Suka Duka Jadi HRD yang Jarang Diketahui Karyawan


Banyak orang di luar sana yang menganggap pekerjaan HRD sangat mudah karena hanya bertugas merekrut orang. Padahal, anggapan itu jelas salah. Pekerjaan HRD lebih dari sekadar merekrut orang, ia turut menentukan kinerja dan produktivitas perusahaan.

Maka tidak heran seorang HRD kerap menjadi divisi yang disalahkan. Disalahkan pelamar karena mereka tidak diterima kerja. Lalu disalahkan karyawan terkait gaji atau ketika mereka mengalami PHK.

Di sisi internal perusahaan, HRD juga sering dicap sebagai “pengganggu” ketika mengeluarkan peraturan atau program baru yang belum ada sebelumnya. Belum lagi segudang peran lainnya yang menjadikan posisi jadi HRD sulit. 

HRD adalah Partner Bisnis Perusahaan

Mungkin yang terkenal tugas HR hanya merekrut dan mengurusi gaji karyawan saja. Dan mengerjakan pekerjaan repetisi terkait administrasi karyawan. Padahal, ada tugas yang lebih besar. Seorang HR adalah partner bisnis dari perusahaan. Mengapa begitu?

Ia adalah orang yang mengurusi segala hal terkait human resource perusahaan. Sukses tidaknya perusahaan tentu akan sangat tergantung dari bagaimana seorang HR mengelola resource tersebut.

HR harus dapat benar-benar memastikan karyawan bisa bekerja dengan produktif dan punya kompetensi sesuai yang diharapkan perusahaan untuk mencapai targetnya. Caranya gimana? Ya tentu saja dengan melakukan man power planning sebaik-baiknya. HRD dituntut untuk bisa merencanakan proses rekrutmen sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Sesuai dengan kebutuhan perusahaan itu bagaimana? Jumlah karyawan yang dibutuhkan harus pas dengan beban kerja, dan juga memiliki kompetensi dan skill sesuai posisi yang dibutuhkan.

Apakah setelah menemukan kandidat lalu tugas HR selesai?

Tentu saja tidak, seorang HRD harus dapat memastikan karyawan merasa nyaman, berkontribusi, memberikan performance terbaik, dan melakukan development kepada mereka.

Di sinilah HR harus bisa merumuskan program apa saja yang cocok untuk karyawan, bagaimana agar mereka bisa betah dan tak gampang resign. Semua itu harus dipikirkan HRD secara berkelanjutan.

Tujuan dari semua ini tentu agar perusahaan bisa mencapai goals dan profit.

Tidak cuma itu, ketika di perusahaan terdapat masalah, maka HRD adalah penyambung lidah perusahaan dengan karyawan. Nah, di sini seorang HRD harus bisa melakukan pendekatan yang tepat untuk menjelaskan kepada karyawan, ada kejadian apa di perusahaan supaya bisa diterima oleh mereka.

Belum lagi HRD harus menjaga citra perusahaan yang terkadang sudah tercoreng karena review buruk dari mantan karyawan. Kalau sudah begini, HRD harus bikin strategi khusus lagi.

HRD Harus Banyak Sabar 

Sesuai namanya, human resource department atau departemen sumber daya manusia, seorang HRD harus siap menghadapi tingkah-tingkah ajaib dari karyawan dan juga jobseeker.

Contohnya kelakuan karyawan yang sulit diatur dan suka melanggar. Mulai dari melanggar peraturan ringan seperti terlambat, sampai yang berat. Gara-gara seringnya berhadapan dengan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan karyawan, HRD sudah seperti polisi atau BK-nya perusahaan.

Kalau sudah begini, kadang ada saja keluhan dari karyawan yang minta HRD untuk lebih humanis, padahal jelas HRD itu humanis, karena bukan robot. Tidak jarang, HRD juga mesti jadi moderator antar karyawan yang berselisih. Dalam situasi ini, kemampuan bernegosiasi seorang HR diuji.

Sebisa mungkin HRD harus tetap bisa bersikap netral. Kalau sampai dirasa terlalu condong ke satu pihak, pastinya akan ada kecemburuan yang membuatnya jadi public enemy di kantor.

Mungkin kalau untuk kelakuan karyawan masih bisa dimaklumi. Tapi, untuk para jobseeker, ada saja kelakuannya yang bikin HR jadi stres seharian di kantor sambil ngelus dada.

Pasti para HRD sudah tidak asing lagi dengan kelakuan nyeleneh yang bikin geleng-geleng kepala dari pelamar kerja yang sering tanpa basa basi menanyakan melalui WA, apakah ada lowongan atau tidak. Atau, kandidat yang diajak untuk interview tapi tidak kooperatif.

Jangan kira kejadian-kejadian tersebut hanya bahan meme yang seliweran di media sosial. Nyatanya memang ada orang-orang seperti itu, dan banyak.

Rekrut Karyawan Tidak Mudah 

Kenapa? Bukankah pencari kerja di Indonesia itu banyak? Benar! Pencari kerja ada jutaan. Namun, menemukan pekerja yang sesuai tidaklah mudah. Belum lagi, menolak atau memberhentikan pekerja yang tidak sesuai dengan harapan, sering menimbulkan rasa bersalah yang besar bagi HR.

Sekarang coba bayangkan HRD perusahaan besar. Tiap hari menerima ratusan lamaran. Capek screening CV satu-satu, tapi malah di-ghosting ketika dipanggil interview. 

Related

Career 2135919483486960905

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item