Bagaimana Kira-kira Wujud Manusia dalam Sejuta Tahun Mendatang?


Naviri Magazine - Evolusi adalah proses yang terus berjalan, dan proses ini sangat, sangat lama. Sebelum kita mengerti apa yang terjadi dalam proses evolusi, salah satu hal yang harus dimengerti juga adalah kurun waktu evolusi itu sendiri. 

Evolusi bukan satu hal yang bisa kita pantau dan amati dalam waktu yang singkat, atau dalam kurun waktu satu/dua generasi satu spesies tertentu saja. Proses dan bukti evolusi harus diamati dengan kurun waktu yang lebih luas, seperti puluhan, ratusan atau ribuan tahun lamanya, sampai ke titik di mana proses evolusi bisa secara samar-samar terlihat perjalanannya. 

Karena jika kamu kurang paham terhadap kurun waktu evolusi, besar kemungkinan kamu juga salah paham tentang bagaimana satu makhluk hidup berevolusi.

Kita pun pada saat ini, sebetulnya masih “berevolusi”, karena mutasi dalam kode genetik kita terjadi terus menerus, sangat perlahan-lahan, seiiring dengan hidup kita dan bagaimana kita semua beradaptasi ke lingkungan masing-masing. 

Manusia seperti kita ini (Homo sapiens) juga sebetulnya bisa ada sekarang karena hasil dari evolusi yang sangat lama, dan spesies kita pun sebetulnya tergolong cukup baru, yaitu berasal dari sekitar 200.000 tahun yang lalu.

Dalam evolusi, 200.000 tahun itu tergolong baru, karena proses evolusi secara keseluruhan telah memakan waktu sekitar milyaran tahun lamanya, sesuai bukti-bukti yang dikumpulkan oleh para peneliti sejauh ini. Karena dari itulah, 200.000 tahun itu secara relatif adalah waktu yang singkat sekali jika dibandingkan dengan jangka waktu milyaran tahun.

Kamu juga perlu paham bahwa untuk satu spesies bisa digolongkan menjadi "spesies baru" itu butuh kriteria-kriteria tertentu yang dibutuhkan. Hal-hal seperti perbedaan dari struktur anatomi tubuh, ukuran otak, struktur otak, dan juga perbedaan dalam level genetika, yang hanya bisa diperiksa melalui peralatan ilmiah yang canggih.

Di sisi lain, salah satu hal yang cukup signifikan dalam penentu apakah 2 organisme tergolong dalam spesies yang berbeda, juga ada di kemampuan mereka bereproduksi. 

Jadi, salah satu faktor mudah yang kamu bisa ingat, adalah jika 2 organisme tidak bisa bereproduksi, atau bisa namun menghasilkan anak yang tidak fertil, di situ juga letak penentu penting apakah 2 spesies yang kamu lihat bisa digolongkan berbeda, walau terlihat sekilas sama. 

Contoh dari hal ini seperti dalam kasus binatang bagal (atau mule), yaitu binatang hasil perkawinan antara keledai jantan dan kuda betina. Walau mereka (keledai jantan dan kuda betina) mampu melakukan seks dan menghasilkan anak, bagal lahir agak cacat secara genetik yang membuat semua bagal itu mandul. 

Ini sama halnya seperti kamu melihat bahwa monyet dan simpanse, walau sama-sama primata, tidak melakukan reproduksi antara satu sama lain, karena mereka sudah 2 jenis spesies binatang yang berbeda.

Catatan tambahan tentang bagal: Walau lumrahnya bagal akan mandul karena kondisi genetik mereka, sudah terdokumentasi adanya beberapa kasus unik di mana bagal bisa melahirkan, walau menurut informasinya hanya terdapat 60 kasus seperti ini sejak tahun 1527–2002.

Dalam hal ini, untuk Homo sapiens "berevolusi menjadi" satu hal yang baru adalah hal yang tidak mudah, karena pada dasarnya, untuk itu bisa terjadi, satu kelompok manusia harus bisa berevolusi sedemikian rupa, sehingga mereka tidak bisa berhubungan seksual dengan Homo sapiens atau mungkin bisa, namun berakhir menghasilkan anak yang selalu mandul dalam prosesnya.

Jadi, akan berevolusi menjadi apakah manusia dalam satu juta tahun?

Hal itu tentu tidak ada yang betul-betul bisa menjawab, apakah manusia akan berevolusi menjadi apa, apalagi jika kurun waktunya jutaan tahun. Namun, jika dilihat dari tren yang ada saat ini, besar kemungkinan Homo sapiens akan tetap menjadi manusia seperti sekarang, dengan perbedaan pada cara berpikir kita (karena tiap generasi terus beradaptasi dengan teknologi-teknologi baru), umur kita yang bisa lebih panjang (kualitas hidup yang sudah lebih baik dari waktu ke waktu), dan bisa jadi juga kita tidak hanya menggunakan produk-produk teknologi dalam kehidupan sehari-hari; lama kelamaan, kita juga bisa memasang produk teknologi ke bagian-bagian tubuh kita.

Sebetulnya mesin yang dipasangkan ke dalam tubuh manusia bukanlah hal baru, karena teknologi seperti alat pacu jantung sudah cukup lazim digunakan di mana-mana untuk penderita masalah jantung yang cukup berat. Namun karena teknologi ini masih ditanam di dalam tubuh, mungkin kebanyakan orang tidak begitu sadar jika ada salah satu dari teman, anggota keluarga atau orang-orang asing di jalan memiliki hal ini tertanam di dalam tubuhnya. 

Beda halnya seperti teknologi prosthetics, di mana alat/mesin yang ditanam di tubuh jelas sekali terlihat secara kasatmata, karena teknologi ini memang berguna untuk menggantikan tangan atau kaki yang tidak ada, atau telah diamputasi karena masalah kesehatan tertentu.

Jadi, manusia kemungkinan besar akan terus menjadi spesies yang sama (Homo sapiens) untuk beberapa waktu ke depan, karena berbagai faktor yang tidak mendukung kita untuk bisa membuat "tangkai evolusi baru" dalam waktu dekat. 

Namun karena manusia adalah satu-satunya spesies di Bumi yang bisa mengeksploitasi hukum alam untuk membuat produk-produk mutakhir demi membantu kehidupan secara luas, besar kemungkinan di masa depan, cyborg, atau organisme yang memiliki campuran anggota tubuh organik dan mesin di tubuhnya bisa menjadi kenyataan. 

Memang, semua ini bisa jadi terdengar seperti fiksi ilmiah. Namun, melihat bagaimana teknologi sains yang sudah berkembang sangat pesat di beberapa tahun ke belakang ini terus berkembang lebih cepat lagi, sulit rasanya untuk mengabaikan kemungkinan hal-hal itu bisa terjadi, cepat atau lambat.

Related

Science 7025415450281300386

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item