5 Tanda Kamu Terjebak Toxic Productivity, Merasa Harus Terus Sibuk!


Setiap orang punya mimpi yang harus diperjuangkan. Beberapa di antaranya bekerja sangat keras demi mewujudkan cita-cita. Bahkan mereka mengorbankan segalanya agar bisa fokus mengejar target yang selama ini diimpikan.

Memang ada harga yang harus dibayar untuk menggapai kesuksesan. Di dunia ini, tak ada keberhasilan yang bisa didapat secara instan. Namun sering kali kita mengerahkan seluruh waktu, tenaga, dan pikiran dalam porsi yang berlebihan.

Tentu saja bentuk produktivitas seperti ini bersifat toksik untuk diri sendiri. Karenanya, yuk perhatikan apakah tanda-tanda toxic productivity berikut ini kamu alami selama ini.

1. Sering merasa bersalah jika tak melakukan apa pun

Kamu sudah bekerja keras selama sepekan penuh. Di akhir pekan, sudah selayaknya kamu beristirahat dan mengisi ulang energi agar bisa kembali melanjutkan perjuangan di hari esok. Namun, berdiam diri malah membuatmu merasa bersalah.

Bagimu, istirahat justru dianggap sebagai membuang-buang waktu. Sebab kamu sepatutnya memanfaatkan setiap detik untuk menjadi produktif. Jika kamu terbelenggu dalam pikiran seperti ini, kamu sudah terjebak dalam toxic productivity.

2. Enggan beristirahat

Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, nih. Karena merasa bersalah saat tak melakukan apa pun, kamu akhirnya menolak beristirahat.

Alih-alih berdiam diri, kamu justru bekerja di akhir pekan tanpa mengenal waktu. Semua dilakukan semata-mata untuk memuaskan ego. Tanpa sadar, hal ini berdampak buruk pada kondisi mentalmu.

3. Tidak pernah merasa puas

Saat mencapai target-target kecil, kita boleh merasa puas dan berbangga diri. Bahkan kita bisa membuat perayaan kecil-kecilan sebagai bentuk penghargaan atas kerja keras yang telah ditorehkan. Ini juga bertujuan agar kita lebih bersemangat untuk mencapai target selanjutnya.

Sayangnya, beberapa orang enggan merasa puas atas pencapaiannya. Mereka menunda perasaan bangga untuk target yang jauh lebih fantastis. Namun lama kelamaan, mereka akan merasa lelah karena terus bekerja tanpa penghargaan yang pantas. Bukan tidak mungkin mereka berhenti di tengah jalan dan tak melanjutkan perjuangannya.

4. Cenderung menetapkan target yang tidak realistis

Sejatinya menyusun tujuan bisa dilakukan dengan metode S.M.A.R.T yang merupakan akronim dari specific, measurable, achievable, relevant, dan time-bound. Salah satu aspek dalam metode SMART ialah achievable, yang berarti menyusun tujuan yang bisa diraih sesuai dengan kapasitas individu.

Namun, seseorang yang terjebak dalam toxic productivity biasanya menetapkan target yang jauh melebihi kapabilitas mereka. Misalnya, mereka menginginkan omzet Rp100 juta setiap bulan padahal usaha baru saja berdiri dan masih berkembang.

Hal ini bisa memicu kita untuk menjadi sosok yang gila kerja. Sayangnya, sekeras apa pun usaha kita, target yang tidak realistis ini tetap sulit untuk diraih sehingga apa yang dilakukan tampak sia-sia.

5. Menyibukkan diri dengan segudang aktivitas

Waktu merupakan aset yang sangat bernilai sebab tak bisa diputar dan jumlahnya tak bisa bertambah. Karenanya kita perlu memanfaatkan setiap detiknya semaksimal mungkin. Namun ini bukan berarti kita harus menyibukkan diri dengan segudang aktivitas.

Agar menjadi lebih produktif, kamu melakukan banyak kegiatan walau sudah melampaui kapasitasmu. Dalam jangka panjang, hal ini tak hanya menguras energi, tetapi berisiko mengganggu kesehatan fisikmu.

Ingat, produktivitas gak hanya dinilai dari seberapa sibuknya seseorang. Sayangnya kita sering kali salah menafsirkan produktivitas dan tanpa sadar terjebak dalam situasi yang toksik. Alih-alih mencapai tujuan dengan efektif, kamu justru menjadi burnout dan membuat kesehatan mentalmu terganggu.

Related

Psychology 7013608892661380111

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item