Penyebab Fisik Cewek Memiliki Daya Tarik bagi Cowok

  Penyebab Fisik Cewek Memiliki Daya Tarik bagi Cowok

Naviri.Org - Sudah lumrah bagi kita kalau (kebetulan) menyaksikan seorang atau beberapa orang cowok tengah memperhatikan cewek yang sedang berjalan di depan mereka. Meskipun ada kalanya cewek juga begitu perhatian atau memperhatikan cowok yang kebetulan tengah melintas di depannya, namun kaum cowok lebih sering dipergoki dalam keadaan semacam itu dibanding kaum cewek.

Ini tentu saja sudah menjadi rahasia umum. Kaum cowok memang suka memperhatikan cewek, dan kaum cewek pun sungguh-sungguh tahu kalau (fisik) mereka memang menarik (memiliki daya tarik) yang sanggup menyedot perhatian cowok-cowok. Pertanyaannya, mengapa?

Tentu saja kita bisa menjawabnya dengan begitu mudah. Yeah, itu kan sudah kodratnya. Tetapi masalahnya sebenarnya tidak sesederhana itu. Ada sesuatu di dalam tubuh cewek yang memang “difungsikan” untuk tujuan itu, yakni untuk menarik perhatian lawan jenisnya.

Di bab sebelumnya kita sudah mengenal suatu hormon tubuh yang disebut feromon. Meskipun cowok juga memiliki hormon ini, namun cewek mengandung lebih banyak hormon tersebut. Perbandingannya bisa satu banding tiga—atau bahkan satu banding lima. Karenanya tidak heran kalau kemudian kaum cowok menjadi pihak yang “mengejar”, sementara kaum cewek menjadi pihak yang “dikejar”.

Nah, karena fungsi hormon ini salah satunya adalah untuk menjadi daya tarik, maka maklumlah kalau kemudian cewek lebih menarik untuk diperhatikan (khususnya bagi lawan jenisnya) dibanding daya tarik yang dimiliki cowok. Semakin besar hormon ini terdapat di dalam tubuh seorang cewek, maka biasanya semakin besar pula daya tarik yang dimilikinya bagi lawan jenisnya.

Setiap cewek, yang sudah dewasa tentunya (atau setidaknya setelah puber), memiliki hormon ini di dalam tubuhnya yang berfungsi sebagai pengontrol daya tarik bagi lawan jenisnya. Secara ilmiah, feromon memang memiliki fungsi dalam hal daya tarik seorang cewek, karena pada dasarnya hormon ini bekerja dengan cara melepaskan partikel-partikel yang tidak tampak mata dalam tujuannya menciptakan respon secara seksual.

Oh, mungkin kau sudah mengenal istilah sex appeal dan mungkin mulai menginterpretasikan penjelasan ini dengan hal itu? Yeah, mungkin ini bisa disebut sex appeal atau daya tarik seks—bila ingin dipahami secara mudah. Jadi, sekarang kita tidak perlu heran kalau terkadang ada cewek yang mungkin tergolong biasa-biasa saja tapi memiliki daya tarik yang luar biasa bagi cowok, sementara ada cewek lain yang bisa dibilang cantik jelita namun memiliki daya tarik yang biasa-biasa saja. Hormon feromon itulah salah satu jawabannya—atau sex appeal-nya, kalau mau dibilang begitu.

Mungkin kita jadi berpikir alangkah senangnya kalau seseorang bisa memiliki hormon ini dalam kadar yang amat besar dalam tubuhnya sehingga memiliki daya tarik (bahkan daya pembius) yang amat besar bagi lawan jenisnya?

Keliru. Kelebihan hormon feromon ini lebih mungkin menjadi malapetaka dibanding menjadi berkat. Semakin besar hormon ini terdapat dalam tubuh seseorang, semakin rawan pula ia menjadi korban kejahatan. Bayangkan kalau dimana pun kau berada selalu saja ada orang-orang yang tersedot perhatiannya ke arahmu. Contoh paling terkenal menyangkut hal ini adalah sosok seorang cewek berusia 17 tahun yang tinggal di Seattle, Washington, bernama Heather Lompkin.

Heather Lompkin memiliki kadar feromon yang terlalu besar di dalam tubuhnya (melebihi jumlah atau kadar normal yang biasa ada di dalam tubuh cewek lainnya). Apa yang terjadi? Dimana pun Heather berada, semua pandangan cowok (tak peduli muda ataupun tua) akan berpaling ke arahnya.

Tidak cukup hanya itu, cowok-cowok yang melihat Heather bahkan cenderung “bernafsu” kepadanya—dan karena tingginya kadar feromon yang terdapat di dalam tubuh Heather, cowok-cowok yang melihatnya pun tiba-tiba berubah menjadi liar tanpa kendali. Cowok yang biasanya pemalu berubah menjadi liar saat melihat Heather, cowok yang biasanya pendiam menjadi beringas, bahkan cowok yang alim sekalipun tiba-tiba terlupa pada kealimannya.

“Misteri” daya tarik yang terdapat di dalam diri Heather itu baru terpecahkan ketika Heather mulai masuk SMP. Pada hari pertama sekolahnya, saat Heather memasuki kelasnya, tiba-tiba (tanpa direncanakan dan tanpa terduga) seluruh cowok di dalam kelas itu langsung mengerubuti Heather dan beramai-ramai ingin memperkosanya. Karena kegemparan yang “tak masuk akal” itulah kemudian para ahli medis mulai turun tangan dan dari situlah kemudian mulai terungkap daya tarik misteri yang membuat Heather seperti menjadi magnet bagi lawan jenisnya. Feromon itulah jawabannya.

Tetapi “malapetaka” yang dialami Heather gara-gara hormon feromon di dalam tubuhnya itu tidak cukup sampai di situ. Sebagai cewek yang alim dan taat beragama, setiap Minggu Heather datang ke gereja bersama ibunya. Namun, setiap kali Heather memasuki gereja, para jemaat (khususnya yang cowok) lebih memberikan fokus perhatiannya pada si Heather daripada khotbah si pendeta. Heather juga tidak bisa merasa aman atau nyaman setiap kali menggunakan fasilitas-fasilitas umum seperti bis atau angkutan umum lainnya, karena selalu saja ada tangan-tangan cowok yang berbuat kurang ajar terhadapnya, atau bahkan cenderung menjadi liar.

Puncaknya, Heather bahkan tidak bisa merasa aman tinggal di dalam rumahnya sendiri, karena dua adiknya (yang kebetulan cowok) juga “tergila-gila” kepadanya. Dua adik Heather, yang satu berusia 13 tahun dan satunya 15 tahun, selalu saja “tak bisa mengendalikan diri” ketika melihat sosok kakaknya ini. Mereka selalu saja ingin “menubruk”—hingga sang ibu kemudian memberikan peraturan keras; mereka tidak boleh berada pada jarak kurang dari delapan meter dari Heather.

Tentu saja, menghadapi semua yang terjadi itu, Heather bukannya merasa senang, tapi menjadi amat bersedih dan merana. Dia tidak bisa bertemu dengan sembarang orang, tak dapat berkumpul dengan kawan-kawannya secara bebas, dia bahkan tak dapat bermain dengan adik-adiknya secara leluasa. Pada akhirnya ia bahkan kemudian disekolahkan di tempat khusus cewek yang memiliki asrama tersendiri—dan terisolasi.

So, kalau kau merasa kurang menarik, khususnya bagi lawan jenis, setidaknya sekarang kau memiliki alasan untuk bersyukur.

Baca juga: Asal Usul Ungkapan "Cinta itu Buta"

Related

Relationship 2020560291262354010

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item