Suku Cahokia, Leluhur Amerika yang Tidak Dikenal Orang Amerika

Suku Cahokia, Leluhur Amerika yang Tidak Dikenal Orang Amerika

Naviri Magazine - Cahokia adalah kota penduduk asli Amerika kuno (600–1400) di dekat Collinsville, Illinois. Situs seluas 2.200 acre (8.9 km²) ini meliputi 120 gundukan buatan, meskipun hanya 80 yang masih bertahan hingga sekarang.

Mereka membangun 120 gundukan (mound), beberapa gundukan setinggi sepuluh lantai, di situs konstruksi prasejarah terbesar di utara Meksiko. Para Cahokians adalah orang-orang canggih yang tampaknya tidak berhubungan dengan suku-suku asli Amerika lain yang dikenal.

Pada tahun 1250, populasi Cahokia menyaingi populasi kota Paris dan London, Pada puncaknya, tahun 1300, Cahokia diperkirakan dihuni oleh 40.000 orang. Dan rekor tersebut baru terpecahkan di tahun 1800 oleh sebuah kota modern AS. Setelah tahun 1300, populasi Cahokia menurun, karena alasan yang tidak diketahui, dan kota itu dibiarkan kosong hingga beberapa abad.

Cahokia adalah bangsa yang canggih untuk orang asli Amerika, namun mereka tidak meninggalkan catatan tertulis. Para arkeolog hanya menemukan simbol pada tembikar, batu, dan kayu.

Karena para arkeolog tidak menemukan prasasti atau catatan lainnya, sebagian besar dari kota Cahokia asli (termasuk namanya) masih belum diketahui. Nama Cahokia sebenarnya diberikan untuk wilayah ini tahun 1600-an, yang sebenarnya adalah nama untuk penduduk asli Amerika yang menetap di sekitar wilayah ini beberapa abad kemudian.

Fitur yang paling mencolok dari Cahokia adalah gundukan-gundukan tanah. Para ahli percaya, ribuan pekerja telah memindahkan kira-kira 55 juta kaki tanah dalam jangka waktu beberapa dekade. Para pekerja tidak memiliki teknologi yang kompleks atau teknik bangunan, jadi pembuatan gundukan-gundukan ini tidak sama dengan pembuatan piramida Mesir.

Para pekerja membawa tanah naik ke setiap gundukan dengan tangan dalam keranjang anyaman, dan itu dilakukan beberapa kali setiap hari.

Gundukan yang terbesar disebut Monks Mound, dan dianggap telah menjadi pusat 'Grand Plaza' dari Cahokia. Monks Mound tingginya 28 m, panjang 290 m, lebar 255 m, dan meliputi wilayah seluas 14 acre. Bagian atas Monks Mound memiliki bidang datar yang besar, dan menurut para sejarawan dulunya di situ adalah tempat berdirinya sebuah kuil sebesar 5.000 kaki persegi, dengan tinggi sekitar 50 meter.

Kuil ini dianggap telah menjadi kediaman kepala pemerintahan, dan dikatakan terlihat dari mana saja di Cahokia. Dari 120 gundukan tanah yang orang-orang Cahokian bangun, hanya 80 buah yang bertahan hingga hari ini.

Pertanian dan industrialisasi di daerah ini sekarang telah merusak dan meratakan 40 gundukan selama 200 tahun terakhir, karena berbagai alasan. Dari 40 gundukan yang telah rusak atau diratakan, 29 di antaranya telah ditemukan lokasinya oleh para arkeolog.

Fitur yang paling signifikan kedua dari Cahokia adalah Woodhenge. Meskipun tidak seterkenal seperti Woodhenge Inggris (2 km dari Stonehenge), versi Amerika ini tampaknya juga dibuat untuk melayani tujuan yang sama.

Arkeolog yang menemukan Woodhenge menemukan gambar pada kayu yang melambangkan bumi dan empat arah mata angin, dengan pola yang tampaknya mengikuti matahari. Woodhenge ditemukan berdekatan dengan Monks Mound, dan beberapa waktu kemudian Woodhenge lain ditemukan di gundukan (mound) 72.

Gundukan 72 adalah penemuan arkeologi paling signifikan pada situs. Selama penggalian, mayat-mayat manusia ditemukan: diantaranya mayat seorang pria berusia 40-an, yang dipercaya dulunya seorang kepala suku Cahokian.

Di bawah kuburannya, para ahli menemukan lebih dari 250 mayat lain, enam puluh persen dari mayat-mayat itu diyakini telah menjadi korban pembunuhan atau eksekusi ritual. Hal ini diketahui karena banyaknya mayat yang tanpa tangan dan tengkorak.

Lalu, lebih dari lima puluh wanita berusia 21 tahun ditemukan di dekatnya dalam lapisan yang terpisah, dan akhirnya sebuah kuburan massal dengan lebih dari 40 pria dan wanita yang tampaknya telah dibunuh secara kejam. Bahkan beberapa bukti menunjukkan bahwa beberapa masih hidup ketika mereka dikuburkan, mencakar-cakar, mencoba mencari jalan keluar dari tumpukan mayat lainnya.

Penggalian di sekitar Mound 34 telah menemukan sebuah bengkel pembuatan barang-barang tembaga Cahokia kuno. Penemuan ini penting, karena sebelum penemuan ini para ahli tidak tahu pasti bagaimana awal teknologi tembaga mulai muncul di seluruh Amerika Serikat.

Keruntuhan peradaban Cahokia adalah bagian yang paling misterius. Bagaimana peradaban ini berakhir dan punah, para sejarawan belum mengetahuinya secara pasti. Hipotesis utama adalah erosi dari perburuan dan penebangan hutan yang berlebihan, invasi dari suku luar, penyakit, atau ditinggalkan akibat keruntuhan politik.

Peradaban ini dianggap telah makmur selama hampir 800 tahun, dan mengingat bagaimana primitifnya teknik pertanian yang ada pada saat itu, tidak mengherankan tanah di situ akhirnya tak subur lagi. Pohon-pohon jadi jarang, dan polutan dari operasi pembuatan tembaga mentah mencemari tanah sekitarnya, membuat setiap tanaman beracun bahkan sebelum panen.

Kehancuran karena invasi suku luar memang mungkin, tapi sangat kecil, mengingat tidak ditemukan bekas-bekas pertempuran, dan tidak ada kuburan massal warga sipil yang telah ditemukan.

Cahokia adalah salah satu dari hanya dua puluh satu Situs Warisan Dunia UNESCO di Amerika Serikat, dan merupakan situs arkeologi terbesar di negara itu. Namun sedikit dari rakyat Amerika yang pernah mendengar nama Cahokia.

Related

History 3588182144152736560

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item