Dinasti Han dan Runtuhnya Kekaisaran Terkuat di Tiongkok Kuno

Dinasti Han dan Runtuhnya Kekaisaran Terkuat di Tiongkok Kuno

Naviri Magazine - Dinasti Han adalah salah satu dari tiga dinasti terkuat dan berpengaruh dalam catatan sejarah China. Karena pengaruh Dinasti Han yang besar, etnis mayoritas di China sekarang menyebut diri mereka orang-orang Han.

Dinasti Han mengalami kemerosotan sejak tahun 100 SM, karena kaisar-kaisar penguasa yang tidak cakap memerintah, dan pembusukan di dalam birokrasi pemerintahan. Beberapa pemberontakan petani terjadi sebagai bentuk ketidakpuasan rakyat terhadap kekaisaran.

Namun, ketidakmampuan kaisar lebih parah dipergunakan oleh para kasim (orang laki-laki yang dikebiri untuk dijadikan pelayan istana) untuk menggabungkan kekuasaan di tangan mereka. Penghujung Dinasti Han memang sebuah masa yang didominasi oleh pemerintahan kasim.

Peta kekuasaan Dinasti Han

Sejak Kaisar Hedi, kaisar-kaisar selanjutnya naik tahta pada masa kanak-kanak. Ini menyebabkan tidak ada pemerintahan yang stabil dan kuat, karena pemerintahan dijalankan oleh kasim-kasim dan keluarga kaisar lainnya, yang kemudian melakukan kudeta untuk menyingkirkan kaisar yang tengah beranjak dewasa, guna melanggengkan kekuasaan mereka.

Kenyataan ini menyebabkan lingkaran setan yang kemudian makin memurukkan situasi Dinasti Han. Pada penghujung Dinasti Han, muncul pemberontakan selendang kuning, atau yang lebih dikenal dengan pemberontakan surban kuning, yang dipimpin oleh Zhang Jiao beserta antek-anteknya. Mereka menduduki wilayah Yu Zhou, Xu Zhou, dan Yan Zhou.

Untuk menumpas pemberontakan yang muncul, pemerintah Dinasti Han menobatkan He Jin sebagai Jendral besar sekaligus perdana menteri. Selama kurang lebih 8 tahun, He Jin masih tidak dapat menumpas pemberontakan.

Pada tahun 189 SM, sesaat setelah Kaisar Lingdi mangkat, para menteri kemudian merencanakan untuk membunuh Jenderal He Jin, paman dari anak Kaisar Lingdi. Ini dimaksudkan untuk mencegah He Jin mengangkat Liu Bian (putra Kaisar Lingdi) sebagai kaisar pewaris tahta.

Rencana ini diketahui oleh He Jin, yang kemudian segera melantik Liu Bian sebagai pewaris tahta, dengan gelar Shaodi, pada April 189 SM.

Selain itu, He Jin juga memerintahkan Dong Zhuo (seorang negarawan pada zaman Dinasti Han) untuk kembali ke ibu kota Luoyang, untuk menghabisi para menteri serta kasim yang ingin merebut kekuasaan. Sebelum Dong Zhuo sampai, He Jin sudah dibunuh dahulu oleh para menteri di dalam istana.

Yuan Shao (penguasa daerah utara Tiongkok) kemudian mengambil inisiatif menyerang istana, dan memerintahkan pembunuhan sebagian menteri dan kasim yang dituduh berkomplot merebut kekuasaan kekaisaran.

Namun, menteri lainnya menyandera Kaisar Shaodi dan adiknya, Liu Xie, ke luar istana. Dong Zhuo mengambil kesempatan ini untuk memusnahkan komplotan menteri tadi, dan menyelamatkan kaisar. Dengan kaisar di bawah pengaturannya, Dong Zhuo kemudian memulai kelalimannya.

Dong Zhuo mulai menyiapkan strategi untuk mengontrol kekuasaan kekaisaran di Cina, dengan membatasi wewenang kekuasaan Kaisar Shaodi. Ia lalu menghasut Lu Bu (panglima jenderal Dinasti Han) untuk membunuh ayah angkatnya, Ding Yuan, dan merebut seluruh kekuatan militernya untuk memperkuat diri sendiri.

Yuan Shao juga diusir olehnya dari Luoyang. Ia membatasi wewenang para menteri, dan memusatkan kekuasaan di tangannya. Setelah itu, Kaisar Shaodi diturunkan dari tahta untuk kemudian digantikan oleh adiknya, Liu Xie, yang menjadi kaisar dengan gelar Xiandi, pada September 189 SM. Sejarawan beranggapan bahwa momentum ini adalah awal Zaman Tiga Negara.

Lahirnya Zaman Tiga Negara

Yuan Shao kemudian mengimbau para jenderal penguasa daerah untuk melawan kelaliman Dong Zhuo. Usahanya membawa hasil 11 batalyon militer, beraliansi untuk melakukan agresi ke Luoyang, guna menumbangkan rezim Dong Zhuo.

Yuan Shao memimpin aliansi yang kemudian dinama i Tentara Pintu Timur. Dong Zhuo merasa takut dan membunuh bekas kaisar Shaodi, membumihanguskan dan merampok penduduk Luoyang, menyandera Kaisar Xiandi, dan memindahkan ibu kota ke Chang'an (sekarang kota Xi'an).

Dalam pelariannya, Dong Zhuo diserang oleh Cao Cao (pejabat Qingzhou wilayah utara Tiongkok) dan Sun Jian yang tergabung dalam Tentara Pintu Timur. Namun karena ada kecemburuan di dalam aliansi, menyebabkan tidak ada bantuan dari jenderal lainnya yang tidak ingin melihat keberhasilan mereka berdua. Aliansi ini kemudian bubar, dan Dong Zhuo meneruskan kelalimannya di Chang'an.

Akhirnya, pada tahun 192 SM, menteri istana bernama Wang Yun bersama Lu Bu menghabisi nyawa Dong Zhuo di Chang'an. Ini mengakibatkan bawahan Dong Zhuo, Li Jue, menyerang istana dan membunuh Wang Yun serta mengusir Lu Bu. Dan Li Jue melanjutkan kelaliman pemerintahan Dong Zhuo.

Setelah Dong Zhuo dijatuhkan, Dinasti Han makin melemah karena kehilangan kewibawaan kekaisaran. Melemahnya kekuasaan istana menyebabkan para gubernur dan penguasa daerah memperkuat diri sendiri, dan menjadi raja kecil di wilayah mereka.

Hal ini menyebabkan munculnya persaingan antar raja-raja dan perang satu wilayah dengan wilayah lainnya. Peristiwa inilah yang akhirnya dikenal dengan nama Zaman Tiga Negara, yang menyebabkan runtuhnya Dinasti Han terakhir.

Related

History 9128818261546018852

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item