Viral Senam Perut Tangkal Gendut, Benarkah Bisa Hilangkan Buncit?


Tren senam perut menarik perhatian banyak orang. Olahraga satu ini viral di media sosial setelah banyaknya testimoni terkait keefektifannya dalam menurunkan berat badan dan mengubah bentuk tubuh. Gerakan dalam tren olahraga ini memfokuskan pada gerakan perut dan hentakan pinggang serta pinggul yang tergolong sederhana, namun tergolong cukup intens.

Tidak hanya populer dan dicoba oleh kalangan wanita, dalam salah satu video yang diunggah, tampak seorang lelaki berbobot 105 kg yang berhasil memangkas habis lemak tubuhnya hingga mencapai berat badan 76 kg berkat olahraga tersebut.

"Bener aku coba ini rutin seminggu perut kempes," tulis salah seorang warganet melalui kolom komentar.

Meski banyak yang mempercayai dampak baik dari olahraga ini, tak sedikit juga yang mengkritik dan mengkhawatirkan bahaya di balik olahraga senam perut tersebut.

"Nggak semua orang cocok pake ini. Aku nyobain malah engap banget serasa jantung pindah ke tenggorokan," tulis warganet yang lain.

Menanggapi tren tersebut, dr Andhika Raspati, SpKO, dokter spesialis kesehatan olahraga di RS Columbia Asia dan Klinik Welspro menjelaskan risiko bahaya yang mungkin ditimbulkan dari olahraga tersebut.

"Di situ kan banyak hentakan, banyak gerakan di daerah pinggul yang menghentak-hentak, ini mungkin kurang cocok untuk orang yang punya masalah di daerah pinggang atau pinggul, misalnya ada gangguan tulang belakang atau saraf pinggang, itu mungkin bisa menjadi masalah," jelas dr Andhika.

"Meskipun sekarang tidak ada keluhan, tapi kalau ada kelemahan otot atau ketidakstabilan tulang belakang yang tidak bergejala, nah ini takutnya kalau dia terlalu banyak menghentak, terutama awal-awal, dia bisa merasa nyeri," lanjutnya.

dr Andhika menyarankan untuk mencoba secara bertahap sebelum melakukan gerakan hentakan yang intens untuk menghindari risiko terjadinya cedera yang tidak diinginkan.

"Kalau memang mau nyobain, ya hentakannya pelan-pelan dulu. Kita lihat apakah ada masalah yang muncul. Kalau memang nggak ada, boleh dibikin menghentak seperti di video tapi bertahap lah gitu," lanjutnya.

Lebih lanjut, dr Andhika menjelaskan bahwa olahraga apapun sebenarnya bisa membantu menurunkan berat badan selama memperhatikan kembali keseimbangan kalorinya. Menurutnya, terdapat banyak pilihan olahraga lain yang sama-sama memiliki dampak baik bagi kesehatan tubuh dan efektif untuk menurunkan berat badan, tetapi lebih aman dan mudah untuk dilakukan.

"Kalau untuk pemula, bisa ambil yang simple dan tidak banyak hentakan, misalnya jalan pagi, jalan cepat, bersepeda santai," kata dr Andhika.

"Atau kalau mau yang seru-seruan di kelas, ya banyak senam-senam aerobik yang tidak terlalu menghentak seperti itu. Jadi dipilih yang low impact aerobic exercise juga banyak, manfaatnya juga bagus tanpa harus banyak hentakan seperti itu," jelasnya.

dr Aru Ariadno, SpPD KGEH, FINASIM, seorang dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroentero-hepatologi di RSU Brawijaya Depok, juga menjelaskan risiko gangguan perut yang mungkin bisa dirasakan oleh sejumlah orang yang memiliki riwayat penyakit tertentu.

"Gerakan-gerakan seperti itu tidak akan mengakibatkan gangguan di perut sepanjang tidak ada kelainan di perut, seperti hernia, bekas operasi, atau kelainan otot dan tulang," ujar dr Aru Ariadno.

Ia juga menekankan bahwa waktu olahraga dan waktu makan perlu diberi jarak setidaknya dua jam untuk menghindari terjadinya gangguan pada sistem pencernaan, seperti salah satunya adalah asam lambung.

"Untuk asam lambung juga tidak akan menyebabkan gangguan sepanjang dikerjakan jangan setelah makan," tutur dr Aru.

"Biasanya dibatasi dua jam setelah makan baru boleh berolahraga sebagaimana olahraga lainnya," tutupnya.

Related

Health 1858648633029628545

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item