Kisah Istri Gembong Narkoba Meksiko: Dulu Hidup Glamor, Kini di Penjara (Bagian 2)

Kisah Istri Gembong Narkoba Meksiko: Dulu Hidup Glamor, Kini di Penjara

Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Kisah Istri Gembong Narkoba Meksiko: Dulu Hidup Glamor, Kini di Penjara - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Guadalupe Correa-Cabrera dari Universitas George Mason telah melakukan riset di Sinaloa, Meksiko, yang merupakan wilayah operasi kartel El Chapo.

Dia menjelaskan istilah buchona. "Perempuan yang memakai busana sangat mahal sambil menenteng tas Louis Vuitton. Semua tampilannya wah sekali dan itu mewakili gambaran yang tepat. Semua ini menyangkut penampilan, termasuk bedah plastik."

Salah satu penampilan Coronel yang paling mengesankan, bagi Correa-Cabrera, adalah "bagian punggungnya", yang digambarkan "sangat lengkung." Citra glamor itu sangat kontras dengan kerasnya hidup dalam menjalankan kartel El Chapo.

Guzman menggunakan kekerasan untuk menjaga pasar gelap narkoba di bawah kendalinya, demi menghasilkan kekayaan berlimpah bagi istri dan keluarganya. Lebih dari 300.000 orang tewas di Meksiko sejak 2006, tahun saat pemerintah melancarkan perang terhadap para kartel narkoba.

Banyak korban yang tewas itu adalah musuh-musuh Guzman, bahkan termasuk mereka yang pernah dekat dengannya. Salah satu mayat yang ditemukan di bagasi suatu mobil ternyata salah satu kekasih Guzman. Dia diduga dibunuh oleh geng seterunya.

Harga loyalitas

Lucero Guadalupe Sanchez Lopez, salah satu perempuan simpanan Guzman, menjadi saksi yang memberatkan dia selama sidang pengadilan. Lopez ditahan atas kasus narkoba di dekat perbatasan AS-Meksiko.

Dia mengaku bersalah dengan ancaman hukuman penjara 10 tahun. Sebagai ibu dua anak, Sanchez akhirnya mau bekerja sama dengan tim penuntut agar hukumannya diperingan. Mengenakan baju tahanan biru, dia menceritakan kisah asmara mereka dan peran Guzman sebagai pemimpin kartel selama sidang pengadilan.

Lopez tampak gugup, matanya sering berkedip. Guzman, yang duduk tidak begitu jauh, tampak tidak sabar dan terus melihat jam dinding di ruang sidang.

Sedangkan Coronel duduk di deret kedua kursi untuk pengunjung. Dia merapihkan rambutnya yang panjang dengan kukunya, dan hari itu dia mengenakan jaket beludru, mirip yang dipakai suaminya. Memakai jaket yang sama itu menunjukkan kuatnya hubungan pernikahan mereka, kata William Purpura, pengacara GUzman.

Dengan mengenakan pakaian yang sama dengan suaminya, Coronel tampaknya ingin mengirim pesan kepada Sanchez saat perempuan tersebut tampil sebagai saksi yang memberatkan.

"[Pesan] itu bisa diartikan 'Persetan denganmu,'" jelas Purpura. "Coronel tampaknya ingin berkata, 'Dia [Guzman] itu milikku.'"

Setelah bersaksi di pengadilan, Sanchez dikembalikan ke penjara, sedangkan Coronel pergi makan malam di Kota New York.

Tidak lama kemudian, nasib dua perempuan itu berubah. Sanchez telah menjalani masa hukuman di penjara dan kini bebas, sedangkan Coronel masuk ke rumah tahanan tanpa ada hak jaminan.

Banyak yang terkejut dengan cara Coronel memamerkan gaya hidupnya selama persidangan, sekaligus kecewa dengan sikapnya yang tetap setia kepada suami.

"Dia terlihat seperti orang bodoh," kata Grandmaison sebagai analis keamanan.

Tidak demikian dengan Sanchez. Saat pengacaranya, Heather Shaner, mengabarkan bahwa Coronel sudah dipenjara, Sanchez tidak menunjukkan kegembiraan. Sebaliknya, ungkap pengacaranya, "Dia merasa sedih karena bilang begini, 'Satu lagi seorang ibu yang harus dijauhkan dari anak-anaknya.'"

Related

International 1142083979663964242

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item