Ade Armando Jawab Rocky Gerung soal Pengeroyokannya: Norak


Pegiat media sosial sekaligus dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando menyebut Rocky Gerung norak dan tidak perlu didengarkan.

Hal ini disampaikan saat menanggapi komentar beberapa tokoh, seperti Rocky, Sekjen PAN Eddy Soeparno, dan aktivis Farid Gaban, mengenai pengeroyokan yang menimpanya maupun sejumlah pemikirannya.

"Ya norak aja dia (Rocky) suppose to be kalau buat saya ya," kata Ade sebagaimana dikutip dari Youtube Cokro TV.

Ade mengatakan Rocky Gerung boleh saja kritis, namun tidak sembarangan seperti Eddy yang menudingnya telah melakukan penodaan agama.

Menurut Ade, pemikirannya tidak seperti Rocky Gerung yang menyebut kitab suci fiksi. Ia juga tidak akan menuding Rocky melakukan penodaan agama karena pernyataan tersebut.

"Pemikiran saya pun bukan pemikiran yang jadi, misalnya Rocky Gerung kan bilang kalau kitab suci itu fiksi, kan? Saya sendiri tidak akan bilang dia menodai agama karena itu pandangan dia," terang Ade.

Menurutnya, pernyataan Rocky akan membuat orang yang memiliki kepercayaan kuat terhadap agama tersinggung.

Ade lantas membandingkan pandangan Rocky dengan pernyataannya yang mengutip ayat dan mengatakan bahwa Alquran tidak menyebut salat lima waktu.

Ade juga membandingkan pandangan Rocky dengan pernyataannya bahwa Tuhan bukan orang Arab. Menurut Ade, pernyataan itu merupakan logika dasar.

"Jadi menurut saya, pemikiran saya bukan pemikiran yang seperti mengejek, menghina, mempertanyakan agama," tutur Ade.

Pada kesempatan tersebut Ade juga mengaku sebenarnya enggan mendengarkan komentar Rocky Gerung. Meski demikian, menurutnya pernyataan mantan dosen UI itu lucu.

"Ya lucu-lucu kan jadinya, apalagi Rocky Gerung, tapi ya sudah seperti Nong (pembawa acara) bilang, dia sih enggak usah didengerin lah," jelasnya.

Sebelumnya, sejumlah tokoh mengomentari peristiwa pengeroyokan yang menimpa Ade Armando. Dua di antaranya adalah Rocky Gerung dan Eddy Suparno.

Melalui akun Youtube-nya, Rocky menyebut kehadiran Ade di lokasi demo 11 April sebagai sikap arogan. Kehadirannya dilihat sebagai buzzer alih-alih dosen.

Ade Armando menjadi korban penganiayaan massa saat demo penundaan pemilu di depan Gedung DPR/MPR Jakarta pada 11 April lalu. Dia dipukuli hingga tak berdaya, tapi berhasil diselamatkan aparat dari amukan massa.

Mulanya, Ade sempat bicara dengan wartawan soal maksud kedatangannya ke lokasi demo. Dia mengaku mendukung aspirasi mahasiswa yang menolak pemilu 2024 ditunda.

Namun, ia terlibat cekcok dengan sejumlah massa yang memiliki pandangan berbeda. Semakin banyak massa yang ikut cekcok dan berujung kekerasan fisik terhadap Ade Armando. Kini, dosen Fisip UI itu dirawat di RS Siloam Semanggi, Jakarta.

Polisi sudah menetapkan sembilan orang tersangka dalam kasus pengeroyokan itu. Sebanyak dua tersangka masih buron atau tengah diburu polisi.

Related

News 7112333105966351615

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item