Perlu Tahu, Ini Hal-hal yang Bisa Menyebabkan Tidur Tidak Nyenyak


Naviri Magazine - Michael Decker, PhD., profesor dari Georgia State University, yang juga ahli dalam urusan tidur, menyatakan, “Kita seharusnya merasa segar setelah bangun tidur, bukannya lelah atau lemas. Jika Anda merasa seperti itu, ada indikasi sesuatu terjadi selama tidur dan Anda tidak menyadarinya.”

Tidur yang membuat segar saat bangun adalah tidur yang nyenyak atau tidur yang berkualitas, yang memungkinkan kita tidur lelap dalam durasi yang cukup. Namun, tidur nyenyak kadang tidak semudah yang diharapkan orang-orang. 

Bagaimana pun, orang baru bisa tidur nyenyak jika merasa aman, nyaman, dan tenteram. Tanpa perasaan aman, tidur nyenyak sulit diperoleh. Begitu pun, pikiran yang sedang stres juga sering kali menjadi penghambat tidur.

Berikut ini adalah hal-hal yang diketahui kerap menjadi penyebab orang tidak bisa tidur nyenyak. Beberapa hal berikut ini mungkin belum pernah Anda sadari, dan Anda perlu tahu untuk melihat masalah yang mungkin Anda alami.

Kesepian

Kesepian ternyata tidak sebatas urusan hati dan pikiran, namun juga berpengaruh pada urusan tidur. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang merasa kesepian umumnya memiliki waktu tidur yang tidak berkualitas dibandingkan orang yang tidak merasa kesepian. Faktor sosial dan psikologis juga memiliki pengaruh pada kualitas tidur seseorang dan kesehatannya.

Lianne Kurina, PhD., seorang peneliti, menyatakan, “Siapa pun dan di mana pun Anda, kita semua hidup dan bergantung pada perasaan aman dalam lingkungan sosial sekitar kita untuk bisa tidur dengan nyenyak.”

Ketinggian

Selain kesepian, tidur di tempat yang tinggi juga bisa menyebabkan orang tidur tidak nyenyak. Lokasi di ketinggian juga berdampak pada kualitas tidur. Michael Decker, PhD. menyatakan, “Ketika kita berada di dataran tinggi, udara menjadi lebih tipis, sehingga napas pun menjadi tak teratur, dan membuat otak kita ‘terkejut’, sehingga tidur jadi tidak nyenyak.”

Urusan ketinggian tidak sebatas di dataran tinggi. Masalah itu juga umumnya muncul ketika Anda tidur di dalam pesawat terbang. Karena itu pula, banyak orang yang merasa tidak bisa nyenyak saat tidur dalam pesawat. Meski telah tidur, mereka masih merasa letih saat bangun.

Tidur bersama hewan peliharaan

Sebenarnya, dokter hewan sudah menyarankan agar orang tidak tidur bersama hewan peliharaan, karena risiko penularan penyakit. Selain itu, tidur bersama hewan peliharaan diketahui dapat mempengaruhi kualitas tidur.

Penelitian yang dilakukan Mayo Clinic menunjukkan bahwa 53 persen pemilik hewan yang tidur bersama peliharaannya mengalami gangguan tidur setiap malam. Sebanyak 21 persen pemilik hewan merasa terganggu akibat dengkuran anjing, dan 7 persen terganggu akibat dengkuran kucing. 

Karenanya, pemilik hewan peliharaan pun disarankan untuk tidak memasukkan hewan peliharaan ke dalam kamar, atau cukup membiarkan hewan peliharaan tidur di lantai kamar (tidak satu ranjang).

Bekerja malam hari

Bekerja pada malam hari, atau mendapat jatah shift malam diketahui juga berdampak pada kualitas tidur. Pada 2005, Sleep Foundation melakukan penelitian yang menemukan bahwa 14 persen orang Amerika yang sering bekerja malam hari mengalami masalah tidur seperti kelelahan, gangguan tidur, dan insomnia. 

Berdasarkan studi, timbulnya masalah yang datang selama bekerja malam hari dan tidur pada siang hari karena kepekaan tubuh pada cahaya, sehingga tubuh mengambil isyarat adanya cahaya sebagai sinyal untuk bangun tidur. Michael Decker, PhD. menyatakan, “Cahaya dan gelap adalah isyarat yang membantu sinkronisasi sistem tubuh kita terhadap lingkungan.”

Hal tak jauh beda juga terjadi saat Anda baru melakukan perjalanan yang melintasi zona waktu, sehingga mengalami jet lag. Saat itu, otak Anda sedang mempersiapkan untuk tidur, karena zona waktu Anda berada di zona gelap. 

Namun, ketika melintasi zona waktu dan menuju zona terang, Anda tiba-tiba menerima cahaya baru, dan siklus bangun juga siklus tidur Anda menjadi tidak sinkron. Butuh beberapa hari untuk menyeimbangkannya kembali.

Untuk mengatasi hal semacam itu, Anda bisa menggunakan penutup mata ketika tidur di siang hari, untuk menstimulasi kegelapan dan tertidur.

Suhu ruangan

Kondisi ruangan dan tubuh yang hangat juga mempengaruhi tidur seseorang. Pada malam hari, suhu tubuh mulai turun, dan penurunan suhu tubuh itu menandakan bahwa sudah waktunya untuk tidur. Mandi air hangat atau minum minuman hangat juga bisa membuat tubuh semakin menurunkan suhu tubuhnya, dan mengirimkan sinyal fisiologis untuk tidur.

Jika kamar terlalu hangat, suhu tubuh Anda pun akan meningkat, dan membuat Anda terbangun. Mendinginkan ruangan bisa membantu memastikan tidur Anda lebih berkualitas dan nyenyak. Saat pagi datang, suhu tubuh mulai meningkat secara bertahap, dan mengirim sinyal ke otak untuk bangun.

Related

Health 6043332941844982330

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item