Misteri Pesawat-pesawat yang Jatuh di Gunung Salak (Bagian 2)

Misteri Pesawat-pesawat yang Jatuh di Gunung Salak

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Misteri Pesawat-pesawat yang Jatuh di Gunung Salak - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Ekspedisi ini mencatat ratusan macan gembong atau harimau, bertempat tinggal di sebuah bangunan dekat Kebun Raya Bogor sekarang. Selain itu, ditemukan rawa yang berisi badak di sekitar Sawangan, dinamakan Rawa Badak, dimana di ujung Rawa Badak ditemukan juga situs parit dan bekas tembok keraton yang dijadikan sarang macan. Sekarang, sarang macan ini dikenal sebagai pertigaan beringin di Sawangan.

Selain catatan-catatan arkeologi, ada catatan mistis tentang segitiga Bogor.

Orang zaman dulu lebih mengenal Gunung Salak dengan sebutan Gunung Buled (bulat) karena bentuk puncaknya menyerupai lingkaran. Konon, penamaan Salak berasal dari penemuan buah salak besar.

Gunung Salak pernah meletus dua kali. Yang pertama pada tahun 1669, dan kedua tahun 1824. Letusan pertama sempat meratakan desa atau wilayah yang berada di bawahnya. Di kaki Gunung Salak, pernah berdiri kerajaan Hindu pertama di Jawa Barat, dengan nama Salakanagara, pada abad ke-4 dan 5 Masehi.

Kemungkinan besar, penamaan Salak berasal dari kerajaan ini, karena dilihat dari konsonan vokal terdapat kemiripan. Salakanagara dipimpin oleh seorang raja dengan gelar Raja Dewawarman I-VIII. Tidak jelas asal usul dan nama asli para raja yang menguasai semenanjung Sunda tersebut, namun terungkap jika mereka berasal dari India Selatan.

Terungkapnya kerajaan Salakanagara bermula dari penemuan tulisan Raja Cirebon yang berkuasa tahun 1617 Wangsakerta, yang ditemukan pada abad ke-19 Masehi. Dari sinilah kemudian diketahui, kerajaan Hindu pertama di Jabar bukan Tarumanagara, tapi Salakanagara.

Ada sekitar 20 kitab yang tersebar, dan dikumpulkan oleh peneliti asal Belanda dan Indonesia. Tulisan Wangsakerta sempat menyinggung tentang Salakanagara yang dipimpin oleh Raja Dewawarman dari India Selatan.

Konon, Raja Dewawarman memiliki banyak keturunan. Di antaranya pernah menjadi raja besar di Tanah Jawa, seperti Purnawarman yang memerintah Tarumanagara, dan Mulawarman yang jadi raja di Kutai Kartanagara. Tapi, meletusnya Gunung Salak pada tahun 1669 diduga ikut mengubur barang peninggalan bersejarah dari kerajaan Salakanagara.

Ada tiga gunung yang dianggap angker di masa Mataram Sultan Agung, pertama Gunung Merapi, Kedua Gunung Slamet, dan Ketiga Gunung Halimun. Di antara ketiganya, Gunung Halimun dianggap paling angker, karena memiliki misteri luar biasa. Sampai saat ini, banyak peristiwa jatuhnya pesawat di sekitar segitiga Gunung Halimun - Gunung Salak - Gunung Gede.

Dari cerita diatas, adakah hubungannya dengan kejatuhan pesawat Sukhoi yang terkena medan magnetis Gunung Halimun - Salak - Gede? Terlebih dikatakan kondisi pesawat Sukhoi dalam keadaan prima, dan merupakan pesawat terbaik milik Rusia.

Prabu Siliwangi, menurut cerita mistik, adalah penunggu Gunung Salak. Gunung Salak, oleh warga sekitar, juga dianggap angker. Hal ini terkait dengan adanya mitos Prabu Siliwangi, raja Padjajaran, yang sampai saat ini kuburannya belum diketahui letaknya.

Konon, Prabu Siliwangi menghilang di Gunung Salak untuk menghindari kejaran Kian Santang. Prabu Siliwangi, yang bersembunyi di belantara, kemudian terkepung. Tapi ajaibnya, sang Prabu bisa meloloskan diri dengan mengapung ke udara. Tempat menghilangnya Prabu Siliwangi kemudian dinamakan ‘pengapungan’ yang berlokasi tidak jauh dari Kawah Ratu.

Di kawasan Gunung Salak juga terdapat banyak makam raja. Menurut juru kunci Gunung Salak, H. Marsa, setidaknya ada 40 makam kuno yang berusia ratusan tahun. Selain makam, ada juga petilasan suci yang banyak tersebar di berbagai titik, seperti petilasan Prabu Siliwangi yang berada di kaki Gunung Salak, Bogor, dengan total mencapai lebih dari 91 lokasi.

Ada yang menyebut bahwa Gunung Salak merupakan lokasi tempat pernikahan antara manusia dan jin. Ada pula cerita yang menyebut bahwa lokasi itu, karena keangkerannya, dijadikan tempat penyimpanan harta Belanda berupa emas, saat menjajah Indonesia.

Di kawahnya, yang juga disebut “Kawah Ratu”, masih terdapat sumber sulfur dan belerang, baik berupa gas, uap, ataupun kubangan yang panas dan mendidih. Kawah itu bisa tiba-tiba mengeluarkan asap belerang yang meracuni paru-paru. Ada sederet peristiwa di wilayah tersebut yang korbannya meninggal dunia.

Karena kondisi tersebut, Kawah Ratu juga dianggap sebagai lokasi yang keramat dan berbahaya oleh warga sekitar dan para pecinta alam.

Related

World's Fact 1461740476832769573

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item