Polemik dan Kontroversi Seputar Film dan Novel “Dilan”

Polemik dan Kontroversi Seputar Film dan Novel “Dilan”

Naviri.Org - Bisa jadi, nama Dilan menjadi salah satu nama yang sangat populer akhir-akhir ini, setelah muncul film berjudul “Dilan 1990”. Seperti kita tahu, film yang fenomenal itu diadaptasi dari novel karya Pidi Baiq, berjudul ”Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1990”. Sama seperti novelnya yang laris manis, film tentang Dilan pun digemari banyak orang.

Bahkan film 'Dilan 1990' sukses meraup kesuksesan dengan jumlah penonton yang mencapai 3.714.000 di hari ke-11 penayangannya di bioskop. Namun, seiring dengan kesuksesan 'Dilan' dan beragam komentar positif dari para penonton Indonesia, muncul juga pihak-pihak yang mengkritisi dan juga yang memberikan komentar negatif.

Bagi yang sudah membaca novel karya Pidi Baiq atau menonton film ‘Dilan 1990’, pasti merasa penasaran dengan sosok asli yang ada di dalam novel dan film tersebut. Alhasil, banyak yang mencari tahu kebenarannya, dan banyak juga yang mengaku sebagai sosok yang menjadi bagian dari tokoh di dalamnya.

Merasa ‘gerah’ dengan beragam spekulasi yang beredar, terutama soal dugaan sosok Dilan yang diyakini sebagian publik adalah Pidi Baiq sendiri, akhirnya membuat penulis yang kerap dipanggil Ayah ini angkat bicara.

Menurut Pidi, sejak awal menulis novel 'Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1990', dia sudah membuat perjanjian dengan sosok Dilan asli. Isinya adalah untuk tidak mengungkapkan identitas asli Dilan dan Milea yang sebenarnya. Hal tersebut pun diuangkapkan Pidi dalam postingan di Twitter miliknya, dan juga di akun Instagram pribadinya, @pidibaiq.

"Sebelum novelnya saya bikin, saya sudah membuat perjanjian dengan Dilan sebenarnya yang minta jati dirinya tidak diungkap. Begitu juga dengan Milea Adnan Hussain. Saya tidak akan melanggar janji. Sedangkan kamu hanya menduga-duga. Ini diperlukan dan dilakukan dengan tujuan yang baik, demi kenyamanan keluarga mereka," tulis Pidi dalam akun Twitternya.

Bahkan, Pidi pun mengatakan orang-orang yang terlibat dalam novel Dilan sudah sepakat untuk tidak mengungkap siapa sosok asli diri mereka.

"Jadi kalau kemudian ada sebagian orang yang mengatakan bahwa dirinya adalah Piyan atau Wati yang ada di novel 'Dilan', sesungguhnya mereka hanya pandai mengaku-ngaku saja," tulis Pidi kembali.

Pidi pun meminta masyarakat untuk menghargai keputusan Dilan dan Milea yang tidak ingin identitas mereka diketahui.

"Biarlah tetap menjadi rahasia. Yang penting kita sudah tahu ceritanya dan mudah-mudahan bisa mengambil pelajaran dari itu. Dilan dan Milea hanya manusia biasa, ikuti yang baiknya dan jangan ditiru keburukannya," tutup Pidi Baiq.

Namun ternyata permasalahan tak hanya soal sosok Dilan asli. Permasalahan kedua yang ramai dibicarakan adalah sosok Dilan dianggap sebagai penganut Syiah. Hal itu muncul karena ada sesuatu yang menarik perhatian dari novel ‘Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1990’.

Pada salah satu halaman diceritakan, Milea didampingi oleh Bunda masuk ke kamar Dilan. Namun, itu bukan itu masalah utamanya. Biang permasalahannya yaitu ketika Milea melihat dua poster besar, yaitu Mick Jagger, vokalis Rolling Stones, dan Ayatullah Khomeini, pemimpin revolusi Iran.

Beberapa cerita yang ada dalam novel itu membuat segelintir orang menuding bahwa Dilan adalah penganut Syiah, karena Khoemeini adalah salah satu tokoh Syiah yang dikagumi di dunia.

Dengan mencuatnya kabar tersebut, lagi-lagi Pidi Baiq harus memberikan klarifikasi atas isu yang telah beredar di masyarakat. Sama seperti sebelumnya, ia juga memberi pernyataan lewat tulisan di sebuah gambar yang diunggah ke akun Instagramya.

"Mengenai adanya tuduhan itu, saya langsung bertanya kepada Dilan, apakah benar kamu seorang penganut Syiah? Dilan meresponsnya dengan ketawa. 'Saya ini Aswaja,' katanya. Saya ini Ahlussunnah wal jamaah yang menghormati agama dan keyakinan orang lain. Lakum Diinukum wa Liya Diin. Bagimu agamamu bagiku agamaku. Justru jika agamamu kuat, kamu akan menghargai agama orang lain. 'Betul'," tulis Pidi.

"Sedangkan mengenai poster Khomeini yang ditempel di kamar Dilan, karena pada jaman itu, memang banyak beredar poster Khomeini di mana-mana, termasuk di Bandung. Hal itu diawali oleh adanya revolusi Iran tahun 1979 yang berhasil menggulingkan rezim Shah Reza Pahlevi dukungan negara Adi Kuasa. Khomeini kemudian menjadi idola sebagai simbol perlawanan yang disejajarkan dengan Che Guevara, Ahmadinejad, Saddam Hussain, Yasser Arafat dan lain-lain," jelasnya.

"'Kalau saya nempel poster Mick Jagger, apakah itu artinya saya juga menganut akidahnya Mick Jagger? Salah satu alasan saya menyukai Mick Jagger karena dia nyanyi 'Paint It Black,' kata dilan. Dan saya ketawa," lanjut Pidi.

Sang penulis novel pun mengunggah kedua gambar yang berisi tentang klarifikasi masalah yang menimpanya itu pada 5 Februari 2018. Ia juga lebih memilih untuk tidak mengaktifkan kolom komentar pada gambar yang diunggahnya tersebut.

Baca juga: Kejanggalan-kejanggalan Dalam Film Ayat-Ayat Cinta

Related

News 469104489898240225

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item