Tips Hubungan Seks Selama Kehamilan agar Aman dan Nyaman (Bagian 2)


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Tips Hubungan Seks Selama Kehamilan agar Aman dan Nyaman - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Untuk melengkapi pemaparan di artikel sebelumnya, berikut ini disajikan pertanyaan-pertanyaan yang sering kali ditanyakan pasangan mengenai hubungan seksual selama kehamilan. Melalui uraian yang disajikan dalam bentuk tanya jawab berikut ini, Anda akan lebih mudah memahami bahaya atau tidaknya melakukan aktivitas tersebut selama hamil.

Apakah boleh melakukan hubungan seks selama hamil?

Ya, selama proses kehamilan dalam keadaan sehat atau masih dalam batas-batas normal, Anda dan pasangan tetap dapat melakukan hubungan seksual selama hamil.

Apakah hubungan seksual selama kehamilan dapat menyebabkan keguguran?

Keguguran tidak disebabkan oleh aktivitas seksual, melainkan terjadi di awal masa kehamilan, yang biasanya disebabkan karena ketidaknormalan kromosom, atau karena adanya masalah lain di dalam perkembangan si calon bayi.

Apakah melakukan hubungan seksual dapat menyakiti bayi?

Tidak, bayi dilindungi oleh cairan amniotik di dalam rahim Anda, sehingga aktivitas seksual yang dilakukan tidak akan mengganggunya.

Dalam berhubungan seksual, posisi seperti apakah yang aman?

Anda dan pasangann sendiri yang menentukannya. Namun, sebaiknya hindari posisi tidur terlentang. Apabila rahim menekan urat nadi belakang perut, maka Anda dapat merasa pusing atau mual.

Apakah orgasme dalam hubungan seksual dapat menyebabkan kelahiran prematur?

Tidak, selama proses kehamilan berjalan normal, karena kontraksi yang terjadi pada waktu orgasme berbeda dengan kontraksi yang dirasakan menjelang kelahiran.

Apakah ada batas tertentu mengenai seberapa sering hubungan seks yang boleh dilakukan selama hamil?

Tidak ada patokan yang pasti tentang batas seberapa sering hubungan seksual dapat dilakukan selama kehamilan. Sepanjang kondisi kehamilan Anda sehat dan normal, berapa kali pun tidak masalah. Namun, meski demikian, ada baiknya Anda memperhitungkan energi Anda agar tidak terlalu letih.

Kapan sebaiknya aktivitas seks mulai dihindari?

Pada waktu terjadi masalah tertentu, semisal adanya perdarahan vagina, atau masalah yang berhubungan dengan plasenta dan rahim. Apabila Anda mengandung bayi kembar, dokter biasanya akan menganjurkan untuk tidak melakukan hubungan seks setelah kehamilan berusia tua, meskipun penelitian tidak membuktikan adanya hubungan antara aktivitas seks dan kelahiran bayi kembar secara pematur.

Bagaimana kalau saya dan pasangan tidak melakukan hubungan seks selama hamil?

Tidak masalah, karena aktivitas seks tidak selamanya harus berupa penetrasi penis ke dalam vagina.

Setelah melahirkan, kapan saya dan pasangan dapat melakukan hubungan seks kembali?

Tubuh Anda membutuhkan waktu untuk pulih kembali ke keadaan normal seperti sebelum hamil—terlepas Anda melahirkan seara normal atau dengan operasi caesar. Sebagian besar dokter menganjurkan agar menunggu sampai enam minggu setelah melahirkan, sehingga memungkinkan rahim Anda menutup kembali. 

Selain itu, apabila pada waktu melahirkan ada tindakan operasi, maka waktu enam minggu tersebut dibutuhkan agar lukanya pulih terlebih dulu.

Yang perlu diingat di sini, meski waktu enam minggu sudah terlewati, namun Anda tidak perlu memaksakan diri jika tubuh Anda merasa belum siap. Anda bisa mengkomunikasikannya dengan pasangan, dan memintanya untuk berempati dengan keadaan Anda.

Related

Tips 3504094276735925675

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item