Misteri Hubungan Bangsa Maya dengan Makhluk Luar Angkasa (Bagian 1)

Misteri Hubungan Bangsa Maya dengan Makhluk Luar Angkasa

Naviri Magazine - Cerita kuno bangsa Maya mengatakan bahwa 10.000 tahun yang lalu mereka berada dalam peradaban puncak. Walaupun para ahli purbakala meragukan kebenaran “waktu 10.000 tahun yang lalu“ itu, namun tetap saja itu sesuatu yang sangat penting, sebab tidak ada seorang pun yang dapat menjelaskan dari mana asal bangsa Maya dan ke mana perginya mereka.

Penelitian telah membuktikan, kota-kota bangsa Maya tidak dihancurkan oleh peperangan atau bencana alam. Kota-kota itu telah ditinggalkan oleh para penduduknya begitu saja. Setelah itu, bangsa Maya lenyap tanpa bekas.

Mengapa mereka meninggalkan kota mereka yang hebat, yang telah mereka bangun “untuk bertahan sepanjang masa” dengan balok-balok yang utuh?

Telah diakui bahwa yang disebut zaman “sebelum zaman kuno” berada di antara 1000-2000 tahun sebelum Masehi, tetapi dalam hal ini diakui oleh para ilmuwan bahwa mereka sebenarnya tidak mengetahui apa pun mengenai “zaman purbakala “ yang sebenarnya, yang mendahului “zaman sebelum zaman kuno”.

Hanya ada tiga buku kuno tulisan tangan dari bangsa Maya yang masih utuh; lembarannya dibuat dari kulit pohon, dan dilipat-lipat seperti harmonika. Buku-buku itu disebut menurut nama tempat masing-masingnya disimpan: Dresdensis Codex (Codex = buku kuno dalam tulisan tangan), Paris Codex, dan Madrid Codex, yang juga dikenal sebagai Tro-Cortesianus.

Isi tulisannya, yang sudah berwarna kuning karena tua, masih belum bisa dimengerti. Yang telah dapat dipecahkan adalah “sistem menurut nomor” mereka yang sangat baik, tetapi sederhana.

Mereka menghitung dengan goresan-goresan, yang diberi titik-titik di atasnya. Satu titik sama dengan 1, tiga titik dengan 3, dan seterusnya. Angka 5 digambarkan dengan sebuah goresan, sehingga angka 7 menjadi sebuah goresan ditambah dua titik di atasnya.

Bangsa Maya pun mengetahui nilai-nilai nisbi dan nol. Mereka menggunakan sistem “vigesima”, atas dasar 20. Kalau mereka ingin menulis bilangan 23, mereka menaruh tiga titik di tempat “satuan” dan satu goresan di tempat “dua puluh”. Mudah untuk membedakan “goresan dua puluh” dari “goresan limaan”.

Goresan dua puluhan diberi tempat jauh lebih tinggi daripada tempat goresan limaan. Kalender bangsa Maya mempunyai kualitas yang amat tinggi. Tanggal permulaan urutan waktu mereka adalah suatu hari dalam tahun 3113 sebelum Masehi.

Para ahli dari Amerika selatan menyatakan, tahun gaib 3113 sebelum Masehi itu tidak ada hitungannya dengan sejarah yang sebenarnya dari bangsa Maya, tetapi hanya mempunyai nilai “simbolis”, seperti ucapan “sejak diciptakannya dunia”.

Bagaimana mereka dapat mengatakan itu secara demikian pasti, kalau kita tidak mengetahui dari mana asal datangnya orang Maya dan ke mana mereka lenyap? Sangat banyak tulisan mengenai kalender bangsa Maya. Satu kenyataan adalah, kalender itu menggunakan sistem putaran-putaran tahun yang setiap putarannya berjangka waktu 374,000 tahun.

Bangunan-bangunan didirikan menurut kalender mereka: Untuk tiap hari selama sebulan, ada sebuah anak tangga. Untuk tiap bulan, sebuah mimbar, dan akhirnya pada hari yang ke 365 berdirilah sudah tempat pemujaan.

Kelihatannya, orang-orang bangsa Maya dari zaman kuno membuat bangunan-bangunan keagamaan mereka bukan karena terdorong oleh kebutuhan kepercayaan, melainkan karena kalender memaksa mereka atas suatu kewajiban yang harus mereka penuhi.

Observatorium para ahli perbintangan mereka, sebuah bangunan bundar di atas dua teras raksasa yang menjulang tinggi di atas hutan belukar, terletak di Chichen Itza. Para ahli perbintangan bangsa Maya mengetahui orbit bulan sampai pada empat desimal, dan mereka juga dapat menghitung tahun planet Venus sampai pada tiga desimal.

Menurut cerita kuno, para dewa permulaan bangsa Maya berasal dari bintang-bintang, mengadakan hubungan dengan bumi, dan kemudian kembali lagi ke bintang-bintang. Dalam “Popol Vuh”, sebuah cerita kuno bangsa Maya, dikemukakan bahwa 4.000 pemuda dari cakrawala kembali ke “bintang tujuh“, setelah mereka menderita kekalahan dalam perkelahian dengan manusia.

Dewa Kukulkan rupa-rupanya betukar berita dengan bangsa Aztec, yang bernama Quetzalcoatl. Dia digambarkan sebagai seekor ular terbang yang berbulu, dan datang dari langit. Kalau orang-orang bangsa Maya setiap hari melihat ular-ular merayap di tanah, maka sulit dimengerti, mengapa ular-ular dalam gambaran dan relief mereka dapat terbang.

Tulisan-tulisan bangsa Maya yang masih ada meliputi 208 halaman yang dilipat, menurut cara harmonika. Melihat banyak dan beragamnya tanda-tanda, bentuk-bentuk, lambang-lambang, dan kombinasi, tidak mengherankan kalau sampai sekarang hanya sedikit yang dapat dipecahkan artinya.

Lukisan-lukisan pada serat pohon, yang diberi lapisan tipis dari kapur sebagai landasan lukisannya, disimpan di antara dua lembaran kaca. “Dresden Codex” mempunyai 74 halaman, dan berisi perhitungan mengenai perbintangan, juga berisi daftar-daftar mengenai perjalanan dan gerak bulan serta planet Mars.

Pada lukisan-lukisan itu selalu terlihat adanya makhluk mengerikan yang berbentuk seperti ular di dekat bilangan-bilangan. Makhluk itu dihubungkan dengan bulan, dan memuntahkan air ke bumi. Makhluk “manusia“-nya mengenakan topeng dan perlengkapan kepala yang rumit, juga kelihatannya mengenakan semacam pakaian selam.

Baca lanjutannya: Misteri Hubungan Bangsa Maya dengan Makhluk Luar Angkasa (Bagian 2)

Related

Mistery 2561898761440614528

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item