada senjata pemusnah massal ada di Irak.

Alhasil, kelompok liberal yang menentang perang AS di Irak menerima fakta dalam cuplikan berita terbaru. Sedangkan kelompok konservatif—yang mendukung perang AS di Irak—justru menolak fakta tersebut. Nyhan dan Refler mengatakan kelompok konservatif justru yakin Saddam Hussein menyembunyikan atau menghancurkan senjata pemusnah massal itu.

“Hasilnya menunjukkan bahwa kontradiksi fakta dapat membuat keyakinan ideologis seseorang menjadi lebih kuat. (Berita) sangkalan malah meningkatkan mispersepsi antar kelompok, karena itu mengancam pandangan filosofis mereka," sebut Nyhan dan Reifler, seperti dilansir dari The Washington Post.

Temuan serupa juga muncul dalam jajak pendapat warga AS mengenai vaksin yang dilansir The Atlantic. Di negeri Paman Sam, ada anggapan bahwa orang malah terkena flu setelah divaksin. Lembaga kesehatan masyarakat, Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sebenarnya telah memberi imbauan bahwa hal tersebut tidak benar.

Baca lanjutannya: Mengapa Banyak Orang Mudah Percaya Berita Palsu? Ini Penjelasan Ilmiahnya (Bagian 2)

Related

Science 936409974872582797

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item