Fakta di Balik Orang-orang Asing yang Ditahan di Korea Utara

 Fakta di Balik Orang-orang Asing yang Ditahan di Korea Utara

Naviri Magazine - Di Korea Utara, Kim Jong-un bukan sekadar pemimpin atau presiden, tetapi sudah dianggap sebagai raja. Ia tidak mengizinkan adanya kritik atau oposisi. Orang atau negara yang mempertanyakan atau menentangnya, sudah pasti akan dihukum.

Korea Utara memiliki sejarah panjang penahanan orang asing karena pelanggaran kecil. Kim Jong-un terutama terkenal karena hal ini. Sejak tahun 2011, sebanyak 12 warga asing dan empat warga Korea Selatan ditahan di Pyongyang.

Pada tahun 2016 seorang wisatawan Amerika, Otto Warmbier, dihukum 15 tahun kerja paksa karena mencuri poster propaganda dari dinding sebuah hotel. Hukumannya dipandang tidak sebanding dengan dugaan kejahatannya.

Warmbier pada akhirnya dikembalikan ke AS karena mengalami cedera otak yang parah, dan meninggal beberapa hari kemudian. Banyak pengamat memandang kasusnya ini tidak biasa. Tahanan Amerika jarang disiksa secara fisik - karena terlalu berharga.

Bagi Pyongyang, tahanan AS adalah pion permainan diplomatik. Mereka memaksa pemerintah Amerika untuk melakukan perundingan panjang, dan akhirnya mengirim utusan tokoh terkenal untuk memastikan terjadinya pembebasan secara fisik. Mantan Presiden AS, Jimmy Carter, adalah salah satunya. Tahun 2009, mantan Presiden Bill Clinton mengunjungi Pyongyang untuk membawa pulang dua wartawan Amerika yang ditahan.

David Straub, pensiunan diplomat AS, mendampingi Bill Clinton pada kunjungan tersebut.

"Pihak Korea Utara pada dasarnya mendesak kedatangan Bill Clinton, dan itulah satu-satunya cara untuk mengembalikan kedua wartawan," katanya. "Jelas bahwa Korea Utara hanya menginginkan foto Kim Jong-il dengan Bill Clinton, sehingga mereka dapat menunjukkan kepada rakyatnya dan dunia, dan merasa puas karena dapat memaksa Amerika untuk mematuhi kemauannya."

Tetapi apa yang benar-benar diinginkan Kim Jong-un bukan seorang mantan presiden. Dia menginginkan pejabat yang sebenarnya, ia menginginkan presiden Amerika yang masih menjabat.

Pada tanggal 9 Mei, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, tiba di Pyongyang, lawatan keduanya dalam waktu kurang dari satu bulan. Dia bertemu Kim Jong-un dan tiga warga AS yang dipenjara Korea diserahkan kepadanya.

Orang yang paling lama ditahan adalah Kim Dong-chul, pengusaha Amerika keturunan Korea berusia 65 tahun, yang dipenjara selama 952 hari di Korea Utara. Presiden Trump meminta ketiganya dibebaskan sebagai persyaratan KTT dengan Kim Jong-un.

Sementara dia menyalami tahanan yang dibebaskan di Lapangan Angkatan Udara Andrews, presiden AS mengatakan, "Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Kim Jong-un, yang telah memperlakukan tiga orang ini dengan sangat baik."

Hiperbol seperti ini menunjukkan besarnya keinginan Presiden Trump untuk mengadakan KTT pertama dengan pemimpin Korea Utara. Kim Jong-un hampir meraih tujuannya.

Baca juga: Misteri Anak Kim Jong-un yang Membuat Dunia Penasaran

Related

Insight 5018221409218012657

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item