Pakar Prediksi Status Pandemi Dicabut Akhir 2022, Ini Alasannya


Naviri Magazine - Pakar epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman memprediksi pandemi Corona akan terkendali akhir tahun depan. Namun, untuk memastikan terkendalinya wabah Corona hingga masa tersebut masih cukup panjang.

Sementara tren kasus COVID-19 di Indonesia diakuinya sudah begitu membaik ketimbang puncak kasus COVID-19 yang dilaporkan akhir Juli menjelang Agustus. Meskipun positivity rate Corona mencetak rekor terendah di angka 3 persen, Dicky mengingatkan jumlah testing memakai PCR masih sangat rendah.

"Sayangnya testing masih belum memadai, karena pcr test-nya kecil sekali di bawah 50 ribu, untuk negara yang sebesar kita 270 juta, amat sangat kecil, dan ini perlu menjadi catatan, karena kita tidak boleh abai, pandemi ini masih ada, masih jauh," ingatnya.

"Walapun saya memprediksi mudah-mudahan akhir tahun depan sudah bisa dicabut paling tidak status pandeminya oleh WHO," sebut dia.

Dicky melanjutkan, sembari menunggu tahapan pandemi menuju epidemi dan endemi, banyak yang perlu dipersiapkan. Hal ini dikarenakan bukan suatu hal yang mustahil jika lonjakan kasus COVID-19 kembali terjadi.

Terlebih Indonesia adalah negara kepulauan. Penting menurutnya, untuk memastikan intervensi pencegahan kasus COVID-19 hingga sejumlah daerah terpencil.

Maksimal berapa jumlah kasus saat Corona terkendali?

"Setidaknya 10 kasus infeksi per kapita, per 100 ribu itu sudah bagus, itu harus jadi target, kematian 2 kasus per kapita dengan tes positivity rate yang terus menerus stabil, paling tinggi 5 persen dan itu harus dicapai di semua wilayah," pungkas dia.

Related

News 383345793239851212

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item