Tak Diduga, Ternyata Google Tahu Kondisi Ekonomi Kita

Tak Diduga, Ternyata Google Tahu Kondisi Ekonomi Kita

Naviri Magazine - Google memang sudah dikenal sebagai mesin pencari yang mumpuni. Sebegitu hebat Google dalam menemukan apa pun yang kita cari, sampai-sampai banyak orang menyebutnya dengan Mbah Google, sebagai semacam penghormatan atas pengetahuan Google yang sangat hebat dan dapat membantu kita untuk menemukan apa saja.

Namun, pernahkah kita memikirkan atau membayangkan bahwa Google juga ternyata tahu kondisi ekonomi kita? Google tahu apakah kita tergolong kaya atau sebaliknya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita kerap mengendarai mobil berkeliling kota untuk memamerkan kekayaan atau citra personal. Namun, sumber yang tidak diduga sebelumnya, Google Street View, mengungkap hubungan yang lebih mendalam antara mobil dan ketidaksetaraan.

Mobil sejak lama telah menjadi simbol status seseorang - jika Anda punya mobil mewah, orang lain barangkali mengira Anda orang kaya.

Walaupun pamer barang mewah biasanya merupakan bentuk persaingan untuk membuat para tetangga terkesan, studi terbaru menemukan bahwa tipe mobil di suatu kelompok masyarakat menunjukkan realitas tentang tingkat pendapatan, data demografi, dan ketidaksetaraan ekonomi.

Contohnya, semakin banyak mobil impor di suatu daerah, semakin tinggi pula pendapatan rata-rata di daerah tersebut. Hal ini mungkin sudah diduga, tapi yang mengagetkan adalah seluruh informasi itu tidak dikumpulkan secara manual, tapi dengan algoritma yang menilik data Google Street View.

Pendekatan baru yang memanfaatkan fitur dalam layanan Google Maps ini berdampak besar pada cara data pendapatan skala besar dikumpulkan di masa mendatang.

Studi tentang hubungan tipe mobil dan tingkat pendapatan masyarakat berasal dari Universitas Standford di California, Amerika Serikat, dan dipublikasikan pada Desember 2017. Untuk studi ini, tim peneliti menciptakan algoritma untuk menilik 50 juta foto di Google Street View, yang diabadikan dari 200 kota di AS.

Algoritma tersebut mengenali tahun produksi, model, dan merek setiap mobil dalam foto, meskipun kendaraan itu terhalang benda lain, atau dipotret dari sudut yang janggal. Selanjutnya, temuan itu dibandingkan dengan berbagai data tentang gender, tingkat pendidikan, tingkat pengangguran, sampai preferensi dalam pemilu, yang sebelumnya dikumpulkan American Community Survey.

Dengan perbandingan ini, para peneliti dapat secara akurat memprediksi beragam penanda demografi, seperti pendapatan, ras, bahkan pandangan politik - semuanya berdasarkan jenis mobil yang ditemukan di setiap kelompok masyarakat.

Penelitian menemukan bahwa mobil buatan Jerman dan Jepang, terutama merek Lexus, ditemukan di permukiman dengan median pendapatan rumah tangga lebih tinggi. Sedangkan mobil buatan AS yang dibuat di dalam negeri, terutama Buicks, Oldsmobiles dan Dodges, lebih terkait dengan keluarga dengan median pendapatan rendah.

Pemanfaatan teknologi Kecerdasan Buatan (AI) yang canggih untuk menganalisis foto-foto mobil dalam Google Street View dapat menjadi cara yang lebih cepat dan murah untuk menemukan tempat yang paling terdampak oleh ketidaksetaraan.

Contohnya, Chicago secara mencolok terbagi berdasarkan tingkat pendapatan; mobil murah dan mahal terpisah dalam petak-petak di seluruh kota. Sedangkan di Jacksonville, Florida, kondisi ekonomi lebih setara, berdasarkan data persebaran jenis mobilnya.

Penelitian berbasis Google Street View semacam ini penting, karena sensus dan survei yang mencatat data kependudukan seperti ini (misalnya ras dan kecenderungan politik) biasanya membutuhkan banyak sumber daya manusia, memakan waktu panjang, dan membutuhkan anggaran besar.

Timnit Gebru, pemimpin proyek penelitian itu, mengatakan sejak penelitiannya dipublikasikan, timnya telah dihubungi sejumlah ilmuwan politik yang tertarik menggunakan data tersebut.

"[Mereka] mungkin dapat menambah informasi yang kami dapatkan dengan data selain jenis mobil, dan mendapatkan data yang lebih akurat serta tepat-waktu, untuk melakukan studi demografi," kata Gebru.

Meskipun temuan ini mendukung fakta bahwa jenis mobil yang Anda kendarai mungkin menceritakan beberapa hal tentang diri Anda, seperti kekayaan atau kelas, Gebru berkata bahwa studi yang ia lakukan juga punya beberapa kelemahan.

"Saya pikir tidak semua negara menyimpan pola hubungan antara mobil dan manusia seperti di AS," tuturnya. "Di negara lain, barangkali ada hubungan kuat antara pakaian tertentu dengan ekspresi budaya lainnya."

"Saya berharap, dari kajian ini, publik tidak terfokus pada pola hubungan antara mobil dan masyarakat, tapi bahwa penelitian sosial yang berbasis komputasi dapat memanfaatkan foto untuk mempelajari budaya," tuturnya.

Pembelajaran mesin seperti yang digunakan Gebru dan timnya bisa melengkapi survei demografi yang telah ada.

Di luar persoalan ketimpangan dan kesejahteraan, negara-negara lain mulai tertarik untuk menggunakan AI dan foto ruang publik, seperti yang ditawarkan Google Street View, untuk mendapatkan informasi yang biasanya didapat lewat survei atau sensus.

Para pakar kesehatan di Kanada, misalnya, tengah menganalisis foto-foto Google Street View untuk mempelajari hubungan antara penyakit tertentu dengan ruang hijau atau tingkat polusi di suatu permukiman.

Dan selama masih ada perusahaan teknologi di luar sana yang memotret kegiatan sehari-hari, rumah, dan bahkan mobil, gaji dan rahasia-rahasia kita mungkin lebih terbuka dari yang kita bayangkan.

Baca juga: Ingin Jadi YouTuber? Begini Cara Menghitung Penghasilannya

Related

Technology 5003033407028978110

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item