Misteri Hubungan Bangsa Maya dengan Makhluk Luar Angkasa (Bagian 2)

Misteri Hubungan Bangsa Maya dengan Makhluk Luar Angkasa

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Misteri Hubungan Bangsa Maya dengan Makhluk Luar Angkasa - Bagian 2). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Apakah mereka pendeta-pendeta bangsa Maya yang sedang melakukan percobaan-percobaan, ataukah binatang-binatang? Mereka makhluk-makhluk yang tidak dapat ditentukan makhluk apa sebenarnya, dengan menggunakan banyak peralatan yang aneh-aneh.

“Paris Codex“ dibeli oleh Bibliotheque Nationable (Perpustakaan Nasional) di tahun 1832 dari koleksi seseorang. Dibuat dari bahan yang sama dengan bahan “Dresden Codex” dan mempunyai 22 halaman yang sudah sangat rusak.

Dalam abad terakhir, pemeliharaan terhadap halaman-halaman yang dilipat-lipat itu demikian buruk, sehingga kini hanya tinggal dua halaman yang dapat dipertunjukkan dalam sebuah kotak kaca. “Paris Codex“ terutama berisi ramalan-ramalan menurut kalender.

“Madrid Codex” disimpan di “Museo de America” di Madrid, dan terdiri dari 112 halaman bergambar, yang dapat terlihat gambar dewa-dewa dalam sikap upacara keagamaan yang besar. Gambar-gambar dan bagian-bagiannya, sampai yang kecil-kecil, sangat menarik. Kita dapat melihat segala macam benda dalam gambar-gambar itu.

Dewa-dewa berasap pada kulit bumi, dewa-dewa sebelum makan pembuluh darah, hukuman dengan tusukan pada lidah, juga seorang dewi dengan kepala ular pada roda pemintal.

Selama penyelidikan-penyelidikannya di lapangan dari tahun 1949 sampai 1952, seorang ahli purbakala bangsa Mexico, bernama Alberto Ruz Lhuiller, menemukan sebuah kamar penyimpanan jenazah di “Kuil naskah tulisan tangan“ di Palenque.

Dari kamar depan kuil yang berada di mimbar tertinggi sebuah piramida bertangga, terdapat sebuah bordes yang miring agak curam dan licin karena kelembapan udara, yang menjurus ke bawah sampai hampir 75 kaki, dan berakhir sampai 6 kaki di bawah tanah.

Tangganya disembunyikan demikian rupa, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tangga itu tadinya dirahasiakan. Ukuran dan letak kamar itu cocok dengan “pengertian tentang ilmu gaib“. Para ahli purbakala membutuhkan waktu tiga tahun untuk membersihkan tangga itu, dari puncak sampai ke dasarnya.

Lantai ruangan itu terbuat dari satu batu utuh berukuran panjang 14 kaki dan lebar 7 kaki, dengan gambar relief yang luar biasa. Ukiran-ukiran bangsa Maya terdapat di sekitar sudut-sudut permukaan yang datar itu, tetapi hanya sedikit dari ukiran-ukiran itu yang dapat dipecahkan artinya.

Batu datarnya dihias ukiran-ukiran tulisan seperti yang terdapat di Dresden Paris dan Madrid Codex. Dalam gambar-gambar itu ada sebuah topeng dewa bumi, dengan hiasan-hiasan bulu di dadanya, tali-tali dan pipa-pipa dari batu berwarna, dan tidak ketinggalan pula seekor burung yang dianggap suci (burung Kwitzel dari Amerika tengah).

Paul Rivet, salah seorang dari kelompok ahli-ahli purbakala yang telah menemukan kamar jenazah dalam kuil di Palenque, berkata bahwa orang Indian digambarkan sedang duduk di altar pengorbanan, dan di belakang tempat duduknya terukir rambut jenggot Dewa Cuaca, motif-motif yang selalu timbul di kota-kota Maya.

Di bawah batu utuh yang dihias indah itu, terdapat sebuah kerangka dalam peti mati yang dicat merah. Sebuah topeng emas menutupi muka kerangka; beberapa butir batu terdapat di sebelah kerangka, seakan-akan merupakan benda-benda upacara keagamaan dan benda-benda yang dikorbankan.

Akhirnya, dari semuanya, ada batu kuburan yang di tengahnya terdapat makhuk aneh yang duduk agak membungkuk ke depan, seperti seorang astronot di dalam module komando.

Makhluk asing itu mengenakan sebuah topi helm, dan dari bagian belakang topi helm itu mencuat dua batang pipa. Di depan hidungnya terdapat pipa oksigen. Makhluk itu tampak sedang mengerjakan alat semacam tombol pengamatan dengan kedua tangannya. Jari-jari yang sebelah atas disusun seakan-akan sedang menyetel sebuah tombol yang ada di depannya. Tumit kaki kirinya berada di atas pedal bertangga.

Yang melihat relief di Palengue itu akan heran melihat kenyataan bahwa “orang kuno yang berada di atas altar pengorbanan“ itu mengenakan pakaian yang sangat modern. Tepat di bawah dagunya terdapat semacam leher gulung sebuah kemeja wol. Bajunya yang sempit mempunyai lengan baju, yang ujung pergelangan tangannya dilipat ke atas.

Dia menggunakan ikat pinggang lebar, dan mengenakan celana panjang, yang bagian atasnya lebar, sedangkan bagian bawahnya, mulai dari sedikit di atas lutut sampai pergelangan kaki berukuran sempit. Di pergelangan kakinya terlihat pakaian seperti kaos kaki lengkap bagi seorang astronot. Peralatan di dalamnya, tempat si petualang ruang angkasa itu duduk meringkuk dengan kaku, menunjukkan ciri-ciri teknis peralatan untuk perjalanan ruang angkasa.

Apakah sebenarnya bangsa Maya kuno berhubungan dengan makhluk angkasa luar, sebagaimana yang ditunjukkan relief-relief itu? Sepertinya, kemungkinan itu sedikit memberi jawaban atas ketinggian peradaban mereka, sekaligus menjawab misteri atas hilangnya bangsa Maya secara tiba-tiba.

Related

Mistery 1641371771302826373

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item