Asal Usul Istilah “Meme”, Humor Populer Generasi Milenial

Asal Usul Istilah “Meme”, Humor Populer Generasi Milenial

Naviri Magazine - Masing-masing generasi memiliki humornya sendiri, begitu pula generasi Milenial dan generasi Z. Sekarang, dengan internet dan media sosial menjadi bagian hidup sehari-hari, humor yang paling populer di kalangan mereka adalah meme. Meme bisa berbentuk gambar yang lucu, tulisan yang lucu, atau pun grafis yang lucu. Biasanya, kelucuan dalam meme juga bisa satir.

Dari masa sebenarnya asal usul istilah meme?

“Meme” (dibaca 'mim') pertama kali dikemukakan Richard Dawkins (1976) di buku The Selfissh Gene, merujuk pada “unit imitasi dan transmisi budaya dalam gen”.

Saat istilah ini dibawa ke dunia internet, muncul istilah “meme culture”. Artinya kurang lebih ide yang diimitasi, disebarkan, dan dimediasi dari orang ke orang, lewat interaksi atau pembicaraan, baik melalui medium analog maupun digital.

Kombinasi gambar/foto dan teks ditujukan pembuat meme untuk merespon isu sosial-politik kekinian. Pada perkembangannya, meme berevolusi menjadi medium penyampai banyak hal: humor, iklan produk maupun jasa, hingga kampanye politik.

Sasaran utama, tak lain dan tak bukan, adalah milenial dan generasi Z sebagai konsumen terbesar internet dan medsos.

Rendy Pahrun Wadipala dalam artikel ilmiahnya bertajuk "Meme Culture & Komedi-Satire Politik: Kontestasi Pemilihan Presiden dalam Media Baru" (2015) pernah menggolongkan meme sebagai “graphic satire”. Meme, termasuk meme politik, mengandung unsur-unsur seperti absurditas, hiperbola, paradoks, simbolis, metafora, parodi, dan kejutan.

Meminjam pemikiran para ahli komunikasi visual lainnya, Rendy menulis satire sebagai elemen lelucon terpokok dari sebuah meme. Pembuat meme mengombinasikan ironi dan sarkasme untuk menyampaikan pesan kepada seseorang atau kelompok. Akibat meme politik abai sopan-santun, maka pesan tersebut kerap terasa ofensif, dan biasanya berbentuk kritik.

Peran meme dalam politik 

Ada beberapa laporan yang menyebutkan meme politik dan politisasi meme merusak demokrasi di Amerika Serikat. Pasalnya pesan politik yang muncul ke permukaan kian kehilangan kedalaman serta esensinya. Salah satunya diulas oleh Douglas Haddow di Guardian, dengan berkaca pada pemilihan presiden AS tahun 2016.

Baca juga: Mengenal Jenis Ekspresi Meme dan Fungsi Penggunaannya

Related

Lifestyle 8740288458229758994

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item