Kasus Kanker Penis Melonjak, Mengapa Bisa Terjadi? (Bagian 2)


Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Kasus Kanker Penis Melonjak, Mengapa Bisa Terjadi? - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Mauricio Dener Cordeiro dari Persatuan Urologi Brasil (SBU) mengatakan faktor kebersihan juga dapat berkontribusi menyebabkan kanker penis. Selain kebersihan, Cordeiro mengatakan infeksi kelompok virus bernama human papillomavirus (HPV) yang terus-menerus juga adalah “salah satu faktor risiko utama”.

Dalam beberapa kasus, HPV dapat menyebabkan kanker mulut dan penis. "Vaksinasi massal untuk melawan HPV sangat penting karena efektivitasnya yang tinggi dalam mencegah [kemunculan] lesi terkait," katanya.

Namun, tambahnya, vaksinasi di Brasil masih jauh di bawah tingkat yang dibutuhkan agar benar-benar efektif.

"Di Brasil, meskipun vaksin telah tersedia, tingkat vaksinasi HPV pada anak perempuan masih rendah – hanya mencapai 57%, dan untuk anak laki-laki persentasenya tak melebihi 40%. Cakupan ideal untuk mencegah penyakit ini adalah 90%," kata Cordeiro.

Misinformasi terkait vaksin, keraguan soal efektivitasnya, dan kurangnya kampanye vaksinasi telah berkontribusi pada rendahnya tingkat vaksinasi. Vaksinasi HPV massal penting untuk mencegah kanker penis, kata pakar.

Lonjakan Kasus Kanker Penis Dunia

Tidak hanya di Brasil, jumlah kasus kanker penis tengah meningkat di berbagai belahan dunia, merujuk riset soal kanker penis terkini. Pada 2022, jurnal JMIR Public Health and Surveillance mempublikasikan hasil analisis skala besar yang melibatkan data terbaru dari 43 negara.

Laporan tersebut menemukan bahwa jumlah kasus kanker penis tertinggi pada periode 2008-2012 ada di Uganda (2,2 kasus per 100,000 pria), disusul Brasil (2,1 kasus per 100.000 pria) dan Thailand (0,1 per 100.000 pria).

"Meskipun jumlah kasus dan angka kematian kanker penis di negara-negara berkembang masih lebih tinggi, jumlah kasusnya meningkat di sebagian besar negara-negara Eropa," kata tim peneliti yang dipimpin Leiwen Fu dan Tian Tian dari Universitas Sun Yat-Sen, China.

Merujuk laporan mereka, kasus kanker penis di Inggris meningkat dari 1,1 menjadi 1,3 per 100.000 pria pada periode 1979-2009, sementara kasus di Jerman naik 50% dari 1,2 menjadi 1,8 per 100.000 pria pada periode 1961-2012.

Angka-angka ini akan semakin tinggi, merujuk prediksi Global Cancer Registries. Diperkirakan, kasus kanker penis global akan meningkat lebih dari 77% hingga 2050. Hal ini utamanya disebabkan populasi yang menua, kata para pakar, yang bilang kasus terbanyak terjadi pada pria di usia 60-an.

"Kanker penis adalah penyakit langka, tapi juga sangat bisa dicegah. Penting bagi pria segala usia untuk mencuci penis mereka dengan sabun dan air setiap hari dan setelah hubungan seksual," kata Cordeiro.

Ia juga mengatakan bahwa risiko kanker penis bisa dikurangi dengan menggunakan kondom saat berhubungan seks dan menjalani operasi pengangkatan kulup bila mengalami fimosis.

João kini tengah menunggu hasil tes terakhirnya, yang akan diterimanya akhir tahun ini.

"Saya yakin tes ini akan menunjukkan bahwa saya akan sembuh," kata João. "Sekarang, untuk amputasi, rasa sakitnya telah hilang, dan saya merasa jauh lebih baik. Tapi selama sisa hari, saya harus menerima bahwa sebagian penis saya telah diamputasi."

Menurut Cancer Research UK, lebih dari 90% pria yang didiagnosis menderita kanker penis, yang belum menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya, dapat bertahan hidup selama lima tahun atau lebih.

Related

News 7177221661765374863

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item