Hikayat Keledai, Hewan Tunggangan Manusia Pertama di Muka Bumi


Naviri Magazine - Di Israel, ada sebuah kota kuno bernama Filistin, yang menjadi tempat kisah biblikal Goliat, musuh bebuyutan bangsa Israel, yang ditumbangkan oleh Daud. Saat ini, Kota Filistin telah berubah nama menjadi Tell es-Safi/Gath. Di kota itu, para arkeolog menemukan bukti paling awal terkait penggunaan alat kekang di Timur Tengah untuk mengendalikan hewan dari keluarga kuda.

Usia bukti yang ditemukan tersebut berumur jauh lebih tua, dibandingkan awal kehadiran kuda di daerah Timur Tengah.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal PLOS One, manusia yang hidup di daerah itu diketahui telah menjinakkan keledai (Equus asinus) pada tahun 2.700 SM, atau pada Zaman Perunggu Kuno. Periode tersebut sekitar 1.000 tahun lebih tua dibandingkan awal domestikasi kuda.

Tim yang dipimpin oleh Haskel Greenfield dari University of Manitoba, di Kanada, bersama tim arkeologi internasional, termasuk University of Saskatchewan, Ariel University, Grand Valley State University, AS, serta Bar-Ilan University, Israel, menemukan sisa-sisa fosil keledai domestik dari periode waktu lebih dari 4.000 tahun yang lalu.

Fosil tersebut ditemukan ketika mereka menggali halaman sebuah rumah di Tell es-Safi, selatan Israel.

Keledai yang dimaksud diletakkan di bagian fondasi sebagai korban persembahan, sebelum pembangunan sebuah rumah. Keledai itu secara ritual disembelih, dan kepala serta lehernya dilepaskan dari tubuhnya dan diletakkan terbalik di perutnya, lalu dikubur dengan lantai tanah.

Keledai-keledai itu dimaksudkan untuk mendamaikan para dewa, dan melindungi rumah-rumah orang Gath.

Lokasi penemuan itu merupakan salah satu dari empat kuburan keledai yang ditemukan di bawah rumah-rumah lingkungan sekitar. Hal ini menunjukkan pentingnya peran keledai di masyarakat masa itu.

Pada suatu waktu sebelum kuda peliharaan masuk ke wilayah tersebut, keledai digunakan untuk menarik dan membawa beban, serta dikendarai guna mengangkut barang untuk jarak yang jauh. Menggunakan kekang memungkinkan penggembala keledai untuk mengendalikan hewan tersebut lebih mudah selama melakukan transportasi.

Dalam studi yang dipublikasikan sebelumnya, berdasarkan analisis isotop, keledai itu lahir dan dibesarkan di Mesir. Ia dibawa ke Gath beberapa bulan sebelum menemui ajal.

Mereka kemudian melanjutkan studi dengan melakukan penelitian mikroskopis pada sisa-sisa fosil yang mereka temukan. Dari situ ditemukan bahwa enamel gigi hewan tersebut menunjukkan keausan.

Enamel gigi yang aus itu membuat tim menyimpulkan bahwa keledai itu dipasangi sejenis kekang, agar mereka bisa diajak bekerja sama. Dengan demikian, kesimpulan berikutnya, orang pada Zaman Perunggu Kuno sudah mulai menjinakkan keledai.

Studi berfokus pada tanda-tanda tak biasa yang difokuskan pada gigi salah satu kerangka yang terlihat tidak rata, mengindikasikan keausan.

Hasil analisis pada Lower Premolar 2 (LPM2) menegaskan bahwa tanda itu cocok dengan tanda keausan yang disebabkan oleh material agak lunak—kemungkinan terbuat dari tali atau kayu—yang seharusnya digunakan untuk mengendalikan hewan itu.

“Temuan ini signifikan, karena menunjukkan bagaimana keledai domestik pada masa awal dikontrol, dan menambah pengetahuan kita tentang domestikasi keledai, serta evolusi teknologi berkendara dan penunggangan," kata Prof. Haskel Greenfield dari University of Manitoba, penulis utama penelitian tersebut, kepada Heritage Daily.

Profesor Aren Maeir, dari Bar-Ilan University, yang telah memimpin Tell es-Safi/Gath Archaeological Project selama lebih dari 20 tahun, dikutip Horsetalk, mengatakan penggunaan tali kekang pada periode tersebut sebagai hal yang mengejutkan.

Pasalnya, sudah menjadi asumsi publik bahwa pada masa itu, seperti digambarkan dalam karya seni masa Mesopotamia, mengontrol keledai menggunakan cincin hidung.

Para penulis menyimpulkan bahwa ausnya gigi keledai itu disebabkan oleh kekang berbahan lunak, kemungkinan terbuat dari tali atau kayu.

Maeir menyatakan kekang berbahan metal baru digunakan pada Zaman Perunggu Pertengahan dan setelahnya (2000 SM). Pertama oleh kuda di Timur Dekat, lalu hewan lainnya, seperti keledai. Contoh kekang-kekang yang lebih baru ditemukan di Tel Haror, Israel.

Studi tersebut membuktikan bahwa pada zaman itu keledai, sebagai hewan domestik, berperan penting dalam kehidupan masyarakat Timur Tengah.

Bahkan hingga saat ini keledai masih menjadi hewan domestik yang paling dihargai di peternakan negara-negara dunia ketiga, serta amat berpengaruh pada kehidupan politik, sosial, dan ekonomi masyarakat.

Related

Science 237088317323212044

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item