Kisah Nabi Musa (5): Peristiwa Mukjizat Terbelahnya Laut Merah

Kisah Nabi Musa (5): Peristiwa Mukjizat Terbelahnya Laut Merah

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Kisah Nabi Musa 4: Pertarungan Melawan Para Ahli Sihir Firaun). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Bani Israil yang makin menderita karena ulah Fir'aun dan pengikutnya, meminta Nabi Musa AS untuk membawa mereka keluar dari Mesir. Setelah mendapat wahyu dari Allah agar mengajak kaumnya pergi meninggalkan Mesir, Musa lalu membawa kaumnya ke Baitul Maqdis.

Mereka pergi secara diam-diam di malam hari. Ketika sampai di tepi Laut Merah, mereka baru menyadari bahwa tentara Fir'aun mengejar mereka. Para pengikut Musa sangat panik, karena tidak bisa lari ke mana pun. Saat itulah turun wahyu agar Musa memukulkan tongkatnya ke laut.

Laut pun membelah, hingga terbentang jalan bagi Musa dan pengikutnya untuk menyeberang.

Fir'aun dan tentaranya mengejar rombongan Musa. Namun, ketika Musa dan pengikutnya telah sampai di tepi, sementara Fir'aun dan tentaranya masih di tengah laut, atas perintah Allah laut pun kembali menutup hingga Fir'aun dan pasukannya tenggelam.

Di saat-saat terakhir menjelang kematiannya, Fir'aun sempat bertaubat dan menyatakan diri beriman kepada Allah. Namun taubat menjelang ajal yang dilakukan Fir'aun sudah terlambat, dan tidak lagi diterima oleh Allah, sehingga matilah ia dalam keadaan tetap kafir.

Kisah tentang ini terdapat dalam surat Tâhâ: 77-79, Asy-Syu'arâ: 60-68, dan Yûnus: 90-92.

Ternyata, mayat Fir'aun tetap utuh sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an surat Yûnus: 92, sebagai tanda bagi umat yang kemudian. Ini telah terbukti dengan diketemukannya mumi Fir'aun (Pharaoh) di Mesir pada abad ke-20 M.

Karunia bagi Bani Israil

Dalam perjalanan ke Mesir, Bani Israil sangat manja. Saat mereka haus, Musa memukulkan tongkatnya ke batu. Dari batu tersebut, memancarlah 12 mata air, sesuai jumlah suku (sibith) Bani Israil, sehingga masing-masing suku memiliki mata air sendiri.

Di Gurun Sinai yang panas terik, tak ada rumah untuk dihuni, tak ada pohon untuk berteduh, maka Allah menaungi mereka dengan awan.

Ketika bekal makanan dan minuman mereka habis, mereka pun meminta Musa memohon pada Allah SWT agar diberikan makanan dan minuman, maka Allah menurunkan Manna dan Salwa kepada mereka.

Manna adalah makanan yang turun dari udara seperti turunnya embun, turun di atas batu dan daun pohon. Rasanya manis seperti madu. Sedangkan Salwa adalah sejenis burung puyuh yang datang berbondong-bondong silih berganti, sampai-sampai hampir menutupi bumi lantaran banyaknya.

Mendapat karunia dan rezeki yang demikian melimpah dari Allah, Bani Israil bukannya bersyukur, malah meminta makanan dari jenis yang lain lagi. Di sinilah mulai terlihat betapa Bani Israil ternyata kufur terhadap nikmat Allah. Berbagai tuntutan dan permintaan dari Bani Israil ini diceritakan dalam surat Al-A'râf: 160 dan Al-Baqarah: 61.

Baca lanjutannya: Kisah Nabi Musa (6): Turunnya Kitab Taurat dan Masalah Patung Anak Sapi

Related

Moslem World 8591013383129891212

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item