Kisah Terungkapnya Para Wanita yang Disembunyikan dalam Sejarah Amerika (Bagian 2)


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Kisah Terungkapnya Para Wanita yang Disembunyikan dalam Sejarah Amerika - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Segera agen sastranya me-retweet. Begitu juga seorang teman zoologis. Tanggapan mulai mengalir masuk. Sosok wanita berkulit hitam itu memperkuat dorongan untuk memecahkan misteri ini sekaligus membantu mempersempit pencarian, membuka percakapan pada identitas rasnya. Pada hari Sabtu, 10 Maret 2018, postingan Andersen menjadi viral sampai dia harus mematikan pemberitahuan dari teleponnya.

Pencarian untuk mengidentifikasi ‘Hidden Figure’—istilah yang dipopulerkan oleh film nominasi Oscar tentang tim ahli matematika wanita kulit hitam di NASA yang karyanya tidak pernah diakui—telah mendapat perhatian baru dalam beberapa tahun terakhir. 

Upaya oleh sejarawan, peneliti, dan masyarakat umum telah dimulai untuk menyelidiki kisah di balik wanita tanpa tanda jasa, khususnya wanita berkulit hitam, dan menulis kembali pencapaian mereka ke dalam narasi utama. 

Upaya keras Andersen untuk memecahkan misteri foto wanita kulit hitam di antara kerumunan pakar kulit putih di tahun 1971 itu memperbesar energi publik untuk ikut memecahkannya, menghimpun para penggemar sejarah, sejarawan profesional, dan profesional arsip. 

Beberapa tebakan mengarah ke Matilene Spencer Berryman, seorang ahli kelautan yang juga seorang ahli lingkungan dan pengacara, yang telah meninggal pada tahun 2003. Tetapi warga twitterland yang lain dengan cepat menunjukkan bahwa Berryman sudah berusia 50-an awal ketika foto itu diambil, sementara wanita di dalam foto tampak jauh lebih muda.

Sampailah kepada Suzanne M. Contos yang menuntun ke G. C. Ray, sampai pada Dee A. Link yang menuntun ke Don Wilson. Pada Minggu, semuanya tampak sudah jelas. Wanita itu bernama Sheila Minor Huff. Sampai Minggu malam, 17 Maret, semua yakin tak ada lagi yang perlu diteruskan, Sheila hanyalah seorang staf biasa dalam sebuah acara konferensi. 

Untuk menyepelakan siapa sebenarnya sosok Sheila Minor, Smithsonian bahkan sampai menyatakan permintaan maaf dalam editing editorial pada 19 Maret untuk artikel 16 Maret, karena ketidakmauan untuk mengakui bahwa gerakan ‘hidden figure’ dimulai dengan tujuan untuk memberi arti pada wanita kulit hitam dalam sejarah Amerika. 

Smithsonian juga mengaku menyesal telah mengabaikan pentingnya identitas wanita kulit hitam dalam mendorong warga Twitter membantu perjuangan Andersen. 

Tapi Andersen tak ingin riwayat Sheila terkubur kembali hanya dengan tambahan keterangan foto; sebagai seorang staf biasa sebuah konferensi. Saat beberapa orang yang harusnya peduli justru tak ambil pusing masih hidup atau matinya Sheila Minor, Andersen justru ingin kejelasan. Sebelum tidur lelap di Minggu malam, ia mencari di Facebook, dan menemukannya. 

Ketika Andersen bangun di Senin pagi, dia mendapat jawaban dari Sheila untuk menghubunginya lewat email, dan sebuah janji, “Ada banyak hal yang mesti kita diskusikan.”

Kepada Smithsonian, Andersen berkata, “Saya pikir, ya ampun, dia wanita yang hidup, bernapas. Dan dia menjawab dengan emoji mata hati, dan oh my God, jadi dia punya kepribadian. Dia nyata."

Saat Andersen menunggu untuk mendengar kabar dari Sheila lebih banyak lagi, ramai di Twitternya menarik perhatian Deborah Shapiro, anggota tim referensi arsip Smithsonian, yang menandai koneksi penting Smithsonian. Ketika dia masuk ke kantor pada hari Senin, Shapiro menemukan bahwa tim penyuluhan Smithsonian juga telah mengikuti twit Anderson.

Di bawah judul, ‘How Smithsonian Helped Solve the Twitter Mystery of the Unknown Woman Scientist’, artikel panjang Smithsonian menceritakan bagaimana Deborah Shapiro yang berkuasa atas arsip Smithsonian, sepanjang ia bekerja di sana, belum pernah mendapat banyak permintaan untuk membuka arsip yang secara khusus berkorelasi dengan ilmuwan kulit hitam yang terindeks di Smithsonian.

Di laman resmi si.edu, The Smithsonian Institution diterangkan sebagai kompleks museum, pendidikan, dan riset terbesar di dunia. Didirikan dengan dana dari James Smithson (1765-1829), seorang ilmuwan Inggris yang meninggalkan tanah miliknya ke Amerika Serikat demi pengetahuan di Washington. 

Pada 10 Agustus 1846, Senat AS mengesahkan undang-undang yang mengatur Smithsonian Institution, yang ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden James K. Polk. Sejak saat itu hingga kini, Smithsonian Institution memiliki lembaga pendidikan dan riset, berikut kompleks museum dengan 142 juta koleksi, dibiayai oleh pemerintah Amerika Serikat.

Buku kisah nyata yang telah difilmkan tahun 2016 lalu berjudul Hidden Figure menceritakan diskriminasi yang menimpa 3 perempuan kulit hitam pakar matematika, Katherine Goble, Mary Jackson, dan Dorothy Vaughan, saat bekerja di NASA. 

NASA juga berkorelasi dengan Smithsonian, karena di Smithsonianlah ilmu tentang luar angkasa dimulai jauh lebih dulu dari NASA yang baru berdiri pada 1958. Dan keduanya bekerjasama mengelola sebuah museum luar angkasa berikut seluruh kekayaan koleksi arsipnya. 

Baca lanjutannya: Kisah Terungkapnya Para Wanita yang Disembunyikan dalam Sejarah Amerika (Bagian 3)

Related

History 7927140412378717373

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item