Kisah dan Sejarah Nabi Muhammad di Mata Para Ilmuwan Barat (Bagian 2)


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Kisah dan Sejarah Nabi Muhammad di Mata Para Ilmuwan Barat - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Rodinson menyadari kritik tersebut, karena itu ia memberikan analisis dan porsi yang seimbang antara aspek struktur vis a vis peranan ide dalam analisis Marxisnya, sebagaimana terlihat dalam penjelasannya mengenai ‘ideologi’ Islam. 

Simpulan dari investigasi Rodinson terhadap masyarakat Muslim: tidak ada atau sangat sedikit faktor-faktor ‘kultural’ atau ‘religius’ yang inheren yang membuat masyarakat Muslim ‘tertinggal’ atau ‘susah menerima’ aspek-aspek dari modernitas, terutama apabila dibandingkan dengan ‘peradaban’ atau kebudayaan liyan. 

Rodinson memperjuangkan kesatuan antara teori dan praktik. Maka itu, dalam berbagai kesempatan ia sebisa mungkin membantu kawan-kawan Timur Tengah-nya yang aktif di pergerakan progresif di negaranya masing-masing. 

Menurut Rodinson, untuk menjalankan metode ini dengan baik, kuncinya adalah ‘kesadaran antropologis,’ yaitu pengetahuan yang mendalam akan karakter-karakter suatu masyarakat--dalam hal ini masyarakat Muslim--karena itu akan membantu dalam melaksanakan ‘cara berpikir yang materialis.’ 

Mohammed karya Maxime Rodinson--pertama kali terbit dalam bahasa Prancis tahun 1961--menandai suatu penyimpangan perspektif dalam kajian Barat atas Islam pada masanya karena menyajikan tentang manusia yang berdarah daging (jasmaniah). 

Buku itu melukiskan Muhammad secara fisik seolah-olah dia berdiri di depan kita: “Muhammad berprofil tinggi sedang, dengan kepala besar tetapi wajah yang tak bulat atau montok sama sekali. Rambutnya sedikit keriting dan matanya besar, hitam, dan membuka di bawah bulu mata nan panjang.” 

Rodinson selanjutnya melukiskan potret psikologis Muhammad: "Dia tidak berbunga-bunga. Kebahagiaan, dengan keterbatasannya, penerimaan Muhammad yang tenang atau penuh semangat, tidak dibuat untuk mereka yang selalu melihat melampaui apa adanya dan apa yang mereka miliki, yang semangat pencariannya selalu menjangkau hal-hal berikutnya yang diinginkan. 

“Dan masa kanak-kanak yatim piatu nan miskin dan kekurangan yang mengikat Muhammad, telah mendorong pertumbuhan kapasitas keinginan Muhammad yang tak tepermanai. Hanya kesuksesan dalam skala yang luar biasa, bahkan bisa dikatakan 'manusia super', yang akan memuaskannya." 

Rodinson juga mencoba memberikan analisis materialistik perihal asal-usul dan awal Islam di suatu tempat, dan pada waktu ketika ide-ide al-kitabiah dengan kafilah pedagang bertautan. 

Pada 610 Masehi, ketika berusia empat puluh tahun, Muhammad mulai membacakan firman-firman Tuhan yang dia yakini telah didiktekan oleh Allah, yang kemudian kita kenal sebagai mukjizatnya, yakni Al-Qur’an. 

Keyakinan baru ini diklaim menyatukan monoteis sejati dengan meninjau kembali dan melampaui tradisi Yahudi dan Kristen, serta memberikan identitas spiritual bersama kepada semua orang Arab melintasi batas identitas kesukuan mereka. 

Tahun 622, setelah sebelumnya memaksa Muhammad hijrah ke Madinah, aristokrasi Makkah berkumpul di sekitar kepemimpinannya. 

Muhammad dan penerusnya memimpin pasukan Badui yang perkasa dalam penaklukan Timur Tengah, Afrika Utara, dan Andalusia (Spanyol). Akan tetapi, pada saat yang sama, Islam tetap terikat pada posisi egaliter aslinya, sering kali menghalangi kekuasaan absolut bagi para khalifah, amir, dan sultan yang datang setelahnya. 

Dalam bab terakhir buku Mohammed (1971), Rodinson menolak jenis “determinisme primitif” yang kadang-kadang dikaitkan dengan Marxisme, yang menurutnya “seandainya Muhammad tidak pernah lahir, situasinya akan memanggil Muhammad yang lain.” 

Ini adalah kiasan Rodinson untuk ‘meninju’ filsuf Marxis Rusia, George Plekhanov, yang dalam esai klasiknya, “On the Role of the Individual in History” (1940), telah membuat klaim yang mirip tentang Napoleon Bonaparte (1769-1821). 

Bagi Rodinson, jalannya peristiwa sejarah tidak dapat dijelaskan dengan begitu teratur: "Muhammad yang berbeda, datang dua puluh tahun kemudian, mungkin telah menemukan Kekaisaran Bizantium terkonsolidasi, siap untuk melawan serangan suku-suku gurun dengan sukses. Arab mungkin telah masuk Kristen. 

“Situasi tersebut membutuhkan solusi untuk sejumlah masalah krusial, seperti yang telah kita lihat; tetapi solusi ini mungkin dengan mudah berbeda dari solusi yang benar-benar terjadi. Lemparan dadu dan peluang yang berbeda membutuhkan antrian baru." 

Rodinson juga menambahkan: "Selama beberapa abad penjelasan yang dihasilkan oleh orang-orang Kristen dan rasionalis telah menyatakan bahwa Muhammad bersalah atas pemalsuan, dengan sengaja menghubungkan kepada Allah pemikiran dan instruksinya sendiri. 

“Kita telah melihat bahwa teori ini tidak dapat dipertahankan. Yang paling mungkin, seperti yang telah saya jelaskan panjang-lebar, adalah bahwa Muhammad benar-benar mengalami fenomena indrawi yang diterjemahkan ke dalam kata-kata dan frasa dan bahwa dia menafsirkannya sebagai pesan dari Yang Maha Tinggi. 

“Dia mengembangkan kebiasaan menerima wahyu-wahyu ini dengan cara spesial dan khas. Ketulusannya tampak tanpa keraguan, terutama di Makkah ketika kita melihat bagaimana kuasa Allah mendesak, menghukum, dan menuntunnya ke langkah-langkah yang sangat tidak ingin dia ambil." 

Pandangan yang dikemukakan Ernest Renan dan Maxime Rodinson ini tentu problematik. Menurut Fred McGraw Downer dalam Muhammad and the Believers: at the origins of Islam, Islam dimulai sebagai gerakan keagamaan, bukan semata-mata gerakan sosial, ekonomi, atau “nasional”. 

Gerakan yang monoteistik ini membentuk suatu kepedulian yang sangat kuat untuk mencapai keselamatan pribadi melalui kesalehan. Umat Islam sangat peduli terhadap perkara sosial dan politik, hanya sejauh berkaitan dengan konsep kesalehan dan tingkah laku yang diperlukan untuk memastikan keselamatan. 

Related

Science 5878526702809246035

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item