Ini 4 Negara yang Warganya Malas Nikah dan Enggan Punya Anak


Naviri Magazine - Fenomena resesi seks kini menjadi momok di berbagai belahan dunia. Menariknya, fenomena terjadi justru di negara-negara maju. 
 
Resesi seks sendiri bisa diartikan sebagai fenomena menurunnya hasrat pasangan untuk melakukan hubungan seksual, menikah, dan punya anak. 
 
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini negara-negara yang mengalami fenomena resesi seks.

1. Jepang

Jepang mencatat jumlah kelahiran bayi turun drastis menjadi 840.832 pada tahun 2020, turun 2,8 persen daru tahun 2019. Angka ini menjadi yang terendah sejak pencatatan yang dimulai pada 1899.

Selain itu, mayoritas pasangan muda di Jepang bahkan memilih untuk menunda pernikahan hingga menghindari untuk memiliki anak.

2. Korea Selatan

Kasus di Korea Selatan hampir mirip dengan Jepang. Namun lebih tak masuk akal lagi, di Korea Selatan justru berkembang komunitas feminis yang beranggotakan wanita-wanita muda.
 
Mereka bahkan telah bersumpah untuk tidak menikah. Mereka juga berjanji tak mau punya anak bahkan enggan berkencan dan berhubungan seksual. 
 
Kelompok ini berkomitmen dengan aturan hidup no dating, no sex, no marriage, no child-rearing, yang artinya adalah tidak berkencan, tidak berhubungan seks, tidak menikah, dan tidak mengasuh anak. 
 
Jika hal ini tidak bisa diatasi oleh pemerintah Korsel, maka negara yang besar karena industri Kpop ini terancam penurunan populasi secara drastis dalam beberapa tahun ke depan. 
 
3. Singapura

Singapura mengalami penurunan jumlah pernikahan ke level terendah dalam 34 tahun terakhir. Kelahiran warga juga tergelincir ke level terendah dalam 7 tahun terakhir. Dilaporkan, penurunan jumlahnya mencapai 12,3 persen pada tahun 2020.
 
Dampaknya, angka kelahiran di Singapura juga tergelincir ke level terendah dalam 7 tahun terakhir. Disebutkan, hanya ada 31.816 kelahiran di Singapura pada tahun ini, ini 3,1 persen lebih rendah dibanding tahun sebelumnya, yakni 32.844.

4. Tiongkok

Meski Tiongkok merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, namun dari sensus nasional yang dilaporkan 11 Mei lalu, tingkat pertumbuhan tahunan Tiongkok rata-rata adalah 0,53 persen selama 10 tahun terakhir. Ini turun dari tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata 0,57 persen antara tahun 2000 dan 2010. 
 
Dikutip dari BBC, berdasarkan data sensus penduduk dalam satu dekade terakhir, angka kelahiran di Tiongkok turun ke tingkat terendah sejak tahun 1960-an. Disebutkan, hanya ada 12 juta bayi lahir pada tahun lalu, ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2016, yakni 18 juta kelahiran.
 
Sontak saja, permasalahan ini menghadirkan kekhawatiran pemerintah Tiongkok soal ancaman populasi akibat resesi seks. 

Related

News 5532082993842274449

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item