Alor Alien Sightings 1959: Kisah Alien Datang ke Pulau Alor Indonesia (Bagian 3)


Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Alor Alien Sightings 1959: Kisah Alien Datang ke Pulau Alor Indonesia - Bagian 2). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Setelah satu atau dua menit, suara mirip jet yang lembut namun bernada tinggi terdengar, dan benda terbang itu sedikit miring, kemudian meluncur secara vertikal dengan kecepatan tinggi lalu menghilang ke dalam awan.

Dia melaporkan bahwa setelah benda itu hilang, tercium bau aneh yang agak mirip bau lada, dan masih tetap bertahan di udara setelah benda itu pergi. Moreland tetap berdiri di pepohonan selama beberapa menit, masih tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Dia akhirnya melanjutkan pemerahan susu sapinya, tapi begitu terganggu dengan apa yang telah dia lihat pada pukul 7:00 pagi tersebut. Dia kembali ke rumah dan memberi tahu suaminya apa yang telah terjadi. Suaminya, yang dipekerjakan oleh Angkatan Udara Kerajaan Selandia Baru, menyarankan agar dia menelepon polisi.

Lalu sebuah penyelidikan resmi akhirnya dimulai dan mencakup penyelidikan oleh RNZAF. Laporan Moreland mendapat liputan luas di media, dan beberapa waktu kemudian diketahui bahwa sekitar satu jam sebelum penampakan oleh Moreland, seorang pria di Blenheim bernama Holdaway, telah melihat benda oranye putih melalui jendelanya.

UFO juga terlihat di Madura, Malang dan Surabaya

Setelah fenomena UFO yang muncul di Papua New Guinea pada 26-27 Juni 1959, lalu di Blenheim Selandia Baru pada 13 Juli 1959, kemudian di Kepulauan Alor pada awal Juli 1959, dilaporkan benda asing terbang muncul di Surabaya yang berjarak sekitar 1.200 kilometer dari Pulau Alor di NTT.

Objek tak dikenal itu nampak ketika terjadi peristiwa Dwikora, sehingga ditembaki meriam oleh tentara Indonesia. Dwikora adalah masa konfrontasi Indonesia dengan Malaysia, sebuah perang mengenai masa depan Malaya, Brunei, Sabah dan Sarawak, yang terjadi antara Federasi Malaysia dan Indonesia pada tahun 1962 hingga 1966.

Jacob Salatun menyebutkan di bukunya, UFO muncul mulai tanggal 18 sampai 24 September 1964. UFO terlihat dengan mata telanjang, juga terlihat berupa tanda kedipan melalui radar pemantau pesawat. UFO tersebut dilaporkan muncul di daerah Surabaya, Malang, dan Bangkalan, sebuah kota di barat Pulau Madura. UFO itu sempat ditembaki meriam artileri pertahanan udara.

Kejadian itu juga diungkapkan oleh Laksamana Udara, Roesmin Noerjadin, Kepala Staf TNI Angkatan Udara dari 31 Maret 1966 hingga 10 November 1969. Dalam suratnya, tertanggal 5 Mei 1967, Laksamana Udara Roesmin Noerjadin menulis:

“UFOs sighted in Indonesia are identical with those sighted in other countries. Sometimes they pose a problem for our Air Defence and once we were obliged to open fire on them“. (“UFO yang terlihat di Indonesia identik dengan yang terlihat di negara lain. Terkadang mereka menimbulkan masalah bagi Pertahanan Udara kami dan dengan begitu kami terpaksa melepaskan tembakan ke arah mereka.“)

Namun ada pula yang beranggapan bahwa UFO yang ditembaki bukan berarti objek itu pesawat alien (alien spacecraft), karena, pada masa Dwikora, Malaysia didukung Inggris dan Amerika. Maka, bisa jadi objek itu adalah pesawat pembom U-2 milik Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) dan biasa digunakan juga oleh CIA. 

Pesawat U-2 buatan pabrik Lockheed ini, dikenal juga dengan sebutan ‘Dragon Lady’, adalah pesawat pembom sekaligus pengintai, dan dapat terbang sangat tinggi (ultra-high altitude reconnaissance aircraft). U-2 yang pertama kali diterbangkan tahun 1955 masih digunakan Angkatan Udara Amerika Serikat hingga saat ini, dengan melahirkan varian-varian yang baru dan canggih.

