Muda dan Kaya-Raya, 5 Alumni 30 Under 30 Ini Ternyata Penipu


Kaya, muda, dan berbakat, mungkin kategori itu pantas disematkan pada sejumlah orang yang masuk dalam 30 under 30 versi Forbes. Namun beberapa nama dalam daftar anak muda di bawah 30 tahun itu juga punya julukan tambahan: penipu.

Beberapa di antara mereka diduga melakukan penipuan. Salah satunya Sam Bankman-Fried yang diseret ke meja hijau setelah keruntuhan perusahaannya, FTX.

Ada juga Elizabeth Holmes. Theranos juga dituduh menipu dengan teknologi pengujian tes darah milik Theranos, perusahaan yang didirikannya.

Berikut nama 5 pengusaha muda yang diduga melakukan tindakan penipuan.

1. Sam Bankman-Fried

Bankman-Fried yang baru berusia 30 tahun pada 2022 lalu, merupakan pendiri FTX dan Alameda Research yang pada awalnya cukup sukses. Dia pernah tercatat menjadi salah satu anak muda terkaya dengan kekayaan mencapai US$26,5 miliar (Rp 413 triliun).

Namun kesuksesan itu berbalik menjadi buruk. FTX runtuh, setelah banyak pedagang yang menarik uang dengan total US$6 miliar dalam waktu 72 jam. Binance yang disebut bakal menyelamatkan perusahaan juga memilih mundur dari kesepakatan.

FTX mengajukan kebangkrutan pada November 2022. Sementara Bankman-Fried diseret ke meja hijau dengan tudingan skema penipuan, yakni menyalahgunakan simpanan untuk membayar pengeluaran serta utang Alameda.

2. Caroline Ellison

Wanita 28 tahun ini tercatat sebagai CEO Alameda Research. Bersama dengan Bankman-Fried, yang dilaporkan sebagai kekasihnya, dia juga ikut jadi tersangka dalam kasus penipuan FTX.

Akhirnya, dia dan Gary Wang yang merupakan partner pendirian FTX mengaku bersalah atas tuduhan konspirasi penipuan transaksi online dan saham. Ellison juga mengaku tuduhan konspirasi pencucian uang.

3. Elizabeth Holmes

Beberapa tahun lalu, dia pernah menjadi anak muda yang menjanjikan lewat perusahaan yang didirikannya, Theranos. Namun kemudian Holmes dituding menipu melalui teknologi pengetesan darah.

Pada November lalu, dia dihukum 11 tahun penjara. Namun ternyata Holmes tak dipenjara, melainkan masih tinggal dalam perkebunan mewah dengan sewa US$13 ribu per bulan.

Pada Januari 2022, Holmes dinyatakan bersalah pada kasus penipuan. Ini terdiri dari tiga dakwaan penipuan transaksi elektronik dan satu dakwaan konspirasi.

4. Martin Shkreli

Namanya sempat ramai diperbincangkan setelah menaikkan harga obat mencapai 5.000%. Pada 2017, juri federal memutuskan bos Turing Pharmaceuticals itu bersalah atau dua tuduhan, yakni penipuan sekuritas dan konspirasi melakukan sekuritas. Sementara tahun 2018 dia dijatuhi hukuman penjara 7 tahun.

Hartanya senilai US$7,4 juta ikut disita dalam kejadian tersebut. Di bulan Januari Hakim Distrik AS memerintahkannya mengembalikan US$64,6 juta pada kenaikan Daraprim, obat yang dia naikkan harganya.

Selama sisa hidupnya, Shkreli juga dilarang berkegiatan lagi di industri farmasi. Baru-baru ini ternyata dia telah bebas dan mengatakan telah menyelesaikan seluruh program untuk mempersingkat masa hukumannya.

5. Charlie Javice

Nama terakhir adalah Charlie Javice yang merupakan CEO perusahaan fintech Frank. Baru-baru ini dia digugat oleh JP Morgan, investor startup-nya, dengan tuduhan membawa lari akuisisi senilai lebih dari Rp 2 triliun.

Javice dituduh membuat daftar pelanggan palsu sejumlah 4,2 juta mahasiswa yang diduga fiktif. Berdasarkan gugatan di Pengadilan Distrik AS di Delaware, jumlah pelanggannya tak sampai 300 ribu pada tahun lalu.

Dengan daftar palsu itu, Javice meminta pendanaan US$175 juta atau lebih dari Rp 2,6 triliun pada JP Morgan.

Related

International 3977975686301415443

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item