Identitas Asli Jack The Ripper Terungkap dengan Teknologi DNA

Identitas Asli Jack The Ripper Terungkap dengan Teknologi DNA

Naviri Magazine - Jack The Ripper adalah nama yang sangat tersohor, dan selalu disebut setiap kali orang membicarakan kasus pembunuhan berantai. Pasalnya, Jack The Ripper adalah pembunuh berantai paling sadis dan paling legendaris di dunia. Namun, siapa dia sesungguhnya telah menjadi misteri yang gelap.

Pada dini hari 30 September 1888, mayat Catherine Eddowes ditemukan dalam genangan darah di jalan berkabut Mitre Square di London. Catherine Eddowes adalah satu dari banyak wanita lain yang diyakini telah dibunuh dan dimutilasi oleh pembunuh berantai tak dikenal, yang dijuluki sebagai "Jack the Ripper".

Bertahun-tahun sosok Jack The Ripper masih menjadi misteri. Identitas aslinya masih belum bisa terungkap dengan pasti.

Namun, bukti DNA terbaru yang diperoleh dari selendang bernoda darah di tempat pembunuhan Eddowes, baru-baru ini telah digunakan untuk membantu mengungkap identitas asli Jack The Ripper. Hasil analisis teknologi DNA terhadap bukti DNA terbaru ini menduga kuat bahwa tersangka pembunuhan berantai akhir abad ke-19 itu adalah seorang pria yang telah lama diduga sebagai Jack the Ripper: Aaron Kosminski.

Hasil analisis terhadap bukti DNA terbaru ini telah dipublikasikan di Journal of Forensic pada 12 Maret 2019. IFLScience melansir, laporan hasil analisis DNA ini menyebutkan bahwa para ilmuwan telah melakukan analisis genetik "paling maju" dari "bukti fisik yang tersisa yang terkait dengan pembunuhan ini.”

Temuan mereka menunjukkan bahwa pembunuh Eddowes mungkin Kosminski, seorang tukang cukur Yahudi Polandia yang sebelumnya memang telah ditetapkan oleh pihak kepolisian sebagai salah satu tersangka utama pembunuhan berantai di London tersebut. Pendek kata, hasil analisis DNA ini menyiratkan bahwa Kosminski sangat mungkin adalah orang yang selama ini menjadi Jack the Ripper.

Dalam riset ini, para peneliti mengumpulkan informasi genetik dari para keturunan korban dan tersangka, dan setiap petugas laboratorium dan orang lainnya, yang pernah bersentuhan dengan selendang sutra yang menjadi barang bukti pembunuhan tersebut.

Dari sini, mereka kemudian mencocokkan sekuensi DNA salah satu kerabat Kosminski dengan DNA mitokondria yang dikumpulkan dari noda darah selendang tersebut. Hasil analisis terhadap bukti DNA menunjukkan bahwa tersangka memiliki rambut gelap dan mata gelap. Hal itu ternyata cocok dengan satu-satunya laporan saksi mata tentang ciri-ciri pelaku pembunuhan maupun deskripsi fisik Kosminski.

Kosminski memang telah dicurigai sebagai pembunuh berantai oleh sejumlah Kepolisian Metropolitan London saat itu. Sir Robert Anderson, Asisten Komisaris yang menyelidiki kasus pembunuhan berantai itu, pernah mengatakan bahwa "seorang Yahudi Polandia" adalah salah satu tersangka yang paling masuk akal. Seorang Yahudi Polandia ini kemudian secara luas ditafsirkan oleh banyak orang sebagai sosok Kosminski.

Pada tahun 1984, Asisten Komisaris Melville Macnaghten juga pernah menulis tentang Kosminski, dalam konteks Pembunuhan Whitechapel. Macnaghten mengatakan, “Dia (Kosminski) memiliki kebencian yang besar terhadap perempuan, terutama dari kalangan pelacur, dan memiliki kecenderungan membunuh; dia dipindahkan ke rumah sakit jiwa sekitar Maret 1889.”

Sejak tahun 1889, Kosminski sempat keluar-masuk beberapa rumah sakit jiwa berulang kali. Rumah sakit jiwa terakhir yang menampungnya adalah Leavesden Asylum. Kosminski mulai dimasukkan ke rumah sakit itu pada tahun 1894.

Di rumah sakit jiwa, Aaron menghabiskan sisa 25 tahun hidupnya. Pada 24 Maret 1919, pria imigran Polandia yang punya nama lengkap Aaron Mordke Kosminski itu akhirnya meninggal dunia dalam usia 53 tahun, di rumah sakit jiwa tersebut.

Related

World's Fact 8573298545360974066

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item