Tapi jika objek itu adalah pesawat U-2, suatu yang tak mungkin karena pesawat ini terlihat terbang tidak terlalu tinggi, seperti kesaksian para prajurit kala itu. Pesawat ini sangat berbahaya jika terbang rendah, dan bukan itu fungsinya karena dapat membahayakan akibat kecepatannya tidak segesit pesawat tempur. Tidak ada laporan lanjutan, apakah ada kabar bahwa UFO yang ditembak bisa dijatuhkan oleh tentara Indonesia pada waktu itu.

Insiden misterius yang ditulis dalam buku

Kasus UFO di kepulauan Alor sering disebut secara internasional sebagai Alor UFO Incident 1959 atau “Alor Incident” saja, yang telah disisipkan dalam buku yang ditulis oleh Marsekal Muda TNI (Purn) Jacob Salatun, berjudul “UFO: Salah Satu Masalah Dunia Masa Kini”.

Seandainya Alwi Alnadad tak menceritakannya, atau Salatun tak menulis kisah tersebut ke dalam bukunya, mungkin insiden ini akan terpendam selamanya, ikut terkubur bersama kedua putra bangsa tersebut.

Salatun menulis kisah fenomela ini berdasarkan kesaksian komandan kepolisisn setempat bernama Alwi Alnadad, yang ia ungkapkan 17 tahun setelah kejadian yang spaktakuler ini.

Marsekal Muda TNI (Purn) Jacob Salatun, dijuluki “bapak UFO Indonesia”, pendiri SUFOI (Studi UFO Indonesia) dan pendiri LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional). 

Setelah lulus Sekolah Menengah Teknik Tinggi di Surabaya, ia bergabung dengan TKR (Tentara Keamanan Rakyat), dan kemudian mulai mempelajari dunia penerbangan. Ia pernah dikirim ke Amerika untuk belajar sistem informasi dan penerbangan. Dari sini, karirnya terus meningkat hingga menjadi Sekretaris Dewan Penerbangan.

Kemudian ia mendirikan LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) pada tahun 1963. Bung Karno yang kala itu masih menjadi presiden Indonesia memerintahkan Perdana Menteri Juanda dan juga Joacob Salatun untuk melakukan Proyek Roket Ilmiah, yang bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Ketertarikan Jacob Silatun terhadap UFO seiring menanjaknya karir di dunia penerbangan. Dari sini, dia mulai percaya dengan keberadaan UFO yang pernah dia lihat sendiri dengan anaknya. Dari pengalamannya melihat UFO inilah, Jacob Silatun mulai mendirikan Studi UFO Indonesia (SUFOI) dan membuat buku untuk pemahaman UFO di Indonesia.

Beberapa buku yang ditulis oleh Jacob Silatun menjadi rujukan bagi mereka yang penasaran dengan dunia UFO di Indonesia. Hingga akhir hayatnya, Salatun tetap percaya keberadaan UFO dan adanya kehidupan lain di luar planet Bumi.

Insiden di Pulau Alor yang dirahasiakan

Setelah terjadinya insiden yang aneh dan tak masuk akal tapi nyata di Pulau Alor dan Pulau Pantar, kabar mulai menyebar, warga menjadi heboh dan sangat sensasional selama berminggu-minggu. 

Kemudian warga dikumpulkan oleh kepolisian, ceritanya mulai diredam, karena insiden ini sangat tak mungkin dan tak masuk akal. Jangan sampai peristiwa menggemparkan ini diceritakan kepada wartawan, apalagi kepada khalayak ramai. Hal ini dilakukan karena takut akan menghebohkan seluruh negeri pada masa itu.

Peristiwa-peristiwa spektakuler ini pun perlahan mulai dilupakan. Karena, selain tak masuk akal, insiden ini masih belum bisa dipaparkan secara akal sehat, apalagi secara ilmu pengetahuan pada masa itu, bahkan untuk masa kini. 

Related

Mistery 745970850986605016

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item