Misteri Hilangnya Kapal Waratah yang Tak Pernah Terungkap (Bagian 2)

 Misteri Hilangnya Kapal Waratah yang Tak Pernah Terungkap

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Misteri Hilangnya Kapal Waratah yang Tak Pernah Terungkap - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Namun, pada tahun 2001, setelah dilakukan penelitian lebih lanjut, hasilnya menunjukkan perbedaaan antara SS Waratah dengan bangkai kapal itu. Menurut peneliti, tampaknya tim Emilyn Brown telah menemukan kapal Meadow Nailsea, sebuah kapal yang tenggelam pada masa PD II akibat U boat milik Jerman.

Pada 2004, Emilyn Brown yang selama 22 tahun menghabiskan waktunya untuk mencari SS Waratah, akhirnya menyerah. "Aku telah kehilangan semua pilihan. Sekarang aku tidak tahu harus mencari dimana lagi," kata Emilyn.

Sebab hilangnya SS Waratah

Dewan Perdagangan bereaksi cepat atas hilangnya SS Waratah. Namun mereka sulit mencari bukti maupun petunjuk, karena tidak ada satu pun penumpang SS Waratah yang bisa dimintai keterangan, kecuali Claude Sawyer yang turun di Durban.

Para ahli yang meneliti kapal ini setuju bahwa SS Waratah dirancang dan dibangun dengan baik. Kapal ini juga dalam kondisi layak jalan ketika melakukan pelayaran yang kontroversial itu. Kapal ini telah lulus dalam berbagai inspeksi dari dewan perdagangan yang memberi klasifikasi kapal ini "+100 A1", yaitu rating tertinggi untuk kapal yang telah lulus inspeksi mereka.

Tetapi, para awak kapal yang ikut terlibat dalam pembuatan kapal ini meragukan hal itu. Mereka mengatakan bahwa keseimbangan kapal ini sangat buruk. Bahkan hanya untuk memindahkan kapal ini dari pelabuhan, diperlukan sebuah pemberat untuk membuatnya stabil.

Namun, tentu saja, jika ada yang mengkritik kapal ini, tentu ada yang memujinya. Seorang mantan perwira, yang ikut dalam pelayaran perdana Waratah, mengatakan bahwa kapal tersebut sangat stabil dan mudah dikendalikan. Beberapa mantan krunya juga mengatakan bahwa SS Waratah telah dirancang dengan sempurna.

Terlepas dari berbagai komentar tentang kapal ini, kualitas kerja maupun produk perusahaan pembuat kapal dipertanyakan. Mereka dituding tidak menetapkan standar kualitas yang memadai terhadap produk mereka. Walaupun mereka membantahnya, tapi hal ini telah membuat perusahaan kapal mengalami kerugian.

Sebagian ahli berpendapat, karena SS Waratah adalah kapal yang difungsikan ganda, yaitu untuk penumpang maupun kargo, diperkirakan SS Waratah hanya memuat sedikit barang di saat itu, sehingga berat minimal kapal yang ditetapkan oleh perusahaan pembuat kapal tidak terpenuhi. Karena sebab inilah, SS Waratah tidak mampu bertahan ketika diterjang badai.

Teori Lainnya

Freak Wave (Gelombang Aneh)

Teori ini menjelaskan kemungkinan SS Waratah bertemu salah satu badai terburuk di lautan Afrika Selatan. Gelombang ini dapat mencapai ketinggian 20 meter, dan apabila isu mengenai masalah kestabilan SS Waratah benar, maka teori ini mungkin ada benarnya.

Profesor Mallory dari Universitas Cape Town (1973) menjelaskan bahwa gelombang yang diperkirakan memiliki ketingian hingga 20 meter itu terjadi antara Richards Bay dan Cape Agulhas.

Pusaran air

Beberapa ahli juga berpendapat bahwa mungkin saja SS Waratah dihisap oleh semacam pusaran air yang besar, hingga tersedot ke dalam lautan. Pusaran ini sering di temukan di perairan Afrika Selatan.

Tapi, belum ada yang bisa menjelaskan seberapa besar dan kuat pusaran air itu, hingga dapat menyedot kapal sepanjang kurang lebih 450 kaki.

Ledakan

Para kru kapal Harlow mengatakan bahwa mereka melihat cahaya di SS Waratah. Karena kesaksian itulah, sebagian orang berpendapat bahwa SS Waratah tenggelam karean ledakan di bagian penyimpanan batubaranya.

Namun teori ini runtuh karena tidak mungkin kapal sebesar Waratah langsung hancur dan tenggelam, sementara krunya tidak sempat menyelamatkan diri walau hanya satu orang.

Supranatural

Ada juga yang berpendapat bahwa SS Waratah telah lenyap secara gaib. Teori ini bermula dari pernyataan Claude Sawyer yang turun dari SS Waratah di Durban, setelah dia mendapat penglihatan seseorang dengan pakaian khas zaman dulu.

Sosok itu memegang sebuah pedang yang berlumuran darah. Karena dia memperoleh penglihatan itu, Claude memutuskan tidak melanjutkan pelayaran bersama SS Waratah.

Kapal lain bernama Waratah

Tahun 1848, sebuah kapal dengan nama yang sama, yaitu SS Waratah, tenggelam di sekitar pulau Ushant, dekat kanal Inggris.

Tahun 1887, dua kapal dengan nama Waratah tenggelam di perairan Australia.

Tahun 1889, seluruh kru dari kapal bernama Waratah menghilang di dekat Cape Preston.

Related

Mistery 894105703155173763

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item