Kisah Anak Tukang Becak yang Kini Jadi Orang Terkaya Indonesia

Kisah Anak Tukang Becak yang Kini Jadi Orang Terkaya Indonesia

Naviri Magazine - Nama Dato Sri Tahir disebut-sebut belakangan ini, karena menjadi salah satu konglomerat Indonesia yang meninjau langsung kondisi Palu setelah gempa dan tsunami. Ia datang menggunakan jet pribadi, dan membawa sejumlah makanan cepat saji untuk para korban bencana.

Tak hanya itu, Dato Sri Tahir juga merencanakan akan membangun pasar dan rumah untuk korban, yang tempat tinggalnya tersapu bencana. Sebelumnya, ia juga melakukan hal yang sama ketika Lombok diguncang gempa, hingga sejumlah rumah rata dengan tanah.

Dato Sri Tahir mengaku siap mengeluarkan uang berapa pun untuk membantu korban bencana alam di Palu. Baginya tidak ada limit untuk membantu para korban, dan ia enggan menyebut nominal uang yang sudah dikeluarkannya sejauh ini.

Perlu diketahui, Dato Sri Tahir adalah pengusaha kaya di Indonesia, investor, filantropis, dan pendiri Mayapada Group. Unit usahanya meliputi perbankan, media cetak, TV berbayar, properti, rumah sakit, dan rantai toko bebas pajak.

Ia adalah orang terkaya urutan ke-12 di Indonesia, yang pernah menyumbangkan US$ 75 juta atau sekitar lebih dari 1 triliun untuk kesehatan.

Jika mengulik kembali masa lalu Dato Sri Tahir, rupanya ia bukan dari kalangan keluarga kaya raya. Lelaki asal Surabaya itu justru lahir dan tumbuh di lingkungan keluarga tidak mampu. Ayah dan ibu Dato Sri Tahir membesarkan dan menghidupinya dengan cara membuat becak.

Kondisi ekonomi keluarganya itu sempat membuat cita-cita Dato Sri Tahir menjadi dokter terputus. Karena sang ayah sakit keras, ekonomi keluarga mereka semakin terpuruk, dan mendesak Dato Sri Tahir untuk putus kuliah.

Ia pun melanjutkan usaha orangtuanya membuat becak, demi kelangsungan hidup keluarganya. Perubahan hidupnya berawal sejak ia mendapat beasiswa kuliah bisnis di Nanyang Techonological University di Singapura, saat usia 20 tahun.

Dato menempuh studi seraya bisnis pakaian yang ia beli di Singapura, lalu dijual ketika sampai di indonesia. Saat itu, Dato berbisnis pakaian juga untuk membiayai studinya di Singapura.

Berawal dari bisnis garmen kecil-kecilan itu membuat Dato ketagihan berbisnis, dan terus ingin belajar sampai akhirnya sukses dan menjadi konglomerat seperti sekarang.

Baca juga: Elon Musk Dituntut Mundur dari Perusahaannya Sendiri

Related

News 6290143247612025680

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item