Legenda Gempa Bumi Dalam Kepercayaan Masyarakat Bali

Legenda Gempa Bumi Dalam Kepercayaan Masyarakat Bali

Naviri Magazine - Dulu, di zaman kerajaan, ada seorang janda beranak dua, laki-laki dan perempuan. Pada waktu itu, Danau Bratan belum ada. Singkat cerita, sang ibu mempunyai hubungan dengan siluman ular naga yang berdiam di dalam lumbung padi di dekat rumahnya. Lama kelamaan, sang anak mulai curiga, kenapa ibunya setiap pulang dari hutan selalu naik ke lumbung.

Suatu saat, ketika ibunya pergi ke hutan, dia naik ke lumbung. Di dalam lumbung, dilihatnya ada tumpukan telur yang ukurannya lebih besar dari telur ayam. Di tengah tumpukan telur tersebut terdapat telur yang aneh. Telur aneh itu diambil dan dimasak, lalu dimakan oleh anaknya yang laki-laki.

Seketika, wujud anak laki-laki itu berubah menjadi ular. Karena khawatir akan menimbulkan keributan di dalam kampung, mereka pergi ke hutan, mencari ibu mereka. Oleh sang adik, kakaknya tersebut digendong lari ke dalam hutan.

Di dalam hutan, mereka bertemu ibu mereka yang sedang menjalin kasih dengan seekor ular naga. Lalu marahlah mereka, karena menganggap gara-gara naga tersebut, si kakak menjadi seperti itu.

Ditantangnya ular naga tersebut berkelahi. Akhirnya, sang kakak yang telah berubah wujud menjadi ular berhasil mengalahkan ular naga tersebut. Namun, sayang ibu mereka turut meninggal dalam perkelahian itu.

Kemudian, mereka berjalan sampai ke arah Bukit Lesung. Sesampainya di sana, sang kakak berpikir dia harus masuk ke perut bumi, sebab dia telah menjadi naga, yaitu Naga Gombang. Supaya adiknya tidak kaget, dia menyuruh adiknya mengambil air dengan keranjang. Tujuannya agar ketika dia masuk ke perut bumi, adiknya tidak melihat dan kaget.

Ketika adiknya sibuk mengambil air dengan keranjang, sang kakak masuk ke dalam kawah gunung. Saat adiknya kembali dari mengambil air, sang kakak telah berada di perut bumi. Sang kakak berkata, “Jangan kamu tangisi, kakakmu memang sudah takdirnya berada di bawah (perut bumi).”

Sesampainya di bawah, sang kakak yang telah menjadi ular naga tersebut melingkar, seperti posisi ular sedang tidur.

Konon, kalau sang kakak gelisah ingin tahu kabar adiknya di atas bumi, dia akan bergerak, yang mengakibatkan bumi bergoyang. Karena itulah, ketika terjadi gempa, masyarakat Bali akan berteriak, “Idup, idup”, sambil membunyikan kentongan, untuk memberitahu sang kakak bahwa adiknya masih hidup di atas.

Baca juga: Misteri Penemuan Foto yang Dirahasiakan Pemerintah Amerika

Related

Mistery 99544301083469675

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item