Ini Urutan 10 Peristiwa dan Tanda-tanda Akan Terjadinya Kiamat

Ini Urutan 10 Peristiwa dan Tanda-tanda Akan Terjadinya Kiamat

Naviri Magazine - Para ulama berbeda pendapat terkait urutan terjadinya tanda-tanda kiamat. Imam Al-Qurtubi mengatakan, tanda-tanda kiamat besar yang disebutkan secara bersamaan dalam hadits-hadits tidak berurutan, tidak terkecuali riwayat Muslim dari Hudzaifah.

Salah satu hadits sahih yang berkaitan dengan kiamat, yang pasti adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Sahihnya, dan juga diriwayatkan oleh beberapa perawi hadits, serta diakui oleh para ulama adalah hadits berikut:

Hudzaifah bin Asid Al-Ghifari berkata, “Rasulullah SAW menghampiri kami saat kami tengah membicarakan sesuatu. Ia bertanya, ‘Apa yang kalian bicarakan?’ Kami menjawab, ‘Kami membicarakan kiamat.’ Ia bersabda, ‘Kiamat tidak terjadi sehingga kalian melihat sepuluh tanda-tanda sebelumnya.’

“Rasulullah menyebut kabut, Dajjal, binatang (ad-dabbah), terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam AS, Ya'juj dan Ma'juj, tiga gerhana; gerhana di timur, gerhana di barat dan gerhana di jazirah Arab, dan yang terakhir adalah api muncul dari Yaman, menggiring manusia menuju tempat perkumpulan mereka.” (Lihat Abul Husain Muslim bin Hajjaj bin Muslim An-Naisaburi [Beirut, Darul Afaq Al-Jadidah: tanpa tahun], juz VIII, halaman 178).

Tanda-tanda kiamat dalam hadits ini disebut sebagai tanda-tanda kiamat kubra (hari akhir). Ada sepuluh tanda kiamat yang disebutkan dalam hadits ini. Namun yang disebutkan dalam hadits tersebut hanya ada delapan:
  1. Pertama, munculnya kabut (dukhan)
  2. Kedua, munculnya Dajjal
  3. Ketiga, munculnya Dabbah
  4. Keempat, terbitnya matahari dari barat
  5. Kelima, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj
  6. Keenam, munculnya Isa bin Maryam
  7. Ketujuh, adanya tiga gerhana, di timur
  8. Kedelapan, gerhana di barat;
  9. Kesembilan, gerhana di jazirah Arab.
  10. Kesepuluh, adanya api yang muncul dari Yaman, kemudian menggiring manusia menuju tempat berkumpul.
Al-Qurthubi menyebutkan bahwa ada hadits lain yang menyebutkan tanda-tanda tersebut secara berurutan, yakni hadits Muslim dari Hudzaifah dalam riwayat yang berbeda, yang menyebutkan bahwa tanda yang pertama kali muncul adalah tiga gerhana.

Menurut Al-Qurthubi, kejadian ini sudah pernah terjadi di masa Rasul SAW. Sedangkan tanda-tanda setelahnya masih banyak diperdebatkan urutannya. (Lihat Muhammad Syamsul Haq Abadi, Aunul Mabud Syarh Abu Dawud, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah: 1415 H], juz XI, halaman 290-291).

Oleh karena itu, simpulan dari kajian hadits-hadits terkait tanda-tanda kiamat ini adalah tanda-tanda kiamat yang disebutkan dalam hadits yang sifatnya hanya prediksi Rasul SAW.

Bahkan kepastian urutannya pun masih diperdebatkan. Begitu juga waktu kejadiannya. Ada yang menyebut bahwa sebagian sudah terjadi, ada juga yang menyebutnya belum terjadi, bahkan perdebatan ini sudah terjadi pada masa sahabat.

Jika ada kejadian di masa sekarang yang sesuai dengan tanda-tanda kiamat yang disebutkan dalam berbagai hadits tersebut, belum tentu itu menjadi tanda yang pasti. Bisa juga kejadian yang sama akan terjadi di masa mendatang, karena Rasul sendiri tidak mengetahui kapan tanda-tanda tersebut terjadi.

Hal ini sesuai dengan yang telah disebutkan oleh Al-Quran Surat Al-A’raf ayat 187 ketika Rasul SAW ditanya kapan terjadinya kiamat.

“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat, ‘Bilakah terjadinya?’ Katakanlah, ‘Sungguh pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku. Tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia.’”

Fakhruddin Ar-Razi menyebutkan bahwa salah satu hikmah tidak diketahuinya waktu terjadinya kiamat adalah agar manusia tetap beribadah, dan mencegah diri dari perbuatan maksiat tanpa memperhatikan kapan terjadinya kiamat.

“Adapun sebab dirahasiakannya kiamat dari seorang hamba adalah jika mereka tidak mengetahui waktu terjadinya kiamat, maka mereka akan senantiasa menjadikannya sebagai peringatan. Maka hal itu akan lebih dekat dengan ketaatan dan menghindari dari maksiat.

“Kemudian, sungguh Allah SWT menguatkan makna ini dengan potongan ayat, ‘Tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya.’ Makna dari al-tajliyah adalah menjelaskan kedatangan sesuatu.

“Maksudnya, tidak akan dijelaskan waktu kejadian tersebut secara terperinci kecuali Allah SWT, yakni tidak ada yang kuasa menjelaskan waktu terjadinya kiamat dengan kabar dan pemberitahuan kecuali Allah SWT.” (Lihat Fakhruddin Ar-Razi, Mafatiul Ghaib, [Beirut, Daru Iya’it Turats: 1420 H], juz XV, halaman 423).

Maka dari itu, cara bijak memahami dan mempertemukan hadits-hadits tentang kiamat yang berbeda-beda tersebut adalah dengan meninjau maksud nabi (maqasidi) ketika menyebutkan tanda-tanda tersebut kepada para sahabat.

Saat itu para sahabat masih bertanya-tanya tentang kebenaran adanya kiamat. Jawaban Rasul SAW dengan menyebutkan tanda-tanda tersebut bertujuan agar para sahabat tidak menghabiskan waktunya untuk selalu memikirkan kiamat.

Selain itu, ketidakpastian tanda-tanda kiamat yang ada dalam hadits Rasul SAW ini hanya sebagai penguat bahwa kiamat memang ada, tetapi tidak akan disebutkan kapan terjadi.

Semuanya ini bertujuan agar orang Mukmin senantiasa beribadah kapan dan di mana saja tanpa mengenal waktu. Jika kiamat dan tanda-tandanya sudah jelas, maka setiap orang akan meremehkan ibadahnya, dan hanya beribadah ketika mendekati kiamat. Wallahu a’lam.

Related

Moslem World 5403256654791442877

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item