Secara Ilmiah, Bersedekah Memang Membuat Orang Lebih Bahagia

Secara Ilmiah, Bersedekah Memang Membuat Orang Lebih Bahagia

Naviri Magazine - John M. Grohol, Psy.D., seorang psikolog, menulis di psychcentral, menyebutkan bahwa uang tak selalu bisa memberikan kebahagiaan. Tentu Anda bisa dengan gegas berkata, "Oh saya lebih memilih menangis di Jaguar atau Ferari daripada di dalam Bajaj," tapi bukan berarti uang membuat seseorang menjadi lebih baik.

Ia menyebutkan, uang menjadi sumber kebahagiaan ketika diberikan kepada orang lain sebagai bentuk amal, atau uang itu dimanfaatkan untuk mengembangkan diri kita sendiri.

Berdasarkan riset dari Gallup dan Charities Aid Foundation, disebutkan setidaknya ada 10 negara yang warganya merupakan orang paling dermawan di dunia. Laporan yang bertajuk World Giving Index itu menunjukkan bahwa banyak orang di negara-negara dunia ketiga menjadi bahagia karena bersedekah.

Myanmar, misalnya, terlepas perlakuan mereka terhadap orang Rohingya, merupakan negara paling dermawan, dengan rata-rata pendonor yang mengaku sangat bahagia bisa berbagi.

Seperti bersedekah, kepedulian terhadap sesama bisa jadi sumber kebahagiaan. Kepedulian atau empati juga punya manfaat menjadi sumber kebahagiaan. Kepuasan yang dilahirkan ketika kita menjadi relawan, menolong manusia, dan berbagi adalah kebahagiaan yang murni.

Sylvia A Morelli dari Stanford University dan Matthew D. Lieberman dari University of California Los Angeles menyebut ketika kita berempati, dalam otak kita terjadi proses yang berkaitan dengan kebahagiaan, kesedihan, dan rasa cemas.

Empati menghadirkan rasa sedih ketika kita melihat tragedi, menghadirkan kecemasan ketika ada bencana, dan kebahagiaan ketika mampu menolong orang yang kita sayang. Sebaliknya, ketika kita dibantu, lantas dengan tulus mengucapkan terima kasih, akan muncul kebahagiaan.

Relasi dua arah antara manusia yang saling membantu adalah sumber kebahagiaan hakiki. Di sini kebahagiaan tak lagi diukur dengan seberapa banyak uang yang Anda miliki, atau seberapa sering Anda traveling ke negara-negara asing. Kebahagiaan adalah konsep yang menjadi kabur tergantung bagaimana jalan hidup Anda.

Di sini, peran teman dan lingkungan sangat penting. Teman kantor atau teman bermain bisa membentuk mood kita setiap hari.

Dalam riset yang dilakukan oleh Social Market Foundation bersama University of Warwick’s Centre for Competitive Advantage in the Global Economy, di Inggris, menyebutkan rekan kerja yang baik akan mendorong semangat pekerja lain untuk menjadi lebih maksimal. Baik dalam hal ini menghadirkan suasana kerja yang riang dan bahagia.

Studi lain menyebutkan, seseorang yang menghabiskan enam sampai tujuh jam sehari bersama teman baiknya, merasakan pengalaman membahagiakan. Hal ini mendorong ia untuk berpikir positif dan bekerja lebih baik. Tapi seseorang bisa saja menjadi getir, pahit, dan sinis memandang hidup. Itu adalah hal yang wajar. Jadi tidak wajar adalah susah melihat kebahagiaan orang lain.

Related

Science 7782789718069947960

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item