Di Perusahaan Ini, Karyawan Boleh Libur Kalau Sedang Malas Kerja

Di Perusahaan Ini, Karyawan Boleh Libur Kalau Sedang Malas Kerja

Naviri Magazine - Kadang, kita mengalami malas berangkat kerja. Malas di sini maksudnya kalian merasa hari itu kondisi mental sedang tidak stabil, atau lagi tidak 'mood', sehingga ogah-ogahan pergi ke kantor. Kalian bukan mau resign atau apa, cuma butuh waktu untuk istirahat dan menenangkan pikiran. Sayangnya, banyak perusahaan biasanya tidak bersedia memberi izin libur kalau alasannya seperti itu.

Lebih parah lagi, ada yang tidak segan-segan memotong gaji atau memecat karyawannya, kalau mereka tidak ngantor sehari tanpa alasan. Kalian juga mungkin akan merasa bersalah kalau tidak masuk kerja. Rasanya kalian sudah membebani rekan kerja karena ambil cuti tahunan.

Untungnya, para karyawan Dinosaur Park Cultural Tourism Group di Kota Changzhou, Cina, tidak perlu lagi pura-pura sakit atau bikin alasan aneh setiap kali merasa lelah hati dan pikiran.

Kebijakan perusahaan, yang dinamai “mood day”, mengizinkan karyawan untuk ambil jatah libur satu kali dalam sebulan. Mereka tidak perlu beralasan macam-macam, karena manajemen tidak akan menanyakannya. Cukup beri tahu kantor, dan mereka tidak perlu khawatir gajinya dipotong.

Pada dasarnya, “mood day” sama dengan hari kesehatan mental di perusahaan lain. Karyawan dapat meminta libur karena sedang stres atau ada masalah pribadi. Perusahaan ini sebenarnya sudah memberlakukan kebijakannya sejak tiga tahun lalu, tetapi baru sekarang mendapat perhatian dari media.

Beritanya diviralkan oleh pencari kerja muda yang tergoda dengan janji keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik. Pasalnya, mencari perusahaan yang punya kebijakan cuti untuk kesehatan jiwa dan tetap dibayar hampir mustahil di Cina. Laporan mengatakan banyak generasi muda yang iri dengan kebijakan perusahaan tersebut.

Bisa tidak ya, perusahaan lain di seluruh dunia melakukan hal yang sama?

Cina termasuk salah satu negara di Asia yang terkenal akan jam kerja panjang dan budaya kerjanya yang tidak sehat. Di Jepang, banyak tenaga kerja yang tewas karena terlalu banyak bekerja. Fenomena ini bahkan punya istilahnya sendiri, yaitu karoshi.

Beberapa bulan lalu, ada pelayan restoran yang kepalanya diceburkan ke dalam panci berisi air mendidih oleh atasannya. Sementara itu, di Korea Selatan, laporan polisi menunjukkan ada lebih dari 500 orang yang stres pada 2018 karena pekerjaannya.

Dalam upaya mempromosikan kesejahteraan masyarakat, pemerintah Tiongkok memperkenalkan UU Kesehatan Mental Republik Rakyat Tiongkok pada 2013. Undang-undang ini adalah yang pertama yang membahas kesehatan jiwa di sana. Itu adalah langkah besar, mengingat masalah kesehatan mental masih sangat tabu.

Akan tetapi, undang-undang tersebut tampaknya tidak berarti banyak di tempat kerja. Meskipun undang-undang ketenagakerjaan sudah membatasi jam kerja sampai delapan jam saja dan lebih dari itu berarti lembur, survei tahun 2017 yang dilakukan perusahaan konsultan Kantar Health menemukan lebih dari 40 persen responden bekerja di atas 50 jam seminggu, dan tidak memperoleh uang lembur sama sekali. Dari 40 persen itu, setengahnya mengalami kecemasan.

Masalah kesehatan mental jelas bukan sesuatu yang bisa diselesaikan hanya dengan libur kerja. Namun, sebagai karyawan, kita menganggap kebijakan ini sebagai tanda kemajuan. Kita hanya bisa berharap perusahaan di seluruh dunia juga memberlakukan kebijakan yang sama.

Related

World's Fact 1154485000467494033

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